Sampaikan Cita, Simpan Duka

Sampaikan Cita, Simpan Duka

Bermain Dadukah Tuhan?

Suaramuslim.net – “’Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (bersyukur)” (QS Adh Dhuha: 11)

Ayat di atas mengajarkan kepada kita untuk senantiasa menyampaikan berbagai kebaikan dan hal positif yang telah kita terima kepada orang lain, sebagai tanda syukur dan bukan untuk kesombongan. Ketika hal positif kita sampaikan, Insyaallah aura positif akan menular. Namun, bila menerima kedukaan, sakit, musibah, dan lainnya, maka kita dianjurkan untuk menyimpan dan bersabar. Sembari mengucapkan “Segala sesuatunya adalah milikNya dan akan kembali kepadaNya”. Kesabaran akan berbuah menjadi kebaikan yang lebih baik lagi.

Agama Islam mengajarkan kesabaran yang dikembalikan pada Tuhan sebagai pemberi ujian, bukan berusaha kuat dengan mengandalkan diri sendiri. Hal tersebut dapat tersirat dalam QS Al Baqarah: 155-156 ini,

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, ‘Innaalillahi wa innaa ilaihi roji’un’. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al Baqarah: 155–156)

Di era internet ini, kita sudah terbiasa menyampaikan semua hal di media sosial. Semua hal termasuk hal-hal negatif seperti kedukaan, keluhan, umpatan, berita sampah, dan lainnya. Bila kita kembalikan pada dua ayat yang sudah disebutkan di atas, maka menyampaikan di media mengenai hal positif dengan niat sebagai hikmah ilmu bagi orang lain, perwujudan syukur dan atau untuk menyampaikan keindahan dari pemberianNYA adalah menjadi anjuran. Namun untuk hal-hal yang memberikan nuansa negatif, dianjurkan untuk tidak disampaikan.

Alasan etis menyimpan kedukaan dan hal negatif adalah sebagaimana disampaikan oleh seorang alim, “Apakah kita akan mengadukan Tuhan kepada hamba?” Apakah kita curhat atas ujianNYA kepada para hamba yang juga memiliki kelemahan. Mari kita renungkan.

Semoga dimampukan untuk selalu berbagi keindahan dan menyimpan kedukaan. Aamiin.

Penulis: Dr Gancar C. Premananto*

*Koordinator Program Studi Magister Manajemen FEB Universitas Airlangga Surabaya

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment