OJK: Industri jasa keuangan di Jatim tetap stabil di tengah ketidakpastian perekonomian global

OJK: Industri jasa keuangan di Jatim tetap stabil di tengah ketidakpastian perekonomian global

Kantor Otoritas Jasa Keuangan KR 4 Jawa Timur di Surabaya.

SURABAYA (Suaramuslim.net) – Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional 4 (OJK KR 4) Jawa Timur menilai stabilitas Industri Jasa Keuangan (IJK) di Jawa Timur sampai dengan posisi Juli 2023 tetap terjaga dan resilien dengan indikator prudensial seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.

Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur, Giri Tribroto mengatakan, kinerja IJK yang stabil dan positif tersebut telah berkontribusi terhadap perekonomian Jawa Timur yang pada triwulan II 2023 tumbuh sebesar 5,24 persen yoy dan meningkat dari triwulan sebelumnya atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17 persen yoy.

Pada posisi Agustus 2023, lanjutnya, inflasi tercatat sebesar 4,13 persen yoy, sedikit meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 4,11 persen yoy.

“Selain itu, perkembangan IJK di Jawa Timur menunjukkan tren positif di tiga sektor yang diawasi oleh OJK yaitu Perbankan, Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB),” jelas Giri Tribroto.

Perkembangan Sektor Perbankan

Kredit perbankan pada posisi Juli 2023 tumbuh 5,70 persen (yoy) menjadi sebesar  Rp550 triliun dengan pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi sebesar 9,29 persen yoy.

Sementara itu, secara tahunan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 3,62 persen atau menjadi sebesar Rp734 triliun dengan pertumbuhan tertinggi pada deposito sebesar 6,66 persen yoy. Hal tersebut mengakibatkan LDR/FDR di Jawa Timur pada posisi Juli 2023 menjadi sebesar 74,98 persen.

OJK mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan/kredit dan terjaganya likuiditas.

Likuiditas industri perbankan pada Juli 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 156,80 persen dan 31,75 persen, atau tetap jauh di atas treshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 1,42 persen dan NPL gross sebesar 3,70 persen. Loan at Risk (LAR) tercatat sebesar 13,67 persen atau menurun dibandingkan triwulan I tahun 2023 sebesar 15,19 persen.

Sementara, pemulihan yang terus berlanjut di sektor riil mendorong penurunan kredit restrukturisasi Covid-19 menjadi Rp28,63 triliun dengan jumlah nasabah menurun menjadi 157.473 nasabah.

Adapun jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 yang bersifat targeted (segmen, sektor, industri dan daerah tertentu yang memerlukan periode restrukturisasi kredit/pembiayaan tambahan selama 1 tahun sampai 31 Maret 2024) adalah 57,81 persen dari total porsi kredit restrukturisasi Covid-19 atau sebesar Rp16,55 triliun.

Untuk mengantisipasi potensi risiko yang mungkin timbul ke depan, kondisi industri perbankan tercatat cukup resillien dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 29,72 persen.

Perkembangan Pasar Modal

Di tengah volatilitas pasar keuangan serta perekonomian global, jumlah investor saham meningkat menjadi 648.911 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 20,86 persen (yoy), investor SBN meningkat menjadi 125.916 SID atau tumbuh 25,69 persen (yoy), dan investor reksadana meningkat menjadi 1.412.607 SID atau tumbuh 22,86 persen (yoy).

Pada bulan Juli 2023, nilai transaksi saham di Jawa timur sebesar Rp23 triliun atau menurun 5,14 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Namun jumlah kepemilikan saham tercatat sebesar Rp102 triliun atau meningkat 7,58 persen (yoy). Sementara untuk transaksi reksadana menjadi sebesar Rp709 miliar atau terkontraksi 8,39 persen namun jumlah nasabah mengalami peningkatan.

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM hingga Juli 2023, di Jawa Timur telah terdapat 1 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK, 24 UMKM Penerbit, 7.931 Investor dengan jumlah penghimpunan dana mencapai Rp35 miliar.

Perkembangan Edukasi dan Pelindungan Konsumen

Sejak awal Januari hingga 31 Agustus 2023, melalui Aplikasi Portal Pelindungan Konsumen (APPK) OJK KR 4 telah menangani 377 permintaan layanan dari konsumen Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) yang berkantor pusat di wilayah kerja KR 4, terdiri atas 366 pengaduan, 8 informasi dan 3 pertanyaan.

Mayoritas pengaduan berasal dari sektor Perbankan, dengan jenis permasalahan yang paling banyak diadukan mengenai Perilaku Petugas Penagihan, Permohonan Keringanan (Restrukturisasi/Relaksasi) Kredit/Pembiayaan, dan Permasalahan Pelunasan Kredit/Pembiayaan Dipercepat.

Jika berdasarkan wilayah kejadian, maka KR 4 telah menindaklanjuti sebanyak 6.284 pengaduan konsumen di Provinsi Jawa Timur dengan 79,71 persen solusi yang ditawarkan oleh PUJK (bidang Perbankan, Pasar Modal dan IKNB) disetujui oleh konsumen.

Adapun 3 sektor yang paling panyak diadukan adalah Perbankan (56,68 persen), Lembaga Pembiayaan (18,13persen), dan Fintech (16,17persen).

Penanganan isu pelindungan konsumen dan untuk mendorong pemerataan literasi dan inklusi keuangan, OJK akan terus melakukan program literasi dan inklusi keuangan secara masif secara tatap muka (offline) maupun daring (online) melalui Learning Management System (LMS) dan media sosial.

Selanjutnya, per 31 Agustus 2023, OJK Kantor Regional 4 Jawa Timur telah melaksanakan 87 kegiatan edukasi keuangan yang menjangkau 14.651 orang peserta.

Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment