Kiat-Kiat yang Perlu Dipersiapkan Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Kiat-Kiat yang Perlu Dipersiapkan Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Poster sambut Ramadhan. Foto: muslim.or.id

Suaramuslim.net – Tak terasa dua bulan lagi kita memasuki bulan Ramadhan. Bulan suci penuh berkah yang umat Islam nanti-nantikan. Setelah sekian lama berpisah, kini Ramadhan akan hadir di tengah-tengah kita. Bagi seorang muslim, tentu kedatangan bulan Ramadhan akan disambut dengan rasa gembira dan penuh syukur, karena Ramadhan merupakan bulan maghfirah, rahmat dan menuai pahala serta sarana menjadi orang yang muttaqin.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita melakukan persiapan diri untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan, agar benar-benar memiliki nilai yang tinggi dan dapat mengantarkan kita menjadi orang yang bertakwa.

Jadi bagaimana sebenarnya cara kita menyambut Ramadhan penuh cinta? Apa yang mesti dipersiapkan dalam hal ini?

1. Berdoa kepada Allah

Sebagaimana yang dicontohkan para ulama salafus shalih. Mereka berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan sejak enam bulan sebelumnya dan selama enam bulan berikutnya mereka berdoa agar puasanya diterima Allah, karena berjumpa dengan bulan ini merupakan nikmat yang besar.

Mu’alla bin al-Fadhl berkata, “Dulunya para salaf berdoa kepada Allah Ta’ala (selama) enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada-Nya (selama) enam bulan berikutnya agar Dia menerima (amal-amal shaleh) yang mereka kerjakan” (Lathaif Al-Ma’aarif: 174).

Di antara doa mereka itu adalah: “Ya Allah, serahkanlah aku kepada Ramadhan dan serahkan Ramadhan kepadaku dan Engkau menerimanya kepadaku dengan kerelaan.”

Dan doa yang populer: “Ya Allah, berkatilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan”.

2. Menuntaskan puasa tahun lalu

Sudah seharusnya kita meng-qadha puasa sesegera mungkin sebelum datang Ramadhan berikutnya. Namun kalau seseorang mempunyai kesibukan atau halangan tertentu untuk meng-qadhanya seperti seorang ibu yang sibuk menyusui anaknya, maka hendaklah ia menuntaskan utang puasa tahun lalu pada bulan Sya’ban.

Sebagaimana Aisyah r.a tidak bisa meng-qadha puasanya kecuali pada bulan Sya’ban. Menunda qadha puasa dengan sengaja tanpa ada uzur syar’i sampai masuk Ramadhan berikutnya adalah dosa, maka kewajibannya adalah tetap mengqadha, dan ditambah kewajiban membayar fidyah menurut sebagian ulama.

3. Persiapkan keilmuan (memahami fikih puasa)

Mu’adz bin Jabal r.a berkata: “Hendaklah kalian memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah.”

Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengomentari atsar di atas, “Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya.”

Oleh karena itu, suatu amal perbuatan tanpa dilandasi ilmu, maka kerusakannya lebih banyak daripada kebaikannya. Dalam hal ini, hanya dengan ilmu kita dapat mengetahui cara berpuasa yang benar sesuai dengan petunjuk Rasulullah. Begitu juga ilmu sangat diperlukan dalam melaksanakan ibadah lainnya seperti wudhu, shalat, haji dan sebagainya.

Maka, menjelang Ramadhan ini sudah sepatutnya kita membaca buku fikih puasa dan ibadah lain yang berkaitan dengan Ramadhan seperti shalat tarawih, i’tikaf dan membaca al-Quran.

4. Persiapan jiwa dan spiritual

Persiapan yang dimaksud di sini adalah mempersiapkan diri lahir dan batin untuk melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah agung lainnya di bulan Ramadhan dengan sebaik-sebaiknya, yaitu dengan hati yang ikhlas dan praktik ibadah yang sesuai dengan petunjuk dan sunnah Rasulullah.

Persiapan jiwa dan spiritual merupakan hal yang penting untuk memetik manfaat sepenuhnya dari ibadah puasa. Penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) dengan berbagai amal ibadah dapat melahirkan keikhlasan, kesabaran, ketawakkalan, dan amalan-amalan hati lainnya yang akan menuntun seseorang kepada jenjang ibadah yang berkualitas.

Salah satu cara untuk mempersiapkan jiwa dan spritual untuk menyambut Ramadhan adalah dengan jalan melatih dan memperbanyak ibadah di bulan sebelumnya, minimal di bulan Sya’ban seperti memperbanyak puasa sunnah.

Memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban merupakan sunnah Rasul. Aisyah ra berkata, “Aku belum pernah melihat Nabi berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat Nabi berpuasa sebanyak yang ia lakukan di bulan Sya’ban.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain, dari Usamah bin Zaid berkata, aku bertanya, “Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihatmu berpuasa pada bulan-bulan lain yang sesering pada bulan Sya’ban.” Beliau bersabda, “Itu adalah bulan yang diabaikan oleh orang-orang, yaitu antara bulan Rajab dengan Ramadhan. Padahal pada bulan itu amal-amal diangkat dan dihadapkan kepada Rabb semesta alam, maka aku ingin amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i dan Abu Daud).

5. Persiapan finansial

Sebaiknya aktivitas ibadah di bulan Ramadhan harus lebih mewarnai hari-hari ketimbang aktivitas mencari nafkah atau yang lainnya. Pada bulan ini setiap muslim dianjurkan memperbanyak amal shaleh seperti infak, sedekah dan memberi buka. Karena itu, sebaiknya dibuat sebuah agenda keuangan yang mengalokasikan dana untuk hal-hal tersebut.

Ibnu Abbas berkata, “Nabi adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan.” (H.R Al-Bukhari dan Muslim). Termasuk dalam persiapan keuangan adalah mempersiapkan dana agar dapat beri’tikaf dengan tanpa memikirkan beban ekonomi untuk keluarga.

6. Persiapan fisik yaitu menjaga kesehatan

Persiapan fisik agar tetap sehat dan kuat di bulan Ramadhan sangat penting. Kesehatan merupakan modal utama dalam beribadah. Orang yang sehat dapat melakukan ibadah dengan baik. Namun sebaliknya bila seseorang sakit, maka ibadahnya terganggu.

Rasul bersabda, “Pergunakanlah kesempatan yang lima sebelum datang yang lima; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Hakim).

Maka, untuk meyambut Ramadhan kita harus menjaga kesehatan dan stamina dengan cara menjaga pola makan yang sehat dan bergizi, dan istirahat cukup.

7. Menyelenggarakan Tarhib Ramadhan

Di samping persiapan secara individual, kita juga hendaknya melakukan persiapan secara kolektif, seperti melakukan tarhib Ramadhan yaitu mengumpulkan kaum muslimin di masjid atau di tempat lain untuk diberi pengarahan mengenai puasa Ramadhan, adab-adab, syarat dan rukunnya, hal-hal yang membatalkannya atau amal ibadah lainnya.

Menjelang bulan Ramadhan tiba, Rasul memberikan pengarahan mengenai puasa kepada para sahabat. Beliau juga memberi kabar gembira akan kedatangan bulan Ramadhan dengan menjelaskan berbagai keutamaannya.

Abu Hurairah ra berkata, “menjelang kedatangan bulan Ramadhan, Rasulullah bersabda, “Telah datang kepada kamu bulan yang diberkahi. Diwajibkan kamu berpuasa padanya. Pada bulan tersebut pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu. Padanya juga terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalang kebaikan pada malam itu, maka ia telah terhalang dari kebaikan tersebut.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi).

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment