Kemerdekaan Tanpa Nanti, Kemerdekaan Tanpa Tapi

Kemerdekaan Tanpa Nanti, Kemerdekaan Tanpa Tapi

Guritno, Direktur Laznas LMI.

Suaramuslim.net – Bulan ini kita menikmati kemerdekaan negara tercinta Republik Indonesia yang ke-76 tahun. Sebagai sebuah peradaban dalam usia 76 tahun, tentu telah banyak terjadi dinamika kehidupan secara sosial, budaya, politik, dan semua bidang lainnya yang telah terbangun.

Indonesia adalah sebuah negara cita-cita yang diperjuangkan sedemikian heroik dan penuh dengan pengorbanan yang luar biasa. Harta benda bahkan nyawa melayang dengan penuh kehormatan ketika melawan penjajah, agar negeri nusantara ini terbebas dari penjajahan dan diperbudak oleh manusia atau bangsa lain.

Jauh sebelum kemerdekaan, para pejuang dari berbagai suku dan agama seluruh wilayah nusantara telah menunjukkan kepada kita bahwa perjuangan dan pengorbanan membebaskan manusia dari penindasan adalah watak bangsa ini.

Perjuangan mewujudkan keadilan sekalipun harus dibayar nyawa adalah tradisi para leluhur yang patut diteladani.

Ratusan tahun berjibaku melawan tirani dan kezaliman bukanlah waktu yang pendek, mereka mewariskan nilai-nilai dan perlawanan ini dari generasi ke generasi. Tetapi kemenangan hanyalah milik Allah.

Kemenangan yang akhirnya diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 itu merupakan ketentuan Allah sebagai hasil dari perlawanan selama ratusan tahun. Dan yang istimewa lagi, proklamasi itu dikumandangkan pada bulan Ramadhan. Sebagai bulan yang sangat istimewa dalam ruang beragama umat Islam.

Hari ini, setelah 76 tahun kita merdeka, apakah semua sudah benar-benar merdeka? Apakah negeri ini sudah benar-benar tidak di bawah kendali bangsa lain? Apakah rakyat negeri tercinta ini sudah benar-benar menikmati kesejahteraan?

Merdeka dalam arti yang sesungguhnya, yaitu terbebas dari belenggu kekuasaan manusia dalam bentuk apapun. Tentunya ini layak untuk kita renungkan setelah sekian lama bangsa ini merdeka.

Generasi ini punya tanggung jawab moral untuk kembali memerdekakan bangsa Indonesia sekali lagi, bukan dari penjajahan secara fisik, tapi penjajahan secara pemikiran, sosial budaya, ekonomi, pendidikan, politik dan pertahanan keamanan. Sanggupkah generasi ini untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan 76 tahun yang lalu?

Semoga para generasi muda hari ini tidak terlalaikan oleh kenyamanan semu yang membutakan dari nilai-nilai luhur para pendiri bangsa. Semoga generasi milenial hari ini tetap punya jati diri sebagai bangsa Indonesia dan siap mengorbankan jiwa raganya untuk kemerdekaan yang sesungguhnya.

Semoga impian akan hadirnya negeri yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur segera terwujud. Negeri yang berdaulat penuh atas tanah air dan udara, pemimpinnya adil dan menjadi tauladan, juga rakyatnya berpegang pada nilai-nilai yang mulia dan terhormat.

Guritno
Direktur Laznas LMI

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment