Penyakit ‘ain itu ada

Penyakit ‘ain itu ada

Inilah Alasan Mengapa Hati Harus Terpaut dengan Al Quran

Suaramuslim.net – Allah SWT berfirman dalam surah Al-Qalam ayat 51, “Sesungguhnya saat orang-orang kafir itu mendengarkan Al-Quranul Karim, pandangan mereka benar-benar hampir membuatmu tergelincir.”

Maksudnya, karena orang-orang musyrik itu melihatmu dengan pandangan yang penuh kebencian dan permusuhan karena dengki mereka terhadapmu, hampir saja kakimu akan tergelincir seandainya Allah SWT tidak melindungimu.

Dikatakan dalam hadis syarif, “Penyakit ‘ain itu benar adanya. Penyakit ain terjadi karena adanya hasad (kedengkian) dari seseorang dan setan.”

Hasan Al-Bashri berkata, “Obat untuk penyakit ‘ain adalah membaca surah Al-Qalam ayat 51 ini.”

Selain itu, Rasulullah Shallallāhu ‘alaihi wa sallam pun mendoakan kedua cucunya, Sayidina Hasan dan Husein, sebagai berikut, “A’ūdzu bikalimātillāhit tāmmati min kulli syaithānin wa hāmmatin wa min kulli ‘ainin lāmmatin.”

Beliau bersabda, “Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Nabi Ishaq ‘Alaihimussalām telah memohon perlindungan kepada Allah SWT dari penyakit ‘ain dan keburukan lainnya dengan doa itu.”

Barang siapa melihat sesuatu yang disukainya, hendaklah ia mendoakannya dengan kebaikan. Sebab, berdoa dengan kebaikan dapat menghilangkan penyakit ‘ain.

Dikatakan dalam hadis syarif sebagai berikut, “Barang siapa di antara kalian melihat sesuatu yang disukainya dalam dirinya, hartanya, atau saudaranya, hendaklah ia mendoakannya dengan kebaikan (dengan mengucapkan masyaa Allah, semoga Allah SWT memberikan keberkahan). Sebab, penyakit ‘ain itu benar adanya.”

Barang siapa melihat sesuatu yang disukainya, tetapi tidak mengikrarkan bahwa Allah SWT adalah penciptanya, niscaya Allah SWT akan memberikan sebuah penyakit dan kesulitan pada sesuatu yang dilihatnya itu. Penyakit tersebut merupakan sebuah musibah dari buruknya pandangan seseorang yang melihat dengan kelalaian.

Hafiz Asy-Syirazi berkata, “Orang-orang ahli hikmah dan yang berpengalaman tidak suka menyantap makanan di depan hewan liar, dan mereka menghindari keburukan yang ada di mata hewan tersebut. Sebab, pada saat itu, sebuah aura keburukan muncul dari dalam tubuh mereka – karena munculnya ambisi mereka untuk makan – dan memenuhi mata mereka. Aura tersebut akan merusak segala sesuatu yang terkena olehnya. Oleh sebab itu, jika ada seekor hewan seperti kucing atau anjing, mereka akan memberikan sesuatu yang dapat mengalihkan perhatiannya.”

31 Oktober 2023

Fahri Ali
Ponpes Sulaimaniyah Jawa Timur

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment