Raport Kehidupan

Raport Kehidupan

Cara Menghitung Raport Kehidupan (2)

Suaramuslim.net – Sahabat, masihkan kita teringat saat detik-detik pengambilan raport sekolah kita dulu? Jantung berdebar, lisan tak henti-hentinya merapal doa, serta hati yang berada di persimpangan antara harap dan cemas? Siapa yang tak bangga bila ternyata di dalam raport tersebut terdapat angka-angka istimewa yang langsung membuat mata kita berbinar lebar.

Setiap kali berjumpa dengan sahabat atau pun saudara kita pasti akan menampakkan wajah merona bahagia dan penuh kebanggaan menunjukkan raport kita. Namun sebaliknya, bila ternyata di dalam raport tersebut yang tertera hanyalah angka merah yang membuat kita menutup wajah, kita pasti enggan untuk bertemu orang lain. Bahkan ingin sekali rasanya kita membakar raport tersebut agar tidak diketahui oleh seorang pun.

Sahabat, ketahuilah bahwa ternyata kedua hal tersebut juga telah digambarkan oleh Allah dalam salah satu surat cinta-Nya yang mulia, yakni saat seluruh manusia harus menerima raport kehidupan hasil dari perjalanannya menempuh ujian selama di dunia.

Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, Maka dia berkata: “Ambillah, Bacalah kitabku (ini)”. Sesungguhnya Aku yakin, bahwa Sesungguhnya Aku akan menemui hisab terhadap diriku.  Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai. Dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat. (kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu”. Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, Maka dia berkata: “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan Aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian Itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. (Q.S al-Haqqah : 19-27)

Dari ayat di atas kita dapat mengkaji bersama, meski saat ini kita telah lama meninggalkan bangku sekolah atau tidak peduli lagi dengan raport yang dulu kita peroleh, namun debaran jantung serta persimpangan antara rasa harap dan cemas itu akan kita rasakan kembali. Bahkan akan jauh lebih dahsyat lagi ketakutan serta harapan yang ada dalam hati kita. Karena bila raport kita jelek balasannya tidak cukup dengan luapan rasa marah atau pun hukuman dari orang tua. Namun neraka Allah beserta malaikat-Nya yang bengis telah bersiap untuk menjemput kita.

Umar bin Khatab pernah mengatakan, ”Hisablah dirimu sebelum dihisab oleh Tuhanmu”. Maka tak ada salahnya jika pada sisa umur yang masih Allah berikan ini, sejenak kita merenung tentang perjalanan kehidupan yang telah kita lalui. Akankah itu menghantarkan kita untuk menerima raport kehidupan yang terbaik ataukah justru raport kehidupan yang menghempaskan kita ke neraka. Wallahu a’lam bishawab.

Oleh: Santy Nur
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment