Panduan Pola Hidup Sehat Menurut Petunjuk Islam

Panduan Pola Hidup Sehat Menurut Petunjuk Islam

Tadabbur Ayat Yaa Ayyuhannaas Surat Yunus 104
Ilustrasi seseorang sedang berdoa di tempat peribadatan.

Suaramuslim.net – Pola hidup sehat dan Islami agar tetap bertahan dalam menghadapi ujian hidup dan kehidupan, termasuk Covid-19 saat ini, karena Corona virus pada hakikatnya adalah makhluk ciptaan Allah juga. Dalam setiap ciptaan Allah tidak ada satu pun yang sia-sia. Firman Allah:

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ [آل عمران : ١٩١]

“Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka.” (Ali Imran: 191).

Agar bisa terpelihara dari siksa neraka, Allah menjadikan semua yang di muka bumi ini sebagai batu ujian bagi manusia agar Allah mengetahui siapa di antara manusia yang hidup dalam ketaatan sehingga menjadi manusia terbaik di sisi-Nya. Firman Allah:

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا [الكهف : ٧]

“Sungguh Kami telah menjadikan apa yang di muka bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapa kah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (Al-Kahfi: 7).

Sebagai upaya untuk menjadi manusia terbaik yang terpenting adalah:

1). Bersihkan tauhid dari kotoran (syirik)

Karena kebersihan tauhid akan mendatangkan jaminan keamanan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagaimana dalam firman-Nya:

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ [الأنعام : ٨٢]

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan.” (Al-An’am: 82).

Kuatnya iman terukur dengan tidak adanya keraguan untuk mengikuti petunjuk Allah (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (As Sunnah). Dalam konteks ini manusia bisa memerankan fungsinya sebagai ‘abid (yang menjadi kewajibannya kepada Rabbnya) dan khalifah (yang menjadi tugasnya untuk mengelola bumi).

Oleh karenanya manusia wajib dan harus menjadikan petunjuk Allah dan Rasul-Nya sebagai pedoman terbaik untuk mengelola alam semesta. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا [الحجرات : ١٥]

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu terhadap petunjuk Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Hujurat: 15).

Kebersihan tauhid dan kekuatan iman ini akan melahirkan dorongan ketenangan (dokter sering menggunakan istilah sugesti) yang dapat meningkatkan imunitas pada diri seorang mukmin.

Firman Allah:

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ [التغابن : ١١]

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya (ketenangan jiwa/batin yg bisa meningkat imun diri).” (At-Tagabun: 11).

2). Ikhtiar ilmiah (mamusiawi)

Dengan tidak menyelisihi Al-Qur’an dan As Sunnah. Artinya dalam ikhtiar untuk survive tidak boleh menyelisihi pedoman dasar hidup manusia, yaitu agama. Jangan sampai dalam upaya mendapatkan selamat dari ancaman wabah/pandemi Covid-19 (misalnya) dengan meninggalkan petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah, seperti disinyalir Rasulullah; orang yang menukar agamanya sekadar dengan sekerat kehidupan dunia.

Dalam hal ini tidak dibenarkan untuk mengikuti kemauan orang-orang kafir atau musyrikun atau munafiqun yang mereka memang sangat berharap agar orang-orang mukmin mau menyelisihi petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ [البقرة : ١٢٠]

Katakanlah: “Sungguh petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).” Dan sungguh jika kalian mengikuti kemauan mereka setelah datang kepada kalian ilmu (pengetahuan), maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Al-Baqarah: 120).

3). Bermunajat dan berdoa mengharap bimbingan, perlindungan dan pertolongan Allah

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ [البقرة : ١٨٦]

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan (doa) orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah: 186).

4). Bertawakkal kepada Allah

Karena Allah menjamin siapa pun mukmin yang bertawakkal kepada-Nya akan dicukupkan keperluannya. Sebagaimana Firman-Nya:

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ [الطلاق : ٣]

“Dan siapa saja yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sungguh Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya.” (At-Talaq: 3).

Dengan demikian, in syaa Allah kita bisa tenang dan imun kita naik sehingga tidak mudah terpapar oleh makhluk jahat yang kita berlindung diri kepada Allah darinya. Wallahu a’lam.

Sudarno Hadi
Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Jawa Timur

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment