Menghadapi Ancaman Resesi dengan Saling Berbagi

Menghadapi Ancaman Resesi dengan Saling Berbagi

Relawan menyusun tumpukan karung beras di Pabrik Beras Dinar Mas, Karawang, Mei lalu. Bekerja sama dengan Aksi Cepat Tanggap, PB Dinar Mas menjadi salah satu penyedia beras Operasi Pangan Gratis yang ditujukan kepada masyarakat prasejahtera. Foto: ACTNews.

Suaramuslim.net – Melemahnya ekonomi saat ini membuat Indonesia dihantui resesi. Berkaca dari negara lainnya, dampak resesi sangat terasa bagi masyarakat-masyarakat kecil. Namun untuk meringankan dampak sosial ini, bantuan sosial yang diberikan dari para dermawan dapat diandalkan.

Corona berhasil memukul telak Singapura. Dilansir dari CNBC Indonesia, negara yang berkembang pesat ini pada akhirnya mengumumkan resesi. Secara kuartalan, ekonomi Singapura di kuartal II 2020 berkontraksi atau minus 41,2% sementara secara tahunan, PDB anjlok 12,6%. Angka ini melebihi survei sejumlah lembaga dan ekonom.

Angka-angka ini juga tercermin dari dampak yang diterima masyarakatnya. Berdasarkan data tingkat pengangguran pada Juni, angka warga yang kehilangan pekerjaan naik ke level tertinggi dalam satu dekade. Bukan hanya itu, jumlah pekerjaan juga tercatat mengalami penurunan kuartalan paling tajam karena pasar tenaga kerja merasakan efek awal Covid-19.

Hanya berjarak sekian kilometer Singapura, bayang-bayang resesi juga menghantui Indonesia. Ekonomi melambat dan berkontraksi hingga minus 4,3%. Dilansir dari Kompas, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan dampak dari resesi akan menambah penduduk miskin dan rentan miskin.

“(Resesi) diperkirakan akan berdampak secara riil pada masyarakat dalam hal penurunan pengeluaran konsumsi masyarakat, sehingga mendorong potensi penambahan penduduk rentan miskin dan miskin,” ungkapnya.

Senada, Direktur Riset Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, perekonomian dalam negeri tengah mengalami kontraksi dan ini sudah terlihat sejak kuartal II-2020 dan diperkirakan berlanjut ke kuartal III-2020.

Imbasnya, kini banyak terjadi PHK sehingga meningkatkan jumlah pengangguran dan kemiskinan. Piter mengatakan, konsekuensi ini tidak bisa dicegah selama wabah masih berlangsung.

“Yang bisa dilakukan adalah mengurangi dampak sosialnya dengan menyalurkan bantuan sosial,” kata dia.

Bantuan sosial memang cukup berperan, dan salah satunya dirasakan Arheni Upih Pangesti (26) warga Desa Sroyo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Keadaan baik belum berpihak kepadanya tahun ini. Kepada ACTNews, ia mengaku penjualan kerupuk rambak Cap Kepiting miliknya terus merosot sejak Maret lalu.

Dampaknya ialah pada ekonomi keluarga Arheni. Uang penjualan yang per bulan bisa dikantongi sampai Rp1,9 juta, kini tak lagi sebesar itu. Ekonomi keluarga juga semakin terguncang setelah sang suami diliburkan sementara waktu dari tempatnya bekerja. Semua itu merupakan dampak dari pandemi Covid-19.

Sejak pandemi, penjualan kerupuk rambak Arheni berkurang drastis. Hal ini disebabkan banyak warung yang biasa menjual kerupuk itu tutup. Di tengah berkurangnya pendapatan, pengeluaran uang juga terus terjadi, khususnya untuk kebutuhan sehari-hari serta kebutuhan sekolah anaknya.

“Kalau sudah mendesak, ya pakai uang modal buat keperluan sehari-hari,” ungkap Arheni.

Di tengah kondisi seperti ini, Arheni mengaku membutuhkan modal tambahan agar bisa terus memproduksi kerupuk rambaknya. Ia pun berharap bisa memasarkan produksinya itu ke wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, permodalan menjadi keperluan yang mendesak.

Harapan Arheni akhirnya terkabul dengan hadirnya program Sahabat Usaha Mikro Indonesia (Sahabat UMI) dari Aksi Cepat Tanggap (ACT). Melalui program ini, ia bisa mendapatkan sedekah modal usaha untuk terus bertahan di masa-masa paceklik ini.

Presiden ACT Ibnu Khajar menyebutkan, kendati telah memasuki era normal baru, bantuan ini tetap dibutuhkan banyak masyarakat hingga sekarang. Sehingga dari awal pandemi corona hadir di Indonesia hingga kini, mereka terus membersamai masyarakat terdampak.

“Walaupun sudah dalam kondisi new normal, sudah kelihatan seperti ramai, kondisi masyarakat kita yang sulit masih memerlukan waktu untuk pemulihan. Dan kita, semua elemen umat, membersamai pemerintah. Kita mengajak semua menunjukkan kepedulian dalam spirit ‘Tambahkan Sedekah Tumbuhkan Berkah,” ajak Ibnu dalam peluncuran Sentra Kurban Terbaik dari Global Qurban-ACT pada Kamis (17/7) lalu.

Ibnu mengajak masyarakat untuk membantu sesamanya yang sedang membutuhkan di masa-masa sulit seperti ini.

“Kami panggil orang-orang yang beriman, kami panggil orang-orang yang peduli, kami panggil orang-orang yang semakin dekat dengan Allah. Satu-satunya agama yang lugas menyebutkan bahwa sedekah terbaik adalah sedekah di masa-masa sulit, adalah Islam,” ucap Ibnu.

Reporter: Chamdika Alifa
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment