Keramaian konser dan kerapatan shaf shalat

Keramaian konser dan kerapatan shaf shalat

Penyebaran Virus Corona di Masjid
Ilustrasi saf shalat berjemaah selama pandemi virus corona. (Foto: Tempo.co)

SURABAYA (Suaramuslim.net) – Pemerintah mengizinkan penyelenggaraan kegiatan besar seperti acara konser, festival dan resepsi pernikahan dengan syarat mematuhi protokol kesehatan menjadi topik yang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini.

Namun, bagaimana dengan kegiatan rutin yang biasa dilakukan di masjid seperti merapatkan shaf shalat, tabligh akbar dan kegiatan dakwah lainnya?

Sebelumnya, diperbolehkan tidak merapatkan shaf, tidak diwajibkan datang ke masjid ketika shalat Jumat bagi laki-laki adalah kondisi darurat yang merupakan implikasi dari pandemi.

“Hukum agama Islam memberikan solusi itu untuk mencegah penyebaran virus Covid-19,” ujar Ketua MUI Jatim Ustadz Ainul Yaqin, M.Si dalam talkshow Ranah Publik Suara Muslim, Jumat (01/10/21).

“Sekarang konser diperbolehkan, orang-orang bisa berdesakan, tentu lebih bebas daripada orang yang menjalankan ibadah shalat, apalagi jauh lebih lama. Adanya kemudahan tidak merapatkan shaf itu seharusnya jangan dibuat sembrono,” ujar Ustadz Ainul Yaqin.

Ia juga khawatir jika kondisi perenggangan shaf shalat ini tidak dikembalikan, masyarakat akan menganggap shaf renggang saat shalat itu hal yang normal.

Padahal Rasulullah bersabda, Hendaknya kalian meluruskan shaf kalian atau tidak Allah akan membuat wajah kalian berselisih.” Kata Ustadz Ainul mengutip hadis shahih riwayat Al-Bukhari.

“Kerapatan shaf shalat membangun persaudaraan dan juga bagian dari kesempurnaan shalat,” jelasnya.

“Kemudian apa betul pandemi ini sudah selesai? Kalo belum mari kita sama-sama jaga itu dari berbagai aspek dengan pakai masker, jaga jarak, dan sebagainya. Jika sudah selesai mari kita kembalikan seperti semula,” ujarnya.

Majelis Ulama Indonesia mengimbau umat Islam merapatkan shaf shalat berjamaah di masjid dengan tetap menggunakan masker. Akan tetapi memang belum ada koordinasi lebih lanjut dengan pemerintah.

“Harapannya keadaan ini cepat kembali normal karena keimanan juga penting. Pemerintah juga hendaknya memberikan penegasan yang komperehensif agar tidak timpang,” tutup Ustadz Ainul.

Kontributor: Zulnia Azzahra
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment