Suaramuslim.net – Kemerdekaan Indonesia tentunya tak terlepas dari perjuangan hebat kedua pemimpin pertama bangsa Indonesia, Bung Karno dan Bung Hatta. Nama tersebut tentu sudah sangat renyah terdengar di telinga seluruh masyarakat Indonesia. Namun, sudahkah mengenali biografi serta perjuangan keduanya? simak ulasan berikut ini.
Sejarah mengenai kemerdekaan Indonesia tidak boleh sekalipun terlupakan, karena kemerdekaan selalu mengingatkan pada banyak bentuk semangat. Entah semangat untuk bertahan, semangat untuk bebas, semangat untuk bersatu dan lain sebagainya.
Semangat perjuangan kemerdekaan bagi generasi masa kini seharusnya tak hanya dengan bentuk sikap dan perilaku yang bermanfaat serta bertanggung jawab kepada negeri ini. Mengenal dan meneladani sosok pahlawan yang telah gugur juga merupakan salah satu bukti semangat kemerdekaan melekat di dalam diri.
Soekarno, Dianggap Bahaya oleh Belanda
Siapa yang tidak mengenal Ir. Soekarno. Beliau merupakan salah seorang yang memiliki jasa besar terhadap kemerdekaan Indonesia. Selain sebagai tokoh pendidikan Indonesia pembaca teks proklamasi, beliau juga yang dipercaya rakyat Indonesia sebagai presiden pertama Republik Indonesia. Ir. Soekarno atau yang kerap disapa Bung Karno ini lahir di Blitar Jawa Timur, tepatnya pada tanggal 6 Juni 1901.
Bung Karno sangat aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sejak muda, sehingga ia menjadi salah satu tokoh yang dicontoh oleh banyak pejuang kemerdekaan lainnya. Oleh karena itu, sangat pantas jika beliau dipilih untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam proses menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia, beliau punya banyak peran. Mulai dari merumuskan teks proklamasi bersama Bung Hatta dan Achmad Soebarjo, hingga proses penandatanganan hingga pembacaan teks proklamasi.
Berdasarkan fakta dari beberapa sumber bahwa dia telah dikenal oleh Belanda sebagai seseorang yang bisa menghasut orang lain untuk berfikiran merdeka sehingga dia kemudian dianggap sebagai orang yang berbahaya. Hingga ia harus mengalami beberapa kali dipenjara dan diasingkan.
Sebelum memproklamasikan kemerdekaan, Bung Karno sempat diungsikan oleh golongan muda ke Rengasdengklok, namun Bung Karno tetap tenang dan tetap memegang teguh keputusannya terkait hari kemerdekaan. Dan ketika diminta membatalkan proklamasi oleh pihak Jepang, Ir Soekarno menjawab dengan berani kalau proklamasi telah dilaksanakan dan tidak bisa dibatalkan hingga kemerdekaan Indonesia berhasil dicapai pada 17 Agustus 1945.
Soekarno meninggal dunia pada Pada tahun 21 Juni 1970 di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai “Pahlawan Proklamasi”.
Hatta, Cucu Ulama
Beralih dari Ir Soekarno, kita berkenalan dengan tokoh pendidikan Indonesia pembaca teks proklamasi yang lain, yaitu Drs. Moh Hatta atau yang biasa disapa dengan panggilan Bung Hatta. Laki-laki kelahiran Bukittinggi, 12 Agustus 1902 ini, merupakan anak kedua, setelah Rafiah yang lahir pada tahun 1900. Sejak kecil, ia telah dididik dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat melaksanakan ajaran agama Islam. Kakeknya dari pihak ayah, Abdurahman Batuhampar dikenal sebagai ulama pendiri Surau Batuhampar, sedikit dari surau yang bertahan pasca perang Padri. Sementara itu, ibunya berasal dari keturunan pedagang.
Selain itu, beliau juga merupakan tokoh yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Bung Hatta adalah pejuang, negarawan, ekonom, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Ia bersama Soekarno memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945.
Mengapa Bung Hatta masuk ke dalam daftar tokoh pendidikan Indonesia pembaca teks proklamasi? Ini dikarenakan beliau memiliki banyak peran dalam terealisasinya proklamasi. Beberapa peran Bung Hatta di antaranya menyusun atau merumuskan teks proklamasi bersama dengan Bung Karno dan Achmad Soebardjo di rumah Laksamana Maeda, dan menandatangani dokumen atau teks proklamasi bersama dengan Bung Karno. (muf/smn)