Inilah 5 Ciri Wanita Penghuni Surga. Apakah di Antaranya Ada Padamu?

Inilah 5 Ciri Wanita Penghuni Surga. Apakah di Antaranya Ada Padamu?

Inilah 5 Ciri Wanita Penghuni Surga. Apakah di Antaranya Ada Padamu
Ilustrasi bunga mawar.

Suaramuslim.net – Setiap wanita muslim tentu bercita-cita meraih rida Allah dan masuk ke dalam surga-Nya kelak. Wanita muslim yang masuk ke dalam surga akan menjadi ratu para bidadari surga. Maka, untuk meraih kesuksesan akhirat berupa surga hendaklah kita menjadikan figur empat wanita penghulu surga sebagai panutan. Mereka adalah Maryam binti Imran, Fatimah binti Muhammad, Khadijah binti Khuwailid dan Asiah binti Muzahim, istri Fir’aun. Lantas, apa saja ciri-ciri wanita penghuni surga yang bisa kita teladani? Berikut ulasannya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyatakan: “Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR Ahmad 1/191).

Berdasarkan hadis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di atas, ada beberapa ciri wanita penghuni surga, yaitu:

1. Wanita yang menjalankan salat lima waktu

Wanita muslim yang menegakkan salat wajib lima waktu, terutama apabila dijalankan tepat waktu, adalah ciri pertama wanita penghuni surga. Salat adalah tiang agama sekaligus sebagai benteng diri dari perbuatan keji dan munkar. Salat juga merupakan amalan yang pertama kali dihisab. Jika salatnya baik, maka insyaallah baik pula seluruh amalannya.

2. Wanita yang berpuasa di bulan Ramadhan

Wanita yang berpuasa di bulan Ramadhan adalah ciri kedua wanita penghuni surga. Berpuasa di bulan Ramadhan adalah wajib bagi setiap Muslim.

3. Wanita yang menjaga dirinya

Ciri wanita penghuni surga yang ketiga adalah wanita yang menjaga dirinya.  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri salihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR Abu Dawud).

Berikut ulasan hadis di atas:

  • Wanita yang apabila dipandang menyenangkan

– Wanita muslim diperbolehkan berhias asal tidak berlebihan. Berhias dan mempercantik diri di hadapan suami adalah sebaik-baiknya perbuatan yang dianjurkan.

– Hendaknya istri berusaha tidak bermuka masam di depan suaminya, memberi senyum dan pelayanan terbaiknya.

– Istri yang menyenangkan pandai memilih kata-kata yang baik dan dapat menjaga perasaan suaminya, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah bertutur kata yang baik atau diam.” (Muttafaqun ‘alaihi).

  • Wanita yang apabila diperintah suaminya, ia mentaatinya

– Berusaha taat kepada suami selama hal tersebut bukan ketaatan dalam hal bermaksiat kepada Allah.

– Tidak menentang suami dengan kata-kata yang kasar, jika pendapat istri berbeda dengan pendapat suaminya.

  • Saat suami pergi, istri akan menjaga dirinya

– Tidak memasukkan orang yang bukan mahram ke dalam rumah tanpa izin suami.

– Keluar rumah dengan meminta izin suami terlebih dahulu agar suami merasa dihargai dan mendatangkan keberkahan dalam keluarga.

– Tidak menyebarkan rahasia keluarga dan aib serta rahasia di ranjang antara suami dan istri, karena dikhawatirkan akan mendatangkan fitnah bagi keduanya.

4. Wanita yang taat pada suaminya

Ciri keempat wanita penghuni surga adalah wanita yang taat pada suaminya. Wanita seperti ini senantiasa introspeksi diri saat ia melanggar ketaatan pada suaminya dan bersegera meminta maaf apabila melakukan kesalahan. Sebab, ia khawatir jika suaminya belum rida padanya.

Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287).

Lebih lanjut, Allah Ta’ala berfirman, “Jika sampai Nabi menceraikan kalian, mudah-mudahan Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian, muslimat, mukminat, qanitat, taibat, ‘abidat, saihat dari kalangan janda ataupun gadis.” (At-Tahrim: 5)

Dalam ayat di atas disebutkan beberapa ciri istri yang salihah, yaitu:

  1. Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala), tunduk kepada perintah Allah Ta’ala dan perintah Rasul-Nya.
  2. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
  3. Qanitat: wanita-wanita yang taat.
  4. Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa mereka, selalu kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam walaupun harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsu mereka.
  5. ‘Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (dengan mentauhidkannya karena semua yang dimaksud dengan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Quran adalah tauhid, kata Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu).
  6. Shoimat: wanita-wanita yang berpuasa. (Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132)

5. Wanita salihah yang meninggal dunia dalam keadaan suaminya rida padanya

Ciri terakhir wanita penghuni surga adalah mendapatkan keridaan suaminya saat ia meninggal dunia. Segala hal yang dilakukan istri untuk suaminya sebaiknya diniatkan karena Allah agar mendapat rida Allah dan rida suami.

Dalam hadis Nabi yang diriwayatkan Ummu Salamah Radhiallahu ‘Anha, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR Tirmidzi no. 1161 dan Ibnu Majah no. 1854).

Rida disini bermakna rasa puas suami atas pelayanan istri selama berumah tangga dengannya. Hal ini terlihat dari istri yang benar-benar melaksanakan kewajiban terhadap suaminya dengan baik, sehingga mendatangkan keridaan suami.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment