KKN di Desa Penari: Apakah Islam Mengenal Horor (Hantu)?

KKN di Desa Penari: Apakah Islam Mengenal Horor (Hantu)?

KKN di Desa Penari Apakah Islam Mengenal Horor (Hantu)
KKN di Desa Penari

Suaramuslim.net – Cerita horor heboh lagi. Kali ini berjudul “KKN di Desa Penari” diperbincakan di dunia maya. Ada yang penasaran, ada yang ingin tahu setengah-setengah. Intinya ingin tahu tentang cerita horor tersebut.

Cerita horor atau misteri jika ditinjau dari berbagai sudut tentu memunculkan berbagai persepsi. Dan ini bisa menjadi baik bisa juga buruk.

Membawa kepada kerusakan aqidah

Cerita horor bisa membawa kepada kerusakan aqidah. Jika habis baca (sering baca) kemudian pikiran terganggu. Bayangan ketakutan kepada sosok dalam cerita terus ada dibenak. Maka ini sudah merusak.

Allah SWT berfirman, ”Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan takut. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS Al Anbiya: 90)

Rasa takut dalam ayat di atas hanya untuk Allah. Tidak ada sedikit pun ditempatkan kepada makhluk. Manusia terhormat dan pemberani dalam membawa risalah kenabian yang terakhir menyatakan rasa takut itu hanya milik Allah.

Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya aku yang paling mengenal Allah dan akulah yang paling takut kepada-Nya.” (HR Bukhari Muslim)

Seorang ulama bernama Al Hasan Al Bashri menggambarkan rasa takut sebagai kendaraan. ”Raja dan khauf adalah kendaraan seorang mukmin.” Dari rasa takut (khauf) memunculkan pengagungan kepada yang ditakuti.

Bagaimana jika rasa tersebut diberikan kepada cerita-cerita horor? Tentu usaha untuk menghilangkan rasa takut tersebut akan diupayakan. Celaka jika upaya menuruti terhadap jin dan sebangsanya. Padahal mereka yang berupa tuyul, genderuwo, pocong atau semisalnya tidak lebih sekadar makhluk dari kalangan jin dengan berbagai versi penamaan seperti kita. Tidak perlu takut bahkan jika mereka mengganggu bisa saja dilempar sandal atau pukul. Hanya mereka bisa berubah-ubah wujud.

Manusia sebagai makhluk paling mulia tidak pantas dengan makhluk-makhluk “halus” tersebut. Justru seharusnya manusia yang ditakuti. Mengingat manusia memiliki akal. Allah SWT berfirman, ”Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami berikan rezeki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna ataus kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS Al Isra’: 70)

Tentu konsekuensi “mulia” itu harus dibarengi rasa berani jika menghadapi makhluk yang lain (jin). Sehingga jangan dibalik-balik.

Gangguan kesehatan

Cerita horor memunculkan rasa takut. Membangkitkan ketakutan terhadap “hantu” yang kadang kala muncul dari cerita tidak benar dari masa kecil. Untuk menakut-nakuti agar tidak bandel. Meski metode demikian tidak benar.

Jadi cerita horor jika membawa rasa merinding, takut, was-was lebih baik dihindari. Rasa was-was secara psikis juga berpengaruh jelek. Hipokondria, gangguan tidur, otot tegang, kepala pening dan perut mual bisa muncul. Efek dari takut berlebihan. Was-was berlebihan.

Apakah Islam mengenal horor (hantu)?

Islam tidak mengenal horor kepada hantu. Atau hantu itu sendiri. Hantu sendiri dalam KBBI bermakna roh-roh jahat yang mendiami suatu tempat tertentu. Roh-roh ini dipersepsikan salah oleh beberapa kalangan. Dianggap sebagai roh manusia yang meninggal karena dibunuh atau penasaran. Bergentayangan karena arwahnya belum tenang.

Supaya tidak salah kaprah maka lebih baik kembali kepada Al Quran. Allah SWT berfirman, ”Hingga apabila datang kepada kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata,”Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku dapat berbuat amal yang saleh yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja dan di depan mereka ada barzah sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS Al Mukminun: 99-100)

Artinya, ada pemisah yang jelas antara alam dunia dengan alam barzah. Manusia meninggal sudah lewat urusannya dengan urusan dunia. Semua tuntutannya bisa diselesaikan di alam akhirat. Bukan terus menuntut balas dengan menjadi hantu dan menakut-nakuti manusia. Semua itu hanya ulah jin semata.

Oleh sebab itu, cerita horor tidak perlu dibaca jika keyakinan kepada alam barzah tidak betul. Hanya akan membawa kepada kesesatan semata. Adapun sekadar tahu maka dipersilakan dengan catatan aqidah sudah lurus.

Bumbu-bumbu cerita yang dilebih-lebihkan dalam cerita horor

Cerita horor dibuat dengan dramatisasi terhadap sosok gaib. Seakan-akan sangat kuat dan berkuasa terhadap manusia. Manusia digambarkan ketakutan dan terbiri-birit jika muncul sosoknya. Padahal semua itu hanya diciptakan oleh pengarang dan penuturnya agar menimbulkan penasaran semata. Agar sebuah cerita penuh sensasi. Sensasi ketakutan.

Bukankah film horor, rumah hantu dan lain-lainnya semakin laku jika penonton begitu ketakutan? Nah, biasa saja ya saat baca kisah viral KKN di Desa Penari.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment