Sekilas Mengenai Perkumpulan Rahasia

Sekilas Mengenai Perkumpulan Rahasia

Sekilas Mengenai Perkumpulan Rahasia
Simbol mata yang diidentikkan dengan illuminati.

Suaramuslim.net – Bulan Juni 2019 selain musim ucapan selamat lebaran dan bagi-bagi angpau, juga musim polemik. Di DKI Jakarta polemik pendukung 02 versus MK dan Bawaslu. Sementara di Bandung lagi berpolemik perihal simbol-simbol perkumpulan rahasia “illuminati” di Masjid al Safar yang mendadak viral gara-gara sosok Ustaz Rahmat Baequni. Karena bukan alumnus jurusan arsitektur, jadi tak bisa berkomentar di luar pengetahuan yang saya miliki. Jauh sebelum mengenal illuminati, terlebih dulu saya mengenal Freemasonry.

Di Indonesia, eksistensi Freemasonry disinggung pertama kali melalui LPPA-Muhammadiyah melalui buku berjudul Sorotan terhadap Freemasonry (terbit 1979). Buku ini saya temukan pertama kali di rak perpustakaan UIN Malang. Letaknya tidak biasa yakni di rak buku berkode “Koleksi Khusus”. Ditambah lagi Dr Alwi Shihab dalam disertasinya yang terbit di Mizan menyimpulkan bahwa dibalik berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah salah satunya untuk membendung kristenisasi dan gerakan Freemasonry.

Usai runtuhnya Orde Baru, baru terbit lagi Buku “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962” terbitan Sinar Harapan. Keberadaan buku ini membuktikan bahwa Freemasonry atau yang dalam bahasa Belanda disebut vrimetselarij punya andil mewarnai lembaran sejarah bangsa kita.

Selain illuminati dan Freemasonry, masih ada perkumpulan rahasia seperti The Rosicrucians, The Club of Rome, Skull and Bones, The Bohemian Club, hingga The Bilderberger. Saya tidak bisa menjabarkan satu per satu profil perkumpulan rahasia ini. Pembaca cukup berselancar di google atau baiknya membaca buku Secret Societies: 21 Organisasi Perusak Dunia karangan Michael Bradley.

Perlu diketahui, yang menjadi anggota perkumpulan rahasia di atas sebagian wajah mereka menghiasi layar kaca, nama jalan raya hingga Mural. Gestur tubuh yang mereka tunjukkan terkadang kita tiru. Boleh jadi sebagian pembaca pernah berfoto dengan gaya salam metal atau salam dua jari (victory)? Hayo mengaku saja. “Aah sampean bisa saja…” begitulah rata-rata orang berkomentar.

Selain dua gestur tadi, ada yang namanya jahbulon sign, kode atau isyarat tangan tersembunyi seperti yang dipraktikkan Karl Marx, Colin Powel hingga Harry S. Turman. Orang awam pasti menganggap ini hal biasa. Padahal gestur tubuh adalah media berkomunikasi. Untuk lebih jelasnya silakan membaca buku Duncan’s Masonic Ritual and Monitor (Forgotten Books, 2008).

Sejumlah bioskop di Indonesia mulai menayangkan film-film bergenre “perkumpulan rahasia”. film Da vinci code (2006) dan Angels and Demons (2009). Lalu yang tak boleh dilupakan adalah film National Treasure yang dibintangi aktor Nicolas Cage. Game-game yang dimainkan lewat gadget juga tak luput dari simbol-simbol mereka. Game Yugi oh, Pokemon Go hingga Resident Evil.

Buku non fiksi, novel, bioskop hingga game sudah cukup membuktikan bahwa mereka benar-benar ada. Namun sayangnya oleh sebagian orang dipakai bahan guyonan atau lelucon melalui meme dan komik strip. Di forum Kaskus, Freemasonry diplesetkan menjadi “remason” dan illuminati menjadi “laminating”.

Terakhir sebelum mengakhiri artikel ini, sebagai muslim kita perlu mewaspadai agenda terselubung mereka di masa depan. Mereka punya konsep “The New World Order”. Boleh jadi sedang menantikan sosok istimewa, siapakah sosok tersebut? Tentu bagi muslim yang pernah dengar hadis nabi yang berkaitan dengan Hari kiamat pasti tahu jawabannya. Dialah Dajjal!

Tiga tahun sebelum keluarnya Ad-Dajjal, langit akan menahan sepertiga dari air hujannya, dan bumi menahan sepertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Pada tahun yang kedua, langit akan menahan dua pertiga dari air hujannya dan bumi akan menahan dua pertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Pada tahun yang ketiga langit akan menahan air hujan semuanya dan bumi juga akan menahan tumbuh-tumbuhan semuanya,” (HR. Ahmad). Wallahu a’lam.*

*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment