Pentingnya Menulis Buku Harian Bagi Milenial, Stres dan Depresi Bye-Bye!

Pentingnya Menulis Buku Harian Bagi Milenial, Stres dan Depresi Bye-Bye!

Notebook. Foto: Pixabay.com

Suaramuslim.net – Semua orang bisa menulis, betul. Tapi tak sedikit juga orang yang merasa kegiatan menulis adalah hal yang membosankan. Ada yang merasa tidak berbakat atau tidak memiliki ide untuk menulis, padahal kamu bisa menuangkan apapun dalam sebuah tulisan.

Selain itu menulis pun merupakan kegiatan yang bisa dilatih, dengan seiring berjalannya waktu pasti tulisanmu akan semakin baik. Maka dari itu, menulis menjadi salah satu kegiatan yang harus dicoba oleh semua orang.

Menurut Kathleen Adams LPC, seorang psikoterapis asal Colorado, Amerika Serikat, salah satu media yang paling berperan penting dalam terapi ini adalah menulis dalam buku harian. Melalui hal tersebut, seseorang bisa terbebas dari beban yang sedang ia rasakan.

Melalui buku harian pula seseorang jadi lebih mengenal dirinya sendiri. Hal ini tentu baik bagi kesehatan tubuh maupun mental. Selain itu, ia juga dapat mengelola emosi sekaligus merangsang proses intelektual.

Adams menambahkan bahwa terapi menulis lebih baik dilakukan lima kali dalam sepekan. Jika kamu adalah orang yang sulit mengungkapkan pikiran atau perasaan lewat tulisan, mungkin bisa melakukannya sepekan sekali.

Banyak manfaat fisik, psikologis, dan emosional dari menulis buku harian. Berikut adalah sepuluh alasan mengapa kamu harus terus menjaga kebiasaan baik tersebut.

1. Sebagai terapi dan tempat curhat

Menulis buku harian dapat menjadi terapi dan teman baik kamu. Tulisan, buku dan pena yang kamu gunakan seolah menjadi pendengar yang setia selama 24 jam tanpa menghakimi atau menyela apa yang kamu tuliskan.

Kamu bisa memberi tahu hal-hal yang tidak akan berani kamu ucapkan kepada orang lain saat menulis. Menulis dapat menghilangkan perasaan dan emosi yang lebih beracun dan membantu kamu lebih memahami apa yang kamu rasakan, membebaskan ruang berpikir untuk mendapatkan kejelasan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.

2. Mengontrol emosi

Sebuah studi dari Advances in Psychiatric Treatment menyatakan bahwa menulis buku harian dapat membantu kita mengatur emosional diri. Studi lainnya dari Park & Blumberg di tahun 2002 juga menyatakan bahwa menulis buku harian secara rutin dalam beberapa periode waktu dapat meningkatkan kemampuan mengatur emosi lebih baik.

Inilah alasan mengapa terapi, konselor, dan pekerja sosial sering menyarankan kepada pasiennya untuk menulis buku harian.

3. Melatih kerja otak dengan tulisan tangan

Ini yang membuat kita harus lebih memilih diari dalam bentuk buku daripada diari elektronik. Memang buku mungkin akan hilang dan repot dibawa-bawa jika jumlahnya sudah banyak. Tapi kamu membutuhkan diari untuk bisa melatih kerja otak dengan tulisan tangan. 

Menulis tangan itu perlu kesabaran dan konsentrasi. Menulis diary merupakan terapi pengolahan mental, terlepas dari apa yang kamu tulis. Terkadang, kamu sekadar menulis kata tanpa arti saja, bisa memberikan rasa senang di hati.

4. Belajar berkomunikasi dalam bentuk tulisan

Sebagai penulis wanna be, kamu merasa kalau mencurahkan perasaan dalam bentuk kata-kata itu tidak lah mudah. 

Ditulis saja sulit, apalagi diomongin langsung. Memilih kata yang tepat itu perlu keahlian tersendiri. Karena salah-salah, apa yang tertangkap orang lain akan beda dengan yang kita maksudkan.

5. Mindfulness

Pada dasarnya, melakukan journaling memberikan ruang bagi kita untuk mempraktikkan mindfulness atau berfokus dengan apa yang dimiliki saat ini.

Kita jadi bisa mengevaluasi mengenai sisi positif maupun negatif dari berbagai pengalaman, serta melihat permasalahan secara lebih jernih.

Menurut Huffpost, kita juga menjadi punya kesempatan untuk melepas rasa cemas mengenai kejadian di masa depan karena hanya berfokus pada yang terjadi di saat ini.

6. Mempertajam ingatan

Selain berfungsi sebagai tempat untuk mencurahkan perasaan, journaling atau menulis diari juga bisa berfungsi membantu kita mengingat lebih banyak hal. Terkadang, otak kita terlalu penuh dengan berbagai hal yang seolah perlu dipikirkan sekaligus. Menuliskannya pada sebuah buku dapat membantu kita merunut pikiran, mempertajam ingatan, sekaligus membantu kita menganalisis situasi secara lebih baik.

7. Menstimulasi kreativitas

Proses menulis buku harian “memaksa” kamu untuk menceritakan ulang hal-hal yang terjadi di keseharian kamu, baik hal-hal yang gampang diceritakan ulang maupun hal-hal kompleks. Dengan menulis buku harian, kamu harus mengomunikasikan kejadian-kejadian yang kamu alami menjadi sebuah cerita yang gampang dicerna, sehingga kamu “dipaksa” untuk berpikir kreatif bahkan menghasilkan ide-ide kreatif.

8. Melatih disiplin diri

Menulis buku harian secara rutin akan melatih diri menjadi disiplin dan tekun. Ini akan berpengaruh juga terhadap rutinitas lainnya. Disiplin dapat menjadi modal bagi kesuksesan di masa depan.

9. Meningkatkan kesehatan fisik

Seorang peneliti dari Universitas Texas, James Pennebaker, menyatakan bahwa rutin menulis buku harian dapat memperkuat sistem imun. Peneliti lainnya juga mengindikasikan dapat menurunkan gejala penyakit asma dan radang sendi.

10. Membantu mengenal diri sendiri

Dengan membiasakan diri secara sadar dan penuh perhatian membaca kembali buku harian kamu, kamu bisa melacak pola perilaku pribadimu. Ini akan membantu kamu dalam mencapai tujuan dan merespons secara efektif terhadap tantangan.

Kamu juga dapat melihat pola-pola yang menghalangi pertumbuhan pribadi dan profesional, dan hubungan yang sehat dengan diri sendiri dan orang lain. Dengan menjadi sadar dengan apa yang kamu temukan, kamu bisa melakukan perubahan yang kamu inginkan.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment