Mengenal Macam-macam Arti Mimpi

Mengenal Macam-macam Arti Mimpi

Mengenal Macam-Macam Arti Mimpi

Suaramuslim.net – Mimpi. Seringkali seseorang mengatakan bahwa mimpi adalah bunga tidur yang tak usah dihiraukan dan cukup dilupakan. Namun bagi sebagian yang lain menganggap mimpi itu petunjuk dan tanda-tanda baik buruknya hari-hari yang akan ia jalani. Lantas, bagaimana Islam berbicara masalah mimpi? Berikut ulasannya.

Salah satu fenomena luar biasa yang Allah ciptakan adalah seseorang yang tidur dapat melihat kejadian-kejadian dalam tidurnya atau yang biasa disebut sebagai mimpi. Kejadian-kejadian dalam mimpi juga dapat dilihat dan didengar. Diantara mimpi-mimpi, ada yang Allah jadikan sebagai tanda kemudahan dan ada juga sebagai tanda bahaya.

Di dalam Al Quran terdapat beberapa ayat yang menyebut kata mimpi dengan term “ru’ya” misalnya dalam surat Al Fath ayat 27 sebagai berikut,

لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ

“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya,……”

Term ru’ya ini juga dapat dilacak di surah Al Isra ayat 60 dan surah Yusuf ayat 43 dan total disebut sebanyak 7 kali dalam Al Quran. Dalam hadits juga, Rasulullah sempat menyinggung bahkan menjelaskan pembagian mimpi sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh beberapa perawi seperti Bukhari Muslim berikut ini,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الرُّؤْيَا ثَلَاثٌ، فَالرُّؤْيَا الْحَسَنَةُ بُشْرَى مِنَ اللَّهِ، وَالرُّؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَالرُّؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ بِهِ الْإِنْسَانُ نَفْسَه

Rasulullah SAW bersabda : “Mimpi itu ada tiga; mimpi yang benar adalah kabar gembira dari Allah, mimpi yang menyedihkan adalah datang dari setan dan mimpi yang berasal dari lamunan-lamunan seseorang”. (HR Abu Daud)

3 Macam Arti Mimpi

Mimpi, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Daud di atas dan dikutip dari kitab ru’ya al-Anbiya karya Abdul Munim al-Hasyimi, dikelompokkan menjadi tiga macam:

Pertama, mimpi yang benar. Ini termasuk yang disinggung nabi dalam hadisnya,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤْيَا الْمُؤْمِنِ تَكْذِبُ وَأَصْدَقُهُمْ رُؤْيَا أَصْدَقُهُمْ حَدِيثًا

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila zaman telah mendekati (hari Kiamat), nyaris mimpi seorang mukmin tidak (disertai) dengan kebohongan, maka orang yang paling benar mimpinya adalah orang yang paling jujur pembicaraannya”. (HR Darimi)

Maksud hadits di atas adalah mimpi orang muslim saat memasuki akhir zaman yang sudah tejadi persitiwa meninggalnya para ulama dan terputusnya ilmu, maka Allah memberikan mimpi yang benar sebagai petunjuk dan hidayah untuk hamba-Nya.

Orang-orang yang dapat mengalami mimpi jenis pertama ini adalah Rasul, nabi-nabi, sahabat dan tabiin, wali dan orang-orang soleh. Mimpi yang benar ini sekaligus menjadi anugerah yang Allah berikan kepada hamba yang dekat kepada-Nya. Salah satu contoh mimpi jenis pertama adalah Abdullah bin Umar bermimpi melihat neraka seperti yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab Shahih Bukhari.

Kedua, mimpi lamunan-lamunan. Mimpi kedua ini timbul sebab kesibukan dan pikiran yang memenuhi benak seseorang. Misalnya seorang siswa mengikuti ujian dan menunggu-nunggu hasilnya sambil harap cemas, kemudian ia tidur dan bermimpi telah lulus dan merayakannya bersama keluarga atau seorang pedagang yang bermimpi untung besar dan memiliki uang yang berlimpah.

Ketiga, mimpi menyedihkan dari setan. Mimpi jenis terakhir ini dianggap sebagai mimpi-mimpi yang kosong. Termasuk juga mimpi-mimpi yang dibenci. Mimpi buruk tersebut diidentikkan dari setan. Mimpi buruk dari setan sehingga apabila seseorang bermimpi buruk maka hendaknya ia berlindung atau bertaawwudz kepada Allah dan tidak menceritakn mimpinya kepada orang lain.

Penulis: Yahya Ahmad
Editor: Oki Aryono

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment