Mengulik Kisah tentang Jabal Uhud

Mengulik Kisah tentang Jabal Uhud

mengulik tentang kisah jabal uhud
Jabal Uhud di Madinah (Foto: backpackerumrah.com).

Suaramuslim.net – Jabal Uhud tentu sudah tidak asing terdengar di telinga seluruh umat Islam. Selain menjadi saksi bisu sebuah peperangan antara umat Islam dan Quraisy ratusan tahun silam, bukit uhud juga memiliki kisah lainnya. Berikut ulasannya.

Bukit Uhud atau Jabal Uhud adalah sebuah bukit berjarak 5 kilometer dari utara Kota Madinah dengan ketinggian sekitar 1.077 meter, selalu dikenang oleh umat Islam karena di lembah gunung ini pernah terjadi peperangan besar antara pejuang Islam dan kaum kafir Quraisy pada 15 Syawal 3 Hijriyah (Maret 625 Masehi) yang dikenal sebagai Perang Uhud.

Tak seperti umumnya gunung di Madinah, Jabal Uhud seperti sekelompok gunung yang tidak bersambungan dengan gunung yang lain. Karena itulah penduduk Madinah menyebutnya dengan sebutan Jabal Uhud. Nama Jabal Uhud bisa diartikan sebagai bukit yang keberadaannya menyendiri karena uhud artinya ‘Penyendiri’. Berbeda pada umumnya bukit dan gunung di Madinah yang saling menyambung, Jabal Uhud tidak bersambungan.

Keistimewaan Jabal Uhud

Jabal Uhud adalah bukit yang dijanjikan di surga. Dalam sebuah hadits Rasulullah sallallahi alaihi wa sallam bersabda, “Jika kita ingin melihat bukit yang ada di surga, maka ziarahlah ke Bukit Uhud. Nabi SAW bersabda, ‘Bukit Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang ada di surga’,” demikian hadis yang dirawikan HR Bukhari.

Disuatu kisah lain, yang diriwayatkan di dalam hadits Rasulullah, Jabal Uhud juga merupakan gunung yang sangat mencintai dan dicintai Nabi Muhammad Sallallahi Alaihi wa Sallam. Jabal Uhud juga merupakan tempat yang setiap tahun diziarahi Nabi. Kebiasaan ini kemudian diteruskan oleh para Khalifah setelah Nabi wafat. Kini Jabal Uhud menjadi salah satu tujuan utama ziarah para jemaah haji dan umrah. Dari Anas meriwayatkan, bahwa Nabi Muhammad pernah memandang ke Uhud sambil berkata, ” Sesungguhnya Uhud adalah gunung yang sangat mencintai kita, dan kita pun mencintainya,” .

Dalam sebuah kisah pun diceritakan, bahwa suatu ketika Rasulullah Sallallahi alaihi wa sallam  bersama – sama Sayyidina Abu Bakar RA, Sayyidina Umar Al-Faruq RA, dan Sayyidina Utsman bin Affan RA. Setelah keempatnya sedang di puncak, terasa Gunung Uhud bergetar. Rasulullah Sallallahi alaihi wa salllam kemudiannya menghentakkan kakinya dan bersabda, “Tenanglah Wahai  Uhud. Di atasmu sekarang ialah Rasulullah seorang shiddiq dan dua yang kelak akan mati syahid.” Tak lama setelah tersebut Uhud berhenti bergetar. Demikianlah tanda kerinduan dan kegembiraan Uhud menyambut Rasulullah.

Demikian kisah tentang jabal uhud yang hingga saat ini juga tetap ramai dikunjungi oleh umat Islam dari berbagai negara dalam rangka mencontoh Rasulullah yang dulunya senantiasa berkunjung ke bukit uhud.

Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment