Perlu Tahu, Sejarah Masuknya Islam di Sulawesi

Perlu Tahu, Sejarah Masuknya Islam di Sulawesi

Perlu Tahu, Sejarah Masuknya Islam di Sulawesi

Suaramuslim.net – Sulawesi, salah satu destinasi wisata yang memiliki kekayaan lokal, baik sejarah, kebudayaan dan alamnya. Lalu bagaimana sejarah dan perkembangan Islam di tempat yang eksotik ini? Berikut ulasannya.

Kronologi dan perkembangan Islam di Sulawesi masih  membutuhkan pengkajian yang mendalam agar sejarahnya lebih objektif.  Kehadiran budaya Islam pertama kali di kerajaan Gowa jauh sebelum diterimanya agama Islam sebagai agama resmi kerajaan. Agama Islam dibawa oleh para  pedagang muslim dari Arab, Parsia, India, Cina, dan Melayu ke Ibu Kota kerajaan Gowa, Sumba Opu.

Agama Islam masuk ke Sulawesi sejak abad ke-16, sejak masa kekuasaan Sombayya Ri Gowa I Mangngarrangi Daeng Mangrabia Karaeng Lakiung Sultan Alauddin Awalul Islam raja Gowa ke-14. tetapi baru mengalami perkembangan pesat pada abad ke-17 setelah raja-raja Gowa dan Tallo menyatakan diri masuk Islam.

Islam dinyatakan resmi sebagai agama kerajaan Gowa pada tanggal 9 Jumadil Awal 1051 H / 20 September 1605 M. Raja Gowa yang pertama masuk Islam ialah Daeng Manrabia yang berganti nama Sultan Alauddin Awwalul Islam, sedang Raja Tallo yang pertama masuk Islam bergelar Sultan Abdullah. Di antara para mubaligh yang banyak berjasa dalam menyebarkan dan mengembangkan agama Islam di Sulawesi, yaitu Katib Tunggal, Datuk Ri Bandang, Datuk Patimang, Datuk Ri Tiro, dan Syekh Yusuf Tajul Khalwati Tuanta Samalaka.

Dakwah Islamiyah di Sulawesi berkembang terus sampai ke daerah kerajaan Bugis, Wajo, Sopeng, Sindenreng, dan lain-lain. Suku Bugis yang terkenal berani, jujur dan suka berterus terang, semula sulit menerima agama Islam. Namun berkat kesungguhan dan keuletan para mubaligh, secara berangsur-angsur mereka menjadi penganut Islam yang setia.

Peninggalan Islam hingga Saat ini

Tidak sedikit peninggalan Islam yang ada di Sulawesi, salah satunya adalah masjid Katangka. Masjid Tua Al-Hilal Katangka adalah nama resmi yang tercantum di plang halaman masjid yang berlokasi di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Gowa, itu. Namun, masyarakat luas lebih mengenal masjid tersebut dengan nama singkatnya: Masjid Katangka.

Di balik penampilannya yang bersahaja, masjid tua itu telah menjadi saksi perjalanan Islam di tanah Sulawesi selama lebih dari empat abad. Perlu diketahui bahwa Katangka adalah jenis pohon yang dahulu kala banyak tumbuh di lingkungan sekitar masjid itu. Kayu katangka pula yang menjadi bahan pembuatan masjid yang berdiri tahun 1603 tersebut. Namun, pohon endemis yang kayunya dianggap sebagai kayu kehormatan oleh orang Makassar itu kini sudah sangat langka.

Masjid Katangka dibangun pada masa pemerintahan Raja Gowa XIV I Mangarangi Daeng Manrabbia atau yang kemudian bergelar Sultan Alauddin. Sultan Alauddin adalah Raja Gowa pertama yang memeluk Islam dan mendukung penyebarannya ke seluruh Sulawesi Selatan.

Kontributor: Khoirun Nisa
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment