Masjid Muhammad Cheng Hoo, Akulturasi Muslim Tionghoa di Surabaya

Masjid Muhammad Cheng Hoo, Akulturasi Muslim Tionghoa di Surabaya

Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya. Foto: muslim.okezone.com

Suaramuslim.net – Surabaya sebagai kota metropolitan sekaligus kota terbesar kedua di Indonesia. Sehari-hari di sini begitu sibuk. Meski begitu jalan-jalan di Surabaya tetap seru pastinya. Kotanya sangat nyaman. Buktinya ibu kota Jawa Timur ini mendapat apresiasi dari Singapura sebagai kota unik dan berkarakter.

Keunikannya apa saja sih sampai mendapat penghargaan?

Nah, ini salah satunya, Suroboyo Bus. Busnya mungkin tidak jauh beda sama bus-bus di kota besar lainnya, yang bikin beda adalah mekanismenya. Penumpang yang mau naik tidak perlu bawa uang tunai dan bisa pakai botol plastik. Satu stiker bisa buat satu kali perjalanan. Pastinya bukan tanpa alasan pemerintah kota menghadirkan ini semua. Salah satunya buat menjaga Suroboyo tambah ijo royo-royo, cinta lingkungan, sekaligus jurus bebas macet. Karena harapannya agar warga terbiasa memakai kendaraan umum.

Warga Surabaya pun merespons positif adanya bus sampah ini. Bus sampah ini didesain ramah difabel dan aman. Untuk menghindari pelecehan, bagian depan disediakan tempat duduk khusus wanita yang ditandai dengan bangku berwarna merah muda. Sedangkan di belakang adalah area khusus laki-laki yang ditandai dengan warna orange. Naik Suroboyo Bus bisa berkeliling Kota Surabaya dan mengunjungi beberapa icon menarik di Surabaya.

Masjid Muhammad Cheng Hoo

Keunikan lainnya dari Surabaya adalah masjid Muhammad Cheng Hoo. Di masjid ini unsur Tionghoa jelas terasa, dari warna hingga arsitekturnya. Bangunan memang menjadi simbol akulturasi juga mewakili sejarah masuknya Islam di Nusantara yang salah satunya datang dari negeri Cina.

Mungkin banyak yang belum tahu ya, dulu yang membawa ajaran Islam ke tanah air kita memang di antaranya adalah pendatang muslim Tionghoa.

Muhammad Cheng Ho merupakan laksamana yang berasal dari negeri Tirai Bambu. Mereka berasal dari Suku Hui yang mayoritas beragama Islam. Nah, pada abad ke-15 beliau memimpin rombongan perdagangan menuju Nusantara sambil mengemban misi khusus yaitu menyebarkan agama Islam. Masjid Cheng Hoo ini dibangun untuk mengenang jasa sang Laksamana.

Unik, cantik, sekaligus tetap nyaman dan tenang untuk beribadah. Selain itu terasa juga nuansa lain saat beribadah di sini. Seperti yang disimbolkan dengan detail dan warna-warnanya. Ada harapan tentang kemakmuran dan perdamaian. Juga pesan supaya umat senantiasa untuk bersama dan bersahaja.

Rumah ibadah Masjid Cheng Hoo juga digunakan untuk beberapa kegiatan lainnya. Satu yang bisa dibilang jarang berlangsung di masjid lain, di sini ada kursus Bahasa Mandarin. Tempat belajarnya di area Sekolah Dasar Islam Terpadu dan TK yang ada di sini.

Kursus terbuka buat siapa saja yang ingin belajar tanpa membedakan latar belakang, agama, atau kalangan. Selaras dengan firman Allah pada Al-Qur’an “Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (Al-Maidah: 48).

Sumber: Youtube/halalliving

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment