Ketika Seorang Ibu Tidak Mau Menyusui Anaknya

Ketika Seorang Ibu Tidak Mau Menyusui Anaknya

Ilustrasi ibu menyusui. Ils: janethes

Suaramuslim.net – Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik bagi bayi yang tidak bisa digantikan oleh bahan apa pun. Memberikan ASI memiliki manfaat yang sangat luar biasa bagi bayi, terutama yang langsung terkait dengan proses tumbuh kembangnya.

Dalam hukum syariat, menyusui merupakan kewajiban bagi seorang wanita (ibu). Terdapat ancaman yang sangat keras dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bagi para ibu yang tidak mau menyusui anaknya tanpa ada uzur (penghalang) yang dibenarkan syariat.

Dari Abu Umamah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Kemudian malaikat mengajakku melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba aku melihat wanita yang payudaranya dicabik-cabik ular. Aku bertanya, “Ada apa dengan mereka?” Malaikat menjawab, “Mereka adalah para wanita yang tidak mau menyusui anak-anaknya (tanpa alasan yang dibenarkan, pen.).” (Ibnu Hibban dalam Shahih Ibnu Hibban No. 7491).

Manfaat menyusui bagi ibu dan bayi

Mengingat begitu penting dan banyaknya manfaat ASI, membuat pemerintah mengeluarkan peraturan tentang ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Aturan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2012.

Dalam peraturan tersebut mendapatkan ASI setiap harinya merupakan hak seorang bayi. Bunda tak perlu khawatir bayi akan kekurangan gizi hanya karena mendapatkan ASI setiap harinya tanpa nutrisi lain.

1. Mengandung zat gizi penting bagi bayi

Kandungan zat gizi ASI meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga mineral. Air susu ibu atau ASI yang pertama kali diberikan kepada bayi bernama kolostrum.

Kolostrum adalah cairan ASI yang keluar paling awal di beberapa hari pertama sejak bunda melahirkan. Berbeda dengan warna ASI yang putih seperti susu pada umumnya, warna cairan kolostrum tidaklah demikian.

Warna khas ASI pertama ini bening tetapi agak kekuningan. Selain berbeda dari segi warna, tekstur kolostrum juga berbeda dengan ASI karena cenderung lebih kental saat dipegang.

Melihat warnanya yang berbeda dari susu kebanyakan, kolostrum sering kali dikira cairan ASI dengan kualitas kurang baik.

Padahal, melansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kualitas ASI kolostrum sangat baik bagi tumbuh kembang bayi karena mengandung berbagai zat gizi penting.

Sebaiknya jangan buang cairan kolostrum ini karena mengandung sejumlah zat gizi yang baik untuk bayi.

2. Meningkatkan kecerdasan bayi

ASI ternyata dapat membantu perkembangan sensorik dan kognitif pada otak bayi. Sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Korean Medical Science, menyebutkan bahwa perkembangan kecerdasan otak bayi yang diberikan ASI lebih baik ketimbang bayi yang tidak mendapatkan ASI. 

Di samping itu, perkembangan kognitif bayi yang diberikan ASI hingga usia 9 bulan juga lebih baik dibandingkan jika hanya diberikan selama 3 bulan pertama.

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ASI juga dapat memengaruhi perkembangan kemampuan intelektual anak.

Pemberian ASI dapat membangun kedekatan dan rasa nyaman yang kemudian memengaruhi perkembangan emosi anak. Kemampuan intelektual dan perkembangan emosi yang lebih matang pada anak berguna untuk mendukung kehidupan sosialnya kelak.

3. Menurunkan risiko kanker payudara

Perempuan yang menyusui bayinya selama lebih dari satu tahun mengalami penurunan risiko kanker payudara dan kanker ovarium sebesar 28 persen.

American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar bayi diberi ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, dan kemudian terus diberi ASI ditambah makanan lain sampai usianya 1 tahun.

4. Tidak banyak kehilangan darah dan rahim lebih cepat kembali ke ukuran normal

Manfaat kesehatan dari menyusui dapat dimulai segera setelah persalinan. Ibu yang baru saja melahirkan akan lebih sedikit kehilangan darah setelah ia segera menyusui bayinya.

Tak hanya itu, dengan menyusui, rahim juga menyusut kembali ke ukuran normal lebih cepat.

5. Mengurangi depresi setelah melahirkan

Manfaat selanjutnya adalah mengurangi depresi. Kondisi psikologis bunda juga akan mendapat dorongan lewat menyusui bayinya.

Sebuah penelitian tahun 2003 dari Australia menunjukkan adanya peningkatan depresi setelah melahirkan pada ibu yang tidak menyusui bayinya dan ibu yang menyapih bayinya sejak dini.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment