Suaramuslim.net – Peningkatan hormon progesteron serta sirkulasi darah pada tubuh ibu hamil, menyumbang besar pada perubahan demi perubahan yang dialami ibu hamil. Tak hanya itu, sistem kekebalan tubuh juga bekerja tidak seperti biasa saat sebelum hamil.
Efek yang timbul pada setiap ibu hamil tergantung dari bagaimana tubuh mereka menanggapi beberapa perubahan yang terjadi, sehingga penerimaannya juga berbeda.
Rambut yang semakin menebal, kuku yang lebih cepat bertumbuh setelah dipotong, merupakan beberapa hal yang dirasakan ibu hamil. Namun, satu hal yang paling terlihat dari perubahan yang dialami oleh ibu hamil adalah bagian kulit.
Apakah perubahan pada kulit saat hamil berbahaya?
Perubahan umum pada kulit tidak berhubungan dengan masalah kesehatan. Namun, bicarakanlah dengan dokter jika kulit bunda meradang atau memiliki ruam, iritasi, atau gatal, yang berlangsung lebih dari beberapa hari.
Jika bunda sudah memiliki kondisi kulit seperti eksim atau psoriosis, mungkin ini akan memburuk atau membaik selama kehamilan.
Waspadai beberapa perubahan warna kulit bisa disebabkan oleh kondisi lain yang tidak berkaitan dengan kehamilan bunda. Selalu periksakan ke dokter jika bunda menyadari ada perubahan warna pada kulit atau perubahan ukuran tahi lalat.
Jika perubahan pigmentasi disertai rasa sakit, nyeri, atau kemerahan, segera cari pertolongan medis.
Perubahan kulit seperti apa yang dialami oleh ibu hamil?
1. Stretch marks
Meregangnya kulit seiring perut yang membesar merupakan pemicu timbulnya stretch marks. Sebenarnya, kulit memiliki elastisitas yang dapat beradaptasi terhadap perubahan. Namun, kehamilan memaksa kulit ibu untuk mengembang sampai level maksimum karena menyesuaikan dengan pertumbuhan janin.
Hampir semua ibu hamil mengalami stretch marks yang biasanya muncul pada perut, payudara, lengan atas, paha atau bokong. Tandanya adalah berupa guratan berwarna merah jambu dan lebar di permukaan kulit, kemudian lama kelamaan akan berubah menjadi garis tipis berwarna putih.
Untuk mengatasi masalah kulit ini, bunda bisa mengoleskan pelembab yang mengandung vitamin E dan AHA (alpha hydroxyl acids) untuk menjaga elastisitas kulit. Berolahraga juga dipercaya bisa mencegah munculnya stretch marks, lho.
2. Noda hitam pada wajah
Salah satu pertanda awal bahwa bunda sedang hamil adalah munculnya noda hitam di dahi, pipi, hidung, ketiak atau di atas bibir. Selama masa kehamilan pun, di area tersebut dapat muncul lapisan kehitaman karena meningkatnya pigmentasi atau hiperpigmentasi. Kondisi kulit ini bisa semakin parah, jika ibu sering terpapar sinar matahari.
Jadi sebaiknya gunakan pelembab tabir surya minimal dengan SPF 15 saat ingin keluar rumah. Pakai topi atau payung yang bisa melindungi wajah ibu dari sinar matahari. Tapi bunda tidak perlu khawatir karena hiperpigmentasi bisa hilang dengan sendirinya paling lama satu tahun setelah melahirkan.
3. Jerawat (pregnancy pimples)
Perubahan hormon selama kehamilan dapat menyebabkan kelenjar minyak memproduksi lebih banyak sebum. Hal ini akan meningkatkan risiko munculnya jerawat. Jika wajah bunda memang sudah berjerawat sebelum hamil, maka kondisinya bisa bertambah parah saat hamil.
Nah, untuk mengurangi risiko munculnya jerawat saat hamil, bunda dapat mencoba beberapa langkah berikut:
- Bersihkan wajah dua kali sehari, dengan sabun wajah berbahan ringan dan tidak mengandung pewangi.
- Gunakan pelembap dan kosmetik yang berlabel oil-free atau non-comedogenic.
- Bila ingin menggunakan obat untuk mengatasi jerawat, konsultasikan dulu dengan dokter, karena beberapa obat jerawat tidak aman untuk ibu hamil.
- Muncul ruam
Mengalami gatal dan kulit memerah? Jangan diabaikan. Kaki dan tangan yang gatal bisa menjadi tanda kolestasis kehamilan, suatu komplikasi yang menyebabkan masalah hati pada bayi. Dokter bunda dapat melakukan tes darah sederhana untuk memastikan penyebab ruam.
Ruam kehamilan lain yang umum adalah PUPPP (papula urtikaria pruritus) atau plak kehamilan, yang sering dimulai dari perut dan menyebar ke seluruh tubuh. PUPPP sebenarnya tidak berbahaya bagi bayi, tetapi akan sangat mengganggu kenyamanan bunda.
Bila bunda menemukan tanda-tanda masalah kulit di masa kehamilan ini, segera konsultasikan pada dokter. Sebaiknya tidak mengobatinya sendiri karena bahan kimia dalam obat-obatan yang tidak melalui pengawasan dokter dapat berbahaya untuk kesehatan bunda dan janin.
4. Munculnya spider angioma di beberapa bagian tubuh
Dilansir dari web MD, spider angioma adalah adanya sekumpulan pembuluh darah yang melebar yang biasanya menyebar dari satu titik. Hal ini disebabkan naiknya kadar hormon estrogen dalam tubuh sehingga sangat mungkin terjadi pada ibu hamil.
Tak hanya di wajah, permasalahan ini bisa juga terjadi pada dada, tangan, kaki, atau bahkan di bagian perut.
Dilansir dari Hello Sehat, untuk mengatasi hal yang satu ini agar tak semakin buruk sebaiknya hindari mencuci muka dengan air panas yang akan menyebabkan pembuluh yang rusak makin banyak, sehingga kamu bisa menggantinya dengan air hangat suam-suam kuku. Selain itu, biasanya masalah ini akan hilang setelah melahirkan. Jika tidak, maka kamu bisa konsultasi dengan dokter dan biasanya disarankan terapi laser.
5. Bercak hitam atau pregnancy mask
Dikutip dari American Family Physician, sama halnya dengan linea nigra, bercak hitam juga merupakan hasil dari peningkatan pigmentasi yang disebabkan oleh perubahan hormon kehamilan.
Masalah kulit saat hamil ini akan menyebabkan bercak-bercak yang gelap pada wajah, seringnya muncul pada bagian hidung dan pipi.
Hampir 75 persen wanita hamil akan memiliki bercak hitam ini atau disebut juga dengan pregnancy mask.
Untuk menanganinya, ibu hamil menggunakan tabir surya dengan SPF 15 saat akan keluar, gunakan payung atau topi untuk melindungi kulit dari sinar matahari langsung, serta mengurangi aktifitas di luar ruangan saat tengah hari.