Saatnya Bergembira dengan Sang Ramadhan

Saatnya Bergembira dengan Sang Ramadhan

Amalan Bulan Rajab
Ilustrasi seseorang sedang berdoa (Ils: Mariam Apd El-Nasir/Dribbble)

Suaramuslim.net – Allah berfirman dalam surah Yunus ayat 58:

ﻗُﻞْ ﺑِﻔَﻀْﻞِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻭَﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻪِ ﻓَﺒِﺬَﻟِﻚَ ﻓَﻠْﻴَﻔْﺮَﺣُﻮﺍْ ﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِّﻤَّﺎ ﻳَﺠْﻤَﻌُﻮﻥَ

“Katakanlah: ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”

Ramadhan adalah bulan maghfirah, yaitu bulan yang penuh ampunan Allah.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari No. 38 dan Muslim No. 760)

Ramadhan adalah bulan yang semua amalan shaleh di dalamnya dilipatkan terserah kepada Allah. Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي.

“Setiap amal yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang memberi ganjarannya. Orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makannya demi Aku semata.”

Bandingkan dengan hadis di bawah ini;

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda,

فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَرِ

“Keluarga, harta, dan anak dapat menjerumuskan seseorang dalam maksiat (fitnah). Namun fitnah itu akan terhapus dengan shalat, shaum, shadaqah, amar ma’ruf (mengajak pada kebaikan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran).” (HR. Bukhari no. 3586 dan Muslim no. 144).

Coba kalau kita melakukan salat, puasa, sedekah dan lain nya itu di Ramadhan yang pahalanya terserah Allah, yang pasti akan sangat tidak terbayang besarnya.

Sungguh fitnah atau ujian hidup di Ramadhan tidak berarti apa-apa kan? Bagaikan butiran debu di tengah pasir pantai.

Ramadhan adalah bulan diturunkan Al Quran, yang dengannya hidup manusia jauh lebih baik.

So.. Tidak salah kan kalau kita sebut Ramadhan bulan penuh karunia Rahmat. Dan kalau begitu perintah bergembira dengan karunia Allah dan rahmatNya, bagaikan perintah bergembira dengan bulan Ramadhan!

Para ulama salaf benar-benar bergembira dengan datangnya Ramadhan, mereka merindu dengannya. Bahkan kerinduannya selalu mendayu sejak beberapa bulan yang lalu.

Ibnu Rojab al Hambali dalam Lathaiful Ma’arif 232 berkata;

ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟﺴَّﻠَﻒُ : ﻛَﺎﻧُﻮْﺍ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺃَﻥْ ﻳُﺒَﻠِّﻐَﻬُﻢْ ﺷَﻬْﺮَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ، ﺛُﻢَّ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻧَﺎﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺃَﻥْ ﻳَﺘَﻘَﺒَّﻠَﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ

“Sebagian salaf berkata, ‘Dahulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadhan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal shaleh di Ramadhan yang lalu) mereka.“

Ibnu Rojab Al-Hambali menjelaskan,

ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﺑﻔﺘﺢ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺠﻨﺎﻥ ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻤﺬﻧﺐ ﺑﻐﻠﻖ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﻨﻴﺮﺍﻥ ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻌﺎﻗﻞ ﺑﻮﻗﺖ ﻳﻐﻞ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﻴﻦ ﻣﻦ ﺃﻳﻦ ﻳﺸﺒﻪ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﺯﻣﺎﻥ .

“Bagaimana tidak gembira? seorang mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya pintu-pintu surga.

Bagaimana tidak gembira bagi pelaku dosa dengan tertutupnya pintu-pintu neraka.

Bagaimana mungkin seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada suatu waktu menyamai waktu ini (Ramadhan)?

Bagaimana bentuk kegembiraan kita? Sudah tentu dengan mempersiapkan kedatangan dengan penuh semangat. Seperti persiapan seseorang ketika datang tamu agung yang membawa banyak cindera mata. Sudah tentu tidak mungkin dengan persiapan yang setengah-setengah.

Apa saja yang harus dipersiapkan?

1. Persiapan lahiriyah baik dengan memperindah tempat tinggal kita, menyetok makanan untuk kebutuhan Ramadhan. Juga persiapkan ilmu tentang fikih Ramadhan.

Seyogianya, beli bahan makanan, dan pakaian untuk Idul Fithri sebelum Ramadhan, agar bisa fokus ibadah di bulan yang suci ini.

2. Persiapan batiniyah dengan dimulainya gerakan anti maksiat dan gerakan perbanyak amal shaleh. Itu semua dilakukan agar di bulan Ramadhan kita tinggal panen aja. Artinya tinggal menikmati imsak diri dari kemaksiatan dan menikmati amal shaleh.

3. Banyak berdoa agar kita diberi kesempatan oleh Allah menikmati Ramadhan.

Ada sebuah doa terkait Ramadhan yang sangat populer di kalangan salafus shaleh, tapi di kita agak kurang populer. Ini doanya;

Doa ini di riwayatkan dari Sahabat Ubadah bin Ash Shomit beliau berkata;

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا هؤلاء الكلمات إذا جاء رمضان: “اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي لرمضان، وسلم رمضان لي، وتسلمه مني مُتَقَبَّلاً” (رواه الطبراني في “الدعاء”، والدَّيْلَمِيّ في “مسند الفردوس”).

“Dulu Nabi mengajarkan kepada kami, sebuah untaian kalimat doa ketika datang Ramadhan; Allohumma sallimni li romadhon wa sallim romadhon lii wa tasallamhu minni mutaqobbala. Ya Allah selamatkan aku untuk Ramadhan dan selamatkan Ramadhan untukku, serta terimalah dariku semua amalan Ramadhan” (HR At Thabrani, dan Ad Daylami).

Maksud, “selamatkan aku untuk Ramadhan“ adalah selamatkan diri ini agar panjang umur, sehat badan dan bersama keluarga bisa menikmati rahmat Allah di bulan Ramadhan.

Maksud, “Selamatkan Ramadhan untukku” adalah selamatkan rahmat, maghfirah Ramadhan untukku ya Allah.

Ya Alloh, selamatkan kami untuk dapat menikmati Ramadhan dan selamatkan Ramadhan untuk dapat kami peluk ampunan dan kasih sayang-Mu di dalamnya dan terimalah ia sebagai amal shaleh untuk kami…… Aamiin ya mujiibas saailin….❤

Wallahu A’lam

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment