Peringati Hari Santri, Kemenag: Islam Sebagai Rahmat, Bukan Melaknat

Peringati Hari Santri, Kemenag: Islam Sebagai Rahmat, Bukan Melaknat

Kemenag Buka Beasiswa Program Magister Lanjut ke Doktor
Ilustrasi Kantor kementerian Agama Republik Indonesia (Foto: Ist)

JAKARTA (Suaramuslim.net) – Ribuan santri yang berasal dari Pondok Pesantren di Jakarta dan sekitarnya Senin (21/10) malam memadati Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

Mereka menghadiri Malam Puncak Peringatan Hari Santri 2019 yang mengusung Tema Syiar dan Syair Perdamaian, Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia.

Sekjen Kemenag M. Nur Kholis Setiawan dalam sambutannya mengatakan Malam Puncak Hari Santri 2019 yang bertajuk “Syiar dan Syair Perdamaian” merupakan upaya Kementerian Agama untuk menggelorakan pesan-pesan perdamaian melalui syiar dan syair yang bersumber dari khazanah dan kekhasan kaum pesantren.

Saat ini, lanjut Sekjen Kemenag, penting bagi umat Islam Indonesia menggaungkan syiar yang damai dalam setiap dakwah, tradisi, dan kegiatan lainnya.

“Islam sebagai inspirasi, bukan sebagai aspirasi. Islam sebagai sumber rahmat, bukan untuk melaknat. Islam sebagai spirit kemajuan, bukan batu sandung kemunduran. Islam sebagai wadah persatuan, bukan ajang membuat permusuhan,” ujarnya.

Tampak hadir Menteri Agama Kabinet Kerja Jilid I Lukman Hakim Saifuddin didampingi Trisna Willy Lukman Hakim, para duta besar negara sahabat, perwakilan Kementerian Luar Negeri, pimpinan Pondok Pesantren, para tokoh agama, kakanwil/kakankemenag se Indonesia dan undangan lainnya. Menag Lukman dan tamu yang berada di atas panggung utama tampak mengenakan sarung ala santri.

Menurut Nur Kholis, syiar tanpa syair tentulah belum lengkap.

“Makanya melalui syair perdamaian pada malam ini, kita lantunkan nada-nada dan shalawat yang dapat mendamaikan jiwa dan lubuk hati kita, agar kita senantiasa menjaga diri, menjaga jari, menjaga lisan, menjaga perilaku dan tindakan,” kata Nur Kholis Setiawan.

Pada malam puncak Hari Santri ia mengajak untuk senantiasa meneguhkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai. Kaum santri bagian dari Indonesia yang mengedepankan sikap santun, menghargai perbedaan, tidak sepakat dengan tindak kekerasan dan permusuhan atas nama apa pun.

“Melalui ikhtiar ini, bukan tidak mungkin Indonesia yang direprensentasikan kaum santri dapat memberi inspirasi perdamaian tidak bagi sesama bangsa, namun juga kepada masyarakat dunia,” ujar Nur Kholis.

“Selamat Hari Santri 2019. Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia,” tandasnya.

Usai sambutan Sekjen rangkaian malam Puncak Peringatan Hari Santri dilanjutkan dengan Tausiah Perdamaian yang disampaikan Gus Muwafiq dan ditutup dengan penampilan Shalawat Perdamaian Syubbanul Muslimin asal Probolinggo Jawa Timur.

Sebelumnya, Dirjen Pendidikan Islam Kamarudin Amin turut menyampaikan renungan hari santri dilanjutkan dengan Tausiah Perdamaian oleh Habib Jindan Bin Salim Novel Jindan. Sementara piala kepada para juara lomba Santri Millenial Competition 2019 diserahkan oleh Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan.

Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment