Paradoks Para Pembenci Syariat Islam

Paradoks Para Pembenci Syariat Islam

Paradoks Para Pembenci Syariat Islam

Suaramuslim.net – Indonesia ini memang aneh banyak irregular tapi bisa dianggap Pahlawan. Salah satunya adalah kalau ada orang atau sekolompok orang memojokan agama Islam atau mereduksi makna-makna inti dari syariat Islam dianggap suatu prestasi. Bahkan simbol-simbol Islam juga digunakan untuk menipu padahal mereka sendiri non Islam, tapi tetap dianggap prestasi.

Bayangkan Ahok, jelas-jelas melecehkan Alquran tapi ada juga sebagian orang Islam termasuk sebagian besar non muslim beranggapan bahwa apa yang dilakukan Ahok ini adalah prestasi. Bayangkan Balai Kota dan Monas dipenuhi dengan karangan bunga, tidak hanya karangan bunga tapi juga mereka menyalakan lilin demi Ahok, ini kan menunjukan bangsa Indonesia kehilangan logika dan akal sehatnya.

Bahkan Ahok karena telah menghina Alquran lalu digadang-gadang untuk dicalonkan sebagai Wapres lalu Presiden. Hal ini juga dilakukan oleh orang Islam bahkan statusnya berhijab dan ulama atau kiai, bahkan sekelas mantan Ketum Muhammadiyah pun masih mengatakan bahwa Ahok tidak menghina Alquran, dia menganggap Ahok berprestasi dan pahlawan toleransi.

Ada orang Islam rela mengabaikan ajaran Alquran demi Ahok. Demikian juga ada wanita muslimah berhijab berprofesi sebagai dosen mengusulkan agar suara azan distop demi kenyamanan non muslim. Ada pula pejabat menyampaikan agar menghormati yang tidak berpuasa, ini kan konyol, tapi dia dianggap pahlawan dan berprestasi. Saya tidak tahu apakah ini akibat dominasi Iblis dan nafsu kekuasaan sehingga akal beragamanya pun dia jual.

Demikian juga halnya, banyak kemunafikan yang terjadi di seputar Pancasila. Orang berlomba-lomba mengklaim diri ”Saya Pancasila Saya Bhineka” tapi ketika ada orang mengklaim dirinya “Saya Pribumi” dicap rasis. Demikian juga ada orang muslim melaksanakan perintah agamanya dicap kearab-araban, dicap radikal dan intoleran.

Ini kan semua aneh dan di luar nalar dan logika manusia. Lebih aneh lagi orang-orang yang melabeli orang-orang muslim yang berhijab dan menjalankan syariat Islam dengan ketat dan disiplin adalah umat Islam sendiri dari level ulama, kiai dan intelektual Islam lho. Padahal ketika mereka ini mati, minta dikafani dan dibacakan Alquran dan ketika mau di liang lahat juga diazankan meskipun selama hidupnya memojokan Islam.

Bagaimana dengan Pancasila? Ya itu seperti yang saya sampaikan di atas banyak orang melabeli dirinya “Saya Pancasila” tapi anehnya ketika Pancasila tidak lagi menjadi pedoman dalam proses dan mekanisme penyelenggaraan negara pada diam dan tak berkutik.

Mereka mengklaim diri “Pancasilais” tapi mana buktinya? Kalau memang para elit politik ini Pancasilais, berani tidak mengembalikan Pancasila sila ke-4 sebagai sumber legitimasi demokrasi tertinggi di NKRI ini? Jadi yang mengaku dirinya ”Pancasilais” tapi membiarkan Pancasila dilanggar adalah munafik dan penghianat bangsa dan mereka-mereka inilah yang akan menghancurkan bangsa dan NKRI.

Baru saja kita dikejutkan dengan puisi Sukmawati SP. Saya tidak kenal ibu ini tapi saya kenal ayahandanya sebagai Presiden Indonesia pertama. Tapi jangan salah, meskipun Sukmawati telah merendahkan syariat Islam dan hijab, di kalangan umat Islam ada juga yang menganggap Sukmawati pahlawan dan berprestasi.

Sukmawati menganggap konde Ibu lebih mulia dibandingkan syariat Islam. Saya tidak tahu apa agamanya ini Sukmawati. Tapi kalau kita membaca firman Allah dalam Alquran tentang penciptaan Adam, Iblis tidak mau tunduk pada Adam (manusia) sebab Iblis merasa lebih unggul secara materi dibandingkan Adam. Iblis dibuat dari api, sedangkan Adam dari tanah liat warna hitam. Iblis tidak mau terima penjelasan Allah, akhirnya Iblis minta pada Allah agar diberi tangguh di dunia dengan tujuan mengelincirkan manusia dari syariat agama dan akal.

Apa yang disampaikan Sukmawati dalam bentuk puisi yaitu membandingkan syariat Islam (agama) dengan konde (materi budaya) adalah seperti kesombongan Iblis tadi. Seseorang yang sombong dan tidak beragama dan tidak berakal maka Allah akan memberi tangguh pada manusia tersebut seperti yang terjadi pada Iblis, tugasnya membujuk manusia untuk membangkang pada syariat Islam, dan merasuki akal manusia dengan godaan Iblis.

Dalam Islam hanya manusia yang berakal lah yang mampu taat dengan syariat Islamnya. Namun demikian meskipun manusia pembenci syariat Islam atau yang menganggap syariat Islam itu kearab-araban dan menganggap suara ibu pertiwi lebih indah dibanding suara azan ini disebabkan akalnya telah dirasuki oleh Iblis. Karena tugas Iblis itu menyesatkan manusia dari fitrah manusia.

Meskipun orang-orang yang mengaku muslim tapi menganggap syariat Islam itu kearab-araban, ketika meninggal, toh mereka tetap diperlakukan dengan syariat Islam dari mulai dibacakan Yasin, dimandikan, dikafani, disholatkan, diturunkan di liang lahat lalu diazankan. Jadi silahkan bikin puisi sebanyak-banyaknya dan menghujat syariat Islam tapi selama anda muslim maka anda tidak akan pernah lepas dari syariat Islam. Allah menegaskan dalam Alquran janganlah mati kecuali dalam keadaan Islam.

Oleh: Habil Marati*
Editor: Muhammad Nashir

* Pusat Studi Politik dan Islam (PUSPI) – Anggota DPR RI 1999-2009
** Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment