Mesir Undang Dua Faksi Pejuang Palestina Untuk Memulihkan Gencatan Senjata Dengan Israel

Mesir Undang Dua Faksi Pejuang Palestina Untuk Memulihkan Gencatan Senjata Dengan Israel

Mesir akan menjadi pertemuan dua faksi besar perlawanan Palestina, Hamas dan Jihad Al-Islamy, foto: Dok. Istimewa

KAIRO (Suaramuslim.net) – Mesir akan menjadi pertemuan dua faksi besar perlawanan Palestina, Hamas dan Jihad Al-Islamy. Pertemuan kedua faksi ini difasilitasi oleh Mesir sebagai upaya untuk menyelamatkan persatuan Palestina dan memulihkan gencatan senjata dengan Israel.

Kantor berita Reuters mengatakan, Ahad (03/02), Hamas yang saat ini mengelola Jalur Gaza akan memimpin delegasi dalam pertemuan yang digelar di Kairo itu. Pejabat Palestina mengatakan pemimpin Jihad Al-Islamy juga mengkonfirmasi berangkat ke negeri Piramida itu.

Mesir berupaya mencegah gelombang kekerasan antara Hamas dan Israel setelah berbulan-bulan ketegangan di perbatasan Gaza. Mesir mengirim pejabat ke Gaza dalam beberapa pekan terakhir untuk menindaklanjuti situasi di sana.

Sejumlah sumber anonim di Gaza mengatakan bahwa Mesir berupaya menghindarkan perang baru di Gaza dan berusaha memperbaiki kondisi kehidupan di Jalur Gaza.

Hubungan antara Hamas dan Otoritas Nasional Palestina memburuk bulan lalu ketika Abbas memerintahkan bawahannya untuk meninggalkan posisi mereka di perbatasan Rafah dengan Mesir.

Ini mendorong Kairo untuk menutup perlintasan Rafah. Mesir telah mengkoordinasikan pengaturan selama bertahun-tahun dengan Otoritas Nasional Palestina.

Para pejabat Gaza mengatakan Mesir telah kembali bekerja di penyeberangan Rafah selama sepekan terakhir tanpa mengumumkannya dan pada saat itu berkoordinasi dengan Hamas. Namun sejauh ini belum ada komentar untuk membuka kembali penyeberangan dari para pejabat Mesir.

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, pada Ahad menyeberangi perlintasan Rafah dengan puluhan warga Palestina.

Sekitar 2 juta warga Palestina tinggal di Jalur Gaza, di mana tingkat kemiskinan tinggi dan pengangguran sekitar 50 persen. Israel mempertahankan blokade atas Jalur Gaza dan Mesir telah memberlakukan pembatasan padanya, dengan alasan masalah keamanan.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan lebih dari 220 warga Palestina meninggal dunia selama setahun terakhir oleh pasukan Israel selama protes pekanan di perbatasan Jalur Gaza menuntut diakhirinya blokade.

Sumber: Reuters
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment