Pemuda dan kokohnya bangsa

Pemuda dan kokohnya bangsa

Begini Pemuda Ideal Menurut Islam

Suaramuslim.net – Kisah Ashabul Kahfi merupakan salah satu di antara keajaiban Allah yang tersebar dalam Al-Qur’an. Dalam kisah ini menunjukkan bahwa pemuda tangguh dan kokoh dalam memegang teguh imannya, sehingga mendapatkan pertolongan Allah dengan menghindarkan dari ancaman pembunuhan.

Kekokohan para pemuda dalam memegang teguh keyakinan itulah yang membuat agama ini teguh.

Hal ini bisa dilihat dari para pengikut nabi di awal-awal Islam, banyak para pemuda yang mendekat pada nabi. Lewat tangan Abu Bakar beberapa pemuda seperti Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Mush’ab bin Umar. Mereka inilah yang menjadi penopang nabi dalam menyebarkan dakwah.

Pemuda merupakan modal utama dalam melakukan perubahan di tengah masyarakat. Kekokohan mereka dalam berpegang teguh pada keyakinan sehingga pertolongan Allah hadir sehingga Islam tersebar.

Pemuda Kahfi dan kekokohan akidah

Para pemuda yang diselamatkan Allah dari kejaran seorang raja zalim jelas menunjukkan keagungan Allah. Hal ini karena mereka kokoh dalam memegang tauhid di tengah tersebarnya perbuatan syirik dan penuh penyimpangan.

Para pemuda itu hidup dan dibesarkan di tengah kehidupan yang mewah. Namun karena petunjuk Allah, mereka bisa menjaga diri dari kehidupan yang menyimpang. Mereka bisa bertahan hidup di tengah komunitas yang melanggengkan tradisi penyembahan kepada selain Allah.

Pada saat itu, seorang raja bernama Dakianus memanggil para pemuda ini dan mengajak untuk melanggengkan tradisi. Tradisi itu dinilai penuh dengan kesyirikan, sehingga sekelompok pemuda menolak dan tetap kokoh dengan ketauhidannya,

Mereka tidak tergoda untuk menyembah kepada selain Allah. Karena penolakan atas tradisi itu, raja mengancam eksekusi untuk menghilangkan nyawanya. Namun mereka berhasil lari dari ancaman pembunuhan itu hingga masuk ke dalam gua.

Allah menunjukkan kekuasaan-Nya dengan menidurkan mereka selama 309 tahun sehingga terselamatkan dari ancaman pembunuhan. Ketika terbangun, di antara mereka mengira baru tidur sehari atau setengah hari saja. Namun Allah menunjukkan bahwa mereka telah tertidur sekian ratus tahun. Hal itu sebagai bentuk pertolongan-Nya atas keteguhan dalam berkeyakinan.

Perlindungan Allah hingga menidurkan hingga ratusan tahun ini merupakan satu keajaiban yang sangat besar sebagaimana yang dipaparkan Allah sebagaimana firman-Nya.

اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْـكَهْفِ وَا لرَّقِيْمِ ۙ كَا نُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا

“Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) Ar-Raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?” (Q.S. Al-Kahfi: 9).

Allah menunjukkan bahwa peristiwa hidupnya para penegak tauhid dalam gua merupakan sesuatu yang menakjubkan. Sehingga mengharuskan manusia untuk melakukan pengagungan pada Allah. Namun kebanyakan manusia melalaikannya, dan bahkan tidak sedikit yang justru menghinakan Allah dengan mempersekutukan-Nya dengan mahkluk yang lain.

Dilihat dari realitas di sekitar kita, Allah telah memberi rezeki pada manusia, baik dengan menurunkan air hujan, atau menghindarkan dari musibah kelaparan, namun tidak banyak yang melakukan pengagungan pada Allah. Alih-alih mengagungkan Allah, mereka justru menganggap bahwa rezeki yang banyak itu karena usahanya atau bantuan dan kepintaran orang lain.

Pemuda dan keteguhan

Para pemuda merupakan tulang punggung yang memiliki potensi besar untuk tegaknya suatu peradaban. Generasi tua tidak sedikit yang justru menjadi penghalang atas kebenaran yang muncul. Mereka justru menjadi garda terdepan dalam menutupi cahaya kebenaran.

Generasi tua ini umumnya sudah mapan, mereka dikaruniai harta, kekayaan, dan kedudukannya, sehingga ketika datang kebenaran, mereka khawatir apa yang telah dimiliki bisa terganggu.

Para penentang kebenaran umumnya dipelopori oleh mereka yang sudah hidup mapan. Abu Jahal merupakan representasi manusia yang sudah memiliki kedudukan. Dia dimuliakan kaumnya di Mekkah, sehingga ketika datang kebenaran yang dibawa nabi, maka dia menolak dan menentangnya.

Demikian pula Abdullah bin Ubay merupakan sosok manusia yang dijadikan panutan oleh masyarakatnya di Madinah. Namun ketika datang Nabi Muhammad, dia menentang kebenaran itu.

Dua orang ini merupakan tokoh berpengaruh yang dijadikan panutan atau rujukan oleh masyarakatnya. Maka kedatangan seorang rasul dipandang menggeser pengaruh ketokohannya. Perlawanan terhadap dakwah nabi tidak lain karena kekhawatiran hilangnya pengaruh itu.

Hal ini berbeda dengan para pemuda pada saat Islam berhasil direkrut Abu Bakar, seperti Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah.

Demikian pula, keterlibatan pemuda seperti Mush’ab bin Umair dan Bilal jelas merupakan amunisi besar bagi tegaknya Islam. Mereka ini rela berjuang untuk tegaknya Islam dan rela menghabiskan hidupnya untuk meraih surga.

Demikian pula yang terjadi di Madinah, banyak pemuda yang ikut menopang dakwah Nabi rela berjuang untuk menghadapi perlawanan dari kaum kafir Quraisy. As’ad bin Zurarah, Auf bin Harits, Rafi’ bin Malik, Quthbah bin Amir, Uqbah bin Amir, dan Jabir bin Abdillah merupakan pemuda Anshor yang awal-awal berbaiat pada Nabi.

Keberadaan para pemuda inilah yang membuat Islam kokoh. Hidup mereka difokuskan untuk menolong nabi untuk tersebarnya dakwah. Spirit menolong perjuangan nabi inilah yang mendatangkan pertolongan Allah. Islam tersebar luas dalam waktu yang cepat, dan hal itu tidak lepas dari pertolongan Allah. Betapa tidak, jumlah yang sedikit dengan harta yang terbatas, namun bisa meruntuhkan kekuasaan yang kuat dengan harta dan kekayaan, serta pengikut yang banyak.

Pemuda Islam Indonesia sulit diharapkan untuk menjadi penopang perubahan apabila mereka tidak berpegang teguh pada agamanya. Bahkan mereka akan menjadi perusak bangsa dan agamanya, ketika tidak memahami ideologi bangsanya, dan jauh dari nilai-nilai agamanya.

Surabaya, 7 April 2022

Dr. Slamet Muliono R.
Wakil Dekan III Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
UIN Sunan Ampel Surabaya (2018-2022)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment