Suaramuslim.net – Meskipun terlahir paling akhir dan berumur paling pendek, umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah umat yang istimewa. Mengapa demikian? Tulisan ini akan menjelaskannya.
Umat Islam adalah umat terbaik dibanding dengan umat-umat sebelumnya, Allah telah berfirman, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110).
Salah satu hal yang menunjukkan bahwa umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah umat terbaik dari umat sebelumnya adalah bahwa Allah telah memilih kita sebagai umat akhir zaman. Dimana tidak ada lagi umat lain yang akan diciptakan oleh Allah setelah kita. Tak hanya itu, pada hari akhir nanti di padang mahsyar, Allah menyusun umat Nabi Muhammad di shaf pertama.
Meski umat Nabi Adam adalah umat pertama yang diciptakan, Allah lebih mengutamakan umat Nabi Muhammad sallallahi alaihi wa sallam. Ini menunjukkan betapa kasih dan sayang Allah kepada umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam karena Allah tidak mau umat kekasih-Nya berada terlalu lama di padang mahsyar.
Pahala Berlipat Ganda
Segala kebaikan yang dilakukan umat Nabi Muhammad akan dibalas dengan berlipat ganda. Satu amalan dibalas dengan 10 kebijakan. Jika kita salat berjamaah maka pahala yang kita dapatkan 27 derajat. Begitu tanda sayang Allah subhanahu wa ta’ala terhadap umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dibandingkan umat terdahulu.
Syafa’at Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah satu-satunya Nabi yang dapat memberikan syafa’at atau pertolongan untuk umatnya di akhir zaman nanti. Sedangkan umat terdahulu tidak mempunyai pembela sebagaimana umatnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Keistimewaan itu merupakan kasih sayang Allah terhadap umatnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka itu, perbanyaklah membaca dzikir dan shalawat untuk Nabi Muhammad sebagai kecintaan kita terhadap beliau.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku adalah pemimpin anak Adam pada hari kiamat.” Ini adalah sebuah pernyataan yang menunjukkan kepemimpinannya kepada semua manusia sebagai bentuk kenikmatan Allah dan kemuliaan yang diberikan-Nya kepadanya, bukan bentuk kesombongan. Allah ta’ala berfirman,
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur). (QS. Ad-Dhuha: 11).
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pemimpin semua manusia di dunia dan akhirat. Di akhirat, semua manusia mengakui kepemimpin dan keutamaannya, baik manusia yang beriman maupun durhaka, manusia yang bahagia maupun celaka. Sementara itu, di dunia, tidak semua manusia mengakui kepemimpinannya kecuali manusia yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Penangguhan Siksaan di Dunia
Umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan disiksa oleh Allah hingga tiba hari akhirat kelak. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memohon kepada Allah supaya memberikan peluang kepada umatnya agar bisa bertaubat kepada Allah terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
Meski demikian, manusia adalah ciptaan Allah yang mempunyai potensi berbuat baik atau jahat, taat atau durhaka. Setiap orang pernah berbuat dosa, kecuali yang dijaga Allah darinya.
“Dan kalau sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan yang mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi ini satu makhluk melata pun, akan tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang telah ditentukan. Maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” (QS. Faathir: 45)
Dihalalkan Ghanimah
Ghanimah adalah hasil rampasan perang. Harta ini halal bagi umat Muhammad dengan segala ketentuan yang telah disyariatkan. Bagi umat terdahulu ghanimah tidak dihalalkan.
Disucikannya Bumi
Bagi umat terdahulu, tidak semua bumi suci, sehingga mereka tidak melakukan ibadah kecuali di dalam tempat-tempat peribadatan mereka. Bagi umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, seluruh bagian bumi suci dan sah untuk dijadikan tempat shalat.
Debunya juga suci, sehingga sah untuk dijadikan alat untuk bertayamum. Diriwayatkan dari Abu Umamah dalam kitab Shahih Al-Bukhari, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Telah dijadikan bumi kesemuanya bagiku dan umatku sebagai masjid dan suci.”
Demikian ulasan mengenai keistimewaan umat Islam dibanding dengan umat yang lainnya.
Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir