Sunan Giri Pernah Dikorbankan untuk Penolak Wabah

Sunan Giri Pernah Dikorbankan untuk Penolak Wabah

Ilustrasu Sunan Giri, foto: Roma Decade

Suaramuslim.net – Namanya Giri Kedaton. Itulah julukan Istana Sunan Giri. Lokasinya di atas bukit kapur. Di Dusun Kedaton, Desa Giri Gajah, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.

Istana ini sekarang tinggal bekas fondasinya yang tersisa mengelilingi puncak bukit. Fondasi itu membentuk tiga lapisan dataran tempat bangunan istana dan halaman berada. Di dataran teratas sekarang dibangun masjid.

Yang terawat baik cuma area makam Sunan Giri, keluarga, dan kerabatnya. Makam ini selalu ramai didatangi peziarah yang mencari berkah dari ulama yang alim dan perkasa ini.

Menuju Giri Kedaton harus melalui gerbang gapura di bawah. Gapura ini bentuknya seperti Candi Bentar Majapahit. Dengan undak-undakan berperipih hiasan naga di kanan dan kirinya. Di susun dari batu. Ada candra sengkala naga loro warnaning padha. Artinya menunjuk angka tahun 1428 Saka (1506 Masehi). Ini tahun dibangunnya gapura ini.

Menaiki tangga gapura ini membawa ke area tingkat kedua. Juga ada gerbang Candi Bentar lagi. Pada area tingkat tiga terdapat gapura berbentuk paduraksa.

Asal Usul Sunan Giri

Menurut Agus Sunyoto dalam Atlas Wali Songo, Sunan Giri nama aslinya Raden Ainul Yakin. Sebutan lainnya Raden Paku. Dia ini raja sekaligus guru suci alias ulama. Gelarnya Prabu Satmata, pemberi legitimasi raja yang naik tahta. Juga mengembangkan dakwah Islam ke nusantara hingga Banjar, Kutai, Gowa, Nusa Tenggara, dan Maluku lewat armada kapal dagangnya.

Sumber Babad Tanah Jawi menyebut nama ayahnya Maulana Ishak. Tapi serat Walisana yang ditulis Sunan Giri II, anaknya, menyebut ayahnya Sayid Yakup yang bergelar Pangeran Raden Wali Lanang.

Nama ibunya menurut Babad Tanah Jawi adalah Dewi Sekardadu.

Dalam serat Walisana namanya Retno Sabodi. Begitu juga nama kakek dari pihak ibu, Babad Tanah Jawi menyebut Prabu Menak Sembuyu. Namun Walisana mencatat namnya Prabu Sadmuddha.

Meski terdapat perbedaan nama di kedua buku ini, tapi alur ceritanya sama. Yakni jalur keturunan dari pihak ibu dari raja Blambangan yang Hindu. Maulana Ishak alias Syaikh Wali Lanang konflik dengan mertuanya lalu pergi meninggalkan istana saat istrinya, Dewi Sekardadu alias Retno Sabodi hamil.

Ketika Dewi Sekardadu melahirkan terjadi wabah besar melanda Blambangan. Raja Blambangan menduga, wabah itu terjadi karena kelahiran cucu laki-lakinya itu. Bayi ini dianggap pembawa sial. Karena itu harus dijadikan tumbal alias dikurbankan dengan dilarung ke lautan untuk mengusir wabah.

Keranjang bayi yang terapung di lautan ditemukan awak kapal milik Nyai Pinatih, saudagar kaya dari Gresik. Saat itu kapalnya berlayar ke Bali. Jabang bayi itu lalu diasuh Nyai Pinatih dinamai Joko Samudro. Kisah Sunan Giri dikorbankan untuk penolak wabah menjadi titik tolak yang mengubah sejarah hidupnya.

Setelah cukup umur Joko Samudro dikirim belajar ke pesantren Ampeldenta. Namanya kemudian populer disebut Raden Paku. Di pesantren ini berkawan akrab dengan Raden Makhdum Ibrahim, putra Sunan Ampel.

Dalam Babad Tanah Jawi dikisahkan dua anak muda ini dalam perjalanan haji ke Makkah mampir ke Aceh menemui Maulana Ishak. Di sini keduanya belajar ilmu keislaman dan tasawuf.

Pandita Ratu

Widji Saksono dalam Mengislamkan Tanah Jawa menyebut personal walisongo punya fungsi-fungsi tertentu sesuai keahliannya. Sunan Ampel sebagai guru ketua, Sunan Giri jaksa kepala, Sunan Ngudung sebagai panglima, Sunan Kudus sebagai panglima, Sunan Bonang sebagai ilmu keagamaan, Sunan Kalijaga sebagai diplomat.

Setelah Sunan Ampel wafat, kepemimpinan diserahkan kepada Sunan Giri. Posisi Sunan Giri sangat kuat di bidang politik dan agama sehingga mendapat sebutan Pandita Ratu.

Konon dia menyusun peraturan tata praja, pengadilan di Kesultanan Demak.

Lembaga Riset Islam Pesantren Luhur Sunan Giri Malang dalam Sejarah dan Dakwah Islamiyah Sunan Girimenemukan, model pesantren merupakan pendidikan Islam yang dikembangkan Sunan Giri.

Sunan Giri juga membuat materi pelajaran dengan permainan yang sekarang populer disebut game. Permainan itu seperti Jelungan, Jamuran, Gendi Gerit, dan tembang-tembang permainan anak seperti Padang Bulan, Jor, Gula Ganti, dan Cublek-Cublek Suweng. Juga tembang macapat Asmaradhana dan Pucung.

Buku ilmu falak sesuai alam pikiran Jawa juga dikarang yang tersimpan di Museum Radya Pustaka Solo. Berdasar buku itu Ranggawarsita menyusun Serat Widya Praddana.

*Ditulis Teguh Imami
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

 

 

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment