Suaramuslim.net – Madinah, kota yang sangat masyhur di kalangan umat Islam. Kota ini tidak bisa dilepaskan dari peradaban umat ini baik dulu hingga sekarang. Meski demikian, ada perbedaan yang mencolok antara Madinah dulu dan sekarang. Tulisan ini akan menjelaskannya.
Madinah pada dahulu kala bernama Yatsrib. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengubah nama kota itu pasca cahaya Islam mulai memasuki sinarnya di kota itu. Di balik nama “Madinah”, terkandung makna yang luas dan mendalam, yang mengubah model dan cara hidup masyarakat di Jazirah Arab.
Kata Madinah mempunyai akar kata yang sama dengan kata din yang berarti agama. Kedua kata itu berasal dari tiga huruf yaitu “d-y-n” (berasal dari huruf dal-ya’-nun), yang bermakna dasar “patuh”. Diharapkan dengan nama Madinah masyarakat yang baru terbentuk patuh kepada peraturan atau hukum yang ditegakkan atas dasar kewajiban dan kesadaran hukum Islam.
Menurut Prof. William Montgomery Watt dalam bukunya Muhammad Prophet and Statesman menjelaskan bahwa masyarakat Madinah sendiri menerima kehadiran Islam dan Rasulullah. Hal itu karena Islam dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dianggap berhasil mempersatukan perpecahan antar suku kala itu. Perpecahan itu, terjadi antar kabilah di Madinah, terutama perpecahan kelompok politik (penguasa) Madinah terbesar pra Islam, yaitu suku Aus dan Khazraj. Itulah alasan mengapa orang-orang Madinah mau menerima kehadiran Nabi.
Mereka merasa daya tarik Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mampu meredam konflik yang ada di Madinah. Selain itu, masyarakat Madinah sudah datangnya “messiah” yang dikabarkan oleh masyarakat Yahudi saat itu. Faktor lain yang membuat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Islam diterima adalah akhlak Nabi yang begitu mulia.
Madinah dahulu kala merupakan wilayah multikultural. Terdiri dari umat Yahudi, Muslim dan para penyembah berhala. Prof. William Montgomery Watt mengatakan dalam bukunya Muhammad at Madina, bahwa umat Yahudi datang ke Madinah kira-kira pasca peristiwa Bar Kokhba. Umat yahudi di Madinah terdiri dari beberapa kelompok besar yaitu Bani Qainuqa, Bani Nadhir, dan Bani Quraizhah.
Bani Qainuqa ialah tiga dari suku yahudi besar di Madinah yang berprofesi sebagai pengrajin pandai besi dan kerajinan dari emas (goldsmith). Mereka bersekutu dengan suku Khazraj. Begitupun juga Bani Nadir. Sedangkan Bani Quraizhah bersekutu dengan Bani Nadir dan suku Aus. Mereka terbagi menjadi dua kelompok yaitu Bani Ka’b dan Bani Amr.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusir Bani Qainuqa karena ketika Nabi Muhammad datang ke Madinah dan mengadakan perjanjian damai dengan seluruh umat Yahudi. Nabi Muhammad mengumpulkan mereka dan membuat suatu surat kesepakatan yang isinya antara lain ‘tidak menampakkan permusuhan’.
Tetapi mereka membangkang. Peristiwa Bani Qainuqa merupakan peristiwa konflik pertama dalam sejarah Islam antara umat Muslim dan yahudi.Sedangkan bani Nadhir bersekongkol ingin membunuh Nabi Muhammad ketika Nabi Muhammad meminta mereka membayar diyat atas peristiwa terbunuhnya beberapa orang Muslim di ar-Raji. Bani Quraizhah Mereka melanggar perjajian dengan Nabi Muhammad dan membantu pasukan Quraish pada perang Khandaq. Sehingga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Sa’d bin Muadz untuk menghukum mereka.
Peristiwa Besar Terjadi di Madinah
Madinah memang kota yang istimewa. Para ulama sepakat, bahwa sejarah Islam dimulai dari hijrahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Makkah ke Madinah. Beberapa catatan sejarah Islam, tercatat beberapa peristiwa besar Islam yang terjadi di kota ini.
Beberapa peristiwa terjadi di tahun pertama Rasulullah pasca berhijrah ke Madinah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, membangun masjid dan tempat-tempat tinggal. Rasulullah melakukan pembangunan masjid dan tempat untuk bermukim ini dengan tangan beliau sendiri, hal ini sekaligus memberikan semangat kaum muslimin dalam kerja mereka.
Pada awal hijrah di Madinah, Rasulullah juga mempersaudarakan antara sahabat Muhajirin dan Anshar.
Yang tak kalah penting, yakni masuk Islamnya Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu, seorang pemimpin Kaum Yahudi Yastrib (Madinah). Selain itu, tahun ini diisyariatkannya adzan dan iqamah dan Allah ta’ala mengizinkan kaum muslimin untuk memerangi musuh-musuh mereka, setelah para musuh ini menentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Peristiwa kedua yang terjadi di Madinah ialah ketika Nabi Muhammad datang ke Madinah. Masyarakat Madinah yang dahulu kala membenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sekarang berbalik berbondong-bondong mengelu-elukan Nabi Muhammad. Cahaya Islam pun bersemi di kota yang sekarang dijuluki “al-Madinah al-Munawwarah” (kota yang terang benderang).
Peristiwa ketiga, setiba di Madinah Nabi Muhammad menyusun sebuah dokumen “Piagam Madinah”. Piagam Madinah merupakan sebuah piagam konstitusi pertama di dunia.
Kini, Madinah menjadi kota yang sering dikunjungi oleh para jamaah haji. Mereka mengunjungi Masjid Nabawi untuk shalat di dalamnya dan berziarah ke makam Nabi Muhammad dan para sahabat seperti Abu Bakar, dan Umar bin Khattab.
Kini, Madinah pun menjadi kota yang dikunjungi para pelajar guna menuntut ilmu di kota “para ulama”, karena dahulu Nabi dan beberapa sahabat dan para ulama menimba ilmu langsung dari beliau.
Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir