Sudah Benarkah Hijrah Kita?

Sudah Benarkah Hijrah Kita?

Sudah Benarkah Hijrah Kita

Suaramuslim.net – Kata Hijrah, belakangan ini menjadi amat familiar di jejaring sosial. Hijrah, kadangkala ditandai dengan berubahnya penampilan. Dulu seksi, kini jadi ukhti. Dulu preman kini jadi ikhwan. Namun bagaimana sebenarnya hijrah itu?

Dikutip dari laman dakwatuna.com, hijrah secara umum mempunyai arti meninggalkan segala macam bentuk kemaksiatan dan kemungkaran, baik dalam hati, perkataan, hingga perbuatan.

Hijrah di Masa Rasulullah

Secara khusus hijrah di zaman dulu kala diidentikkan dengan perpindahan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya dari Mekkah menuju Madinah dalam rangka menyelamatkan iman dan Islam serta membangun peradaban baru di tempat baru.

Hijrah dari Makkah ke Madinah adalah hal jelas perjuangan dan pengorbanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berserta sahabat-sahabatnya untuk mempertahankan risalah Allah. Tak terbayang bagaimana penderitaan yang harus ditanggung oleh mereka ketika itu.

Di siang hari udara sangat panas, sedangkan di malam hari sangatlah gelap dan dingin, mereka berjalan kaki, turun naik gunung yang berbatu, melewati padang pasir yang gersang, dengan perbekalan yang seadanya. Padahal di Makkah mereka bisa hidup nyaman, apabila mau berkompromi dengan orang-orang musyrik.

Namun semua itu dilakukan demi tegaknya agama Allah. Hijrah adalah langkah strategis untuk membangun basis kekuatan yang baru. Tidak hanya kekuatan fisik, melainkan kekuatan psikologis yang menguntungkan dengan jaminan rahmat dan lindungan dari Allah ta’ala.

Tips Hijrah Ala Rasulullah

Allah subhanahu wa ta’ala. Seperti yang terdapat pada firman Allah di surat Adz Dzariyat ayat 56, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” Oleh sebab itu hijrah adalah salah satu cara untuk menyempurnakan ikhtiar agar senantiasa mendekat kepada-Nya. Menjauhi larangan-Nya dan melaksanakan perintah-Nya secara kaffah atau menyeluruh. Baik secara penampilan, tingkah laku, perbuatan, utamanya amalan-amalan yang pastinya lebih meningkat dibandingkan dengan ketika belum berhijrah.

Lantas apa saja hal-hal yang bisa kita lakukan untuk memulainya?

Pertama, tanamkanlah semangat baru untuk memulai hari yang baru dengan nilai-nilai yang memancarkan keimanan kita dari relung hati yang paling dalam. Keimanan terhadap kebenaran ajaran Islam yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keimanan terhadap nilai-nilai luhur yang diajarkan beliau.

Kedua, ikuti jejak perjuangan dan pengorbanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta beserta para sahabatnya, yang tercermin dari apa yang mereka lakukan. Sungguh terlihat betapa mereka tidak lagi mendahulukan dunia dalam setiap jengkal hidupnya, melainkan malah mengorbankan dunia untuk kepentingan akhirat. Itulah pangkal keberuntungan kehidupan dunia dan akhirat.

Ketiga, tanamkan semangat hijrah ke segala aspek kehidupan, dalam arti pindah dari masa lalu yang kurang baik, yang penuh kemaksiatan ke hari esok yang penuh dengan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala tidak hanya dalam segi ibadah saja. Termasuk berhijrah dari kebiasaan bertindak dzalim ke kebiasaan bertindak adil dalam bermasyarakat, berbisnis, bahkan bernegara. (muf/smn)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment