Memurnikan Tobat Menuju Muslim yang Taat (2)

Memurnikan Tobat Menuju Muslim yang Taat (2)

Memurnikan Tobat Menuju Muslim yang Taat
Ilustrasi jemaah shalat (Foto: voa-islam.com)

Lanjutan dari artikel Memurnikan Tobat Menuju Muslim yang Taat 

Suaramuslim.net – Tobat adalah permulaan amal salih. Setiap kali seseorang mendekatkan diri kepada Allah hendaknya selalu disertai tobat kepada-Nya. Sebab seorang mukmin adalah orang yang senantiasa merasa lalai meskipun ia sesungguhnya telah mencapai derajat ahli ibadah. Allah menjadikan tobat sebagai sebab kemenangan. “Dan bertaubatlah kalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

Barangkali rahasia ditujukannya seruan tobat dalam ayat tersebut kepada orang-orang beriman adalah untuk memberikan pemahaman bahwa tobat itu tidak saja karena dosa yang dilakukan tetapi juga karena perasaan lalai dan lengah dalam memenuhi hak-hak Allah. Semakin dekat seorang hamba kepada Tuhannya ia akan semakin mengetahui kelengahan dan ketidakberdayaan dirinya.

Telah berkata Asy Syaikhul islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah: ”Orang yang arif berjalan menuju kepada Allah dengan sifat senantiasa mempersaksikan anugerah Allah dan senantiasa menelaah cacatnya diri dan amal.”

Kesempatan untuk memperbaiki diri dan kembali mendekat kepadaNya itu ada pada kesempatan hidup yang Allah berikan kepada kita hingga saat ini. Karena rentang kehidupan yang kita jalani sebenarnya adalah rentang pintu tobat yang tak mungkin tertutup kecuali hingga kehidupan kita berakhir. Di saat kita merasakan kerongkongan tercekik menghembuskan nafas terakhir, di sanalah pintu kesempatan kembali kita sudah tertutup.

”Sesungguhnya Allah SWT menerima tobat seorang hamba, selama ruhnya belum sampai di kerongkongannya.” (HR Tirmidzi)

Di antara bukti kasih sayang Allah SWT yang paling agung untuk kita adalah Dia tetap memberi peluang dan kesempatan kepada kita untuk bertobat dan kembali kepadaNya, hingga saat ini. Tak peduli berapa lebarnya jarak yang memisahkan lewat dosa dan kekeliruan yang telah kita lakukan kepadaNya. Allah SWT ternyata tetap saja memberi kesempatan buat kita untuk menoleh dan kembali kepadaNya. Tak peduli bagaimana pun legamnya hati kita oleh dosa kemaksiatan yang terus menerus kita lakukan.

Kita harus terus waspada. Karena di antara gangguan dan bisikan syaitan kepada orang yang bertaubat adalah bisikan yang membesar-besarkan perilaku dosa dan kemaksiatan yang telah dilakukan hingga seseorang merasa lunglai dan percuma bertaubat. Sementara di sisi yang lain, syaitan juga menghembuskan bisikan untuk mengecil-ngecilkan dan menyepelekan dosa serta kemaksiatan, sehingga seseorang terus menerus melakukan dosa dan kemaksiatan itu.

Dalam kitab Fathul Baari Imam Nawawi berkata: “ Jika seseorang berbuat dosa seratus kali, seribu kali, atau bahkan lebih banyak, dan setiap berbuat dosa ia bertaubat, maka taubatnya diterima. Bahkan jika dari ribuan perbuatan dosa tadi setelahnya ia hanya sekali bertaubat, taubatnya pun diterima.”

Rasulullah SAW bersabda: ’Setiap manusia pasti banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang sering bertaubat.” (HR At-Tirmidzi)

”Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang Telah ditentukan dan dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” (QS Huud : 3).*

*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment