TGB Dukung Jokowi, ini Kata Bahtiar Nasir dan Abdul Somad

TGB Dukung Jokowi, ini Kata Bahtiar Nasir dan Abdul Somad

UBN: Kampanye Akbar Prabowo Sesuai Kearifan Lokal
Ustaz Bachtiar Nasir (Foto: istimewa)

JAKARTA (Suaramuslim.net) — Pasca pertemuan Multaqa Ulama dan Da’i di Grand Cempaka Jakarta, Jum’at (6/7) para peserta Multaqa mendesak Ustaz Bahtiar Nasir (UBN) dan Ustaz Abdul Somad untuk memberikan komentarnya berkenaan dengan Pernyataan Tuan Guru Bajang (TGB) yang mendukung Jokowi di Pilpres 2019.

Menurut UBN, dipertengahan tahun 2016 lalu, ia memberikan Tabligh Akbar di Lombok, saat itu UBN menyampaikan bahwa TGB adalah pemimpin Nasional pada masa mendatang. Dalam arti kata bahwa UBN termasuk orang yang awal mendukung TGB untuk menjadi pemimpin nasional.

Namun sangat disayangkan, mestinya tokoh umat memahami keinginan umat dan berada bersama umat.

“Tapi apapun keputusan TGB itu merupakan pilihan politiknya, maka kita harus berlapang dada, dan menghargai pilihan politiknya. Umat harus menerima perbedaan dengan sikap dewasa. Dan kalau ada diantara umat yang menghina TGB maka umat yang menghina tersebut mesti harus diingatkan” Papar UBN

Dalam kesempatan yang sama, Ustaz Abdul Somad (UAS) memberikan tiga pernyataan tentang sikap yang dilakukan TGB. Menurutnya, beberapa waktu lalu Alumni Universitas Al Azhar Kairo Mesir melaksanakan pertemuan, maka dalam pertemuan tersebut para Alumni Al Azhar sepakat untuk mengusung TGB menjadi pemimpin nasional. Karena ini adalah keputusan bersama para Alumni Al Azhar, sementara Ustaz Abdul Somad merupakan Alumni Al Azhar maka ia setuju dengan keputusan tersebut dan ia mengusung TGB menjadi pemimpin nasional.

“Namun dukungan ini konteksnya dahulu, bukan sekarang”, ujar Ustaz Abdul Somad

Selanjutnya, Keputusan Alumni Al Azhar dahulu untuk menjadikan TGB pemimpin nasional yaitu untuk menjadi RI 1, bukan RI 2 dan seterusnya.

Lebih lanjut UAS mengingatkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia bermadzhab Syafi’i. Oleh sebab itu ia ingin mencontoh imam syafi’i dalam berpandangan akan suatu persoalan.

“Indonesia merupakan negara bermazhab Syafi’i, sementara Imam Syafi’i ada qaulul qadim dan ada qaulul jadid. Dan saya meniru imam syafi’i”, pungkasnya.

Reporter: teguh Imami
Editor: Ali Hasibuan

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment