Pengakuan Terhadap Yerusalem Sebagai Hari Kemarahan

Pengakuan Terhadap Yerusalem Sebagai Hari Kemarahan

Zionis Israel Hentikan Kerjasama Kemanan dengan Palestina
Unjuk Rasa di Palestina menentang keputusan Trump (Foto: Reuters)

YERUSALEM (Suaramuslim.net) – Langkah Presiden Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibukota pemerintahan zionis Israel memicu banyak kecaman. Kecaman itu datang dari berbagai pihak di tingkat lokal maupun internasional. Para pemimpin dunia pun ikut memperotes langkah Presiden Trump tersebut.

Sebelumnya Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel apabila niat Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel tidak dihentikan. Ia juga mengatakan pengakuan ini akan berdampak pada timbulnya aksi kekerasan di Yerusalem.

Di jalur Gaza massa memadati jalan menyusul pidato yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat itu. Orang-orang Palestina memanggil aksi AS dan Israel itu sebagai ‘hari-hari kemarahan’.

Seperti yang dilansir Aljazeera, mereka berkumpul memadati jalur Gaza dan membawa spanduk-spanduk yang mencela Donald Trump. Pemimpin Hamas, Ismail Haniya mengambarkan aksi yang dilakukan oleh Trump tersebut sebagai “agresi yang mencolok”.

Adapun kelompok-kelompok perlawanan di Gaza meminta Organisasi Pembebasan Palestina menarik pengakuannya atas Israel sebagai tanggapan terhadap langkah yang dilakukan Trump.

“Pada saat kota Yerusalem menjadi sasaran Yahudisasi yang sistematis, dan rakyat kita terkena penderitaan karena represi, pemindahan dan pengasingan, datanglah keputusan Amerika untuk menyatakan kota Yerusalem sebagai ibu kota (Israel) yang melanggar semua konvensi dan norma internasional, ” kata faksi-faksi tersebut dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Aljazeera.

Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment