Pahala Bagi Pemaaf Adalah Istana dari Emas

Pahala Bagi Pemaaf Adalah Istana dari Emas

Pahala Bagi Pemaaf Adalah Istana dari Emas
Ilustrasi istana. (Dribbble/ Folio Illustration)

Suaramuslim.net – Rasulullah SAW tengah duduk-duduk santai dengan para sahabatnya. Di tengah-tengah perbincangan santai itu, tiba-tiba Rasulullah tertawa hingga terlihat gigi-gigi putihnya yang rapi.

Melihat kejadian itu, Umar ra bertanya, “Demi ayah dan ibuku sebagai tebusannya, apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?”

Rasululllah saw menjawab, “Aku diberi tahu bahwa pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang bersimpuh di hadapan Allah sambil menundukkan kepala. Salah satunya mengadukan ihwalnya kepada Allah, ‘Ya Rabb, ambilkan kebaikan orang ini untukku, karena dulu di dunia ia pernah berbuat zalim padaku.’”

Mendengar aduannya itu, Allah SWT berfirman, “Mana mungkin saudaramu bisa melakukan ini, karena tidak ada sedikit pun kebaikan di dalam dirinya?”

“Kalau begitu ya Rabb, biarlah dosa-dosaku dipikul olehnya,” kata si pengadu.

Sampai di sini, mata Rasulullah SAW terlihat berkaca-kaca. Beliau tidak mampu menahan tangis, dan lalu air matanya tumpah.

Beliau berkata, “Hari itu hari yang begitu mencekam, ketika setiap manusia ingin agar dosa-dosanya dipikul orang lain.”

Kemudian, Rasulullah SAW melanjutkan kisahnya, Allah meminta kepada orang yang mengadu itu, “Angkat kepalamu…!”

Orang itu mengangkat kepalanya, dan mengatakan, “Ya Rabb, aku melihat di depanku ada istana-istana megah terbuat dari emas, dan di dalam istana itu singgasananya terbuat dari emas bertatahkan berlian…”

“Istana-istana untuk para Nabi yang mana, ya Rabb? Untuk orang jujur yang mana, ya Rabb? Sedang untuk para syuhada yang mana, ya Rabb?”

Allah berfirman, “Istana-istana itu disediakan bagi siapa saja yang mampu membayar harganya.”

Orang itu lalu bertanya, “Siapakah orang yang mampu membayar harganya itu, ya Rabb?”

Allah berfirman, “Engkau pun mampu membayar harganya.”

Orang itu terheran-heran, sambil berkata, “Dengan cara apa aku bisa membayarnya, ya Rabb?”

Allah berfirman, “Caranya dengan engkau memaafkan kesalahan saudaramu yang duduk di sebelahmu itu, yang telah engkau adukan kezalimannya kepada-Ku.”

Orang itu berkata, “Ya Rabb, baiklah aku maafkan kesalahannya.”

Allah berfirman, “Kalau begitu, pegang tangan saudaramu itu, dan ajak dia masuk surga bersamamu.”

Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah SAW bersabda, “Bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaknya kalian saling berdamai, sesungguhnya Allah mendamaikan persoalan yang terjadi di antara kaum muslimin.”

Menurut Imam Al Hakim hadis ini sanadnya shahih. Tapi menurut Adz-Dzahabi, dalam sanadnya ada perawi bernama Abbad, statusnya lemah karena gurunya tidak dikenal.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment