Tiga Masjid di Surabaya Menjadi Saksi Dakwah Para Wali

Tiga Masjid di Surabaya Menjadi Saksi Dakwah Para Wali

Tiga Masjid di Surabaya Menjadi Saksi Dakwah Para Wali

Suaramuslim.net – Masjid adalah barometer perkembangan umat Islam di seluruh penjuru dunia. Masjid merupakan saksi bisu aktivitas penyebaran agama Islam mulai awal masuknya di Indonesia hingga saat ini. Di bawah ini merupakan masjid-masjid penuh rangkaian sejarah di kota Surabaya

Masjid Rachmat Kembang Kuning

Masjid ini adalah satu titik dari segitiga bermuda masjid jejak peninggalan Raden Rachmat Sunan Ampel di kota pahlawan. Masjid ini adalah masjid tertua di kota Surabaya, didirikan pada abad ke 15.  Ketika Raden Rachmat Sunan Ampel menginjakkan kaki di tanah Jawa, masjid inilah yang terlebih dahulu didirikan untuk memulai perjalanan dakwahnya. Mulanya masjid ini hanya berupa “gubug” dan dulunya hanya disebut sebagai langgar. Namun, seiring berkembangnya, masjid ini sudah beberapa kali direnovasi dan sekarang sudah menjadi sebuah masjid yang kokoh namun, tak meninggalkan aksen-aksen sejarah pada bangunannya. Masjid ini terletak di Jl. Kembang Kunin no 68. Ketika berkunjung ke sana Anda akan disambut dengan gapura masjid yang menyerupai tanaman semanggi , khas Surabaya. Tak hanya menjadi tempat peribadatan, masjid ini juga menjadi salah satu cagar budaya dan menjadi tempat wisata religi sejarah di kota Surabaya.

Masjid Ampel

Melipir ke “kampung arab” nya kota Surabaya yaitu daerah Ampel. Masjid Ampel adalah masjid yang dibangun kedua oleh Raden Rachmat Sunan Ampel setelah masjid Rachmat Kembang Kuning. Didirikan pada tahun 1421 di atas sebidang tanah, Masjid Ampel dibangun dengan gaya arsitektur jawa kuno dan nuansa Arab islami.

Masjid ini masih dipengaruhi akulturasi dari budaya lokal yaitu Hindu-Budha lewat arsitektur bangunannya. Di masjid inilah tempat berkumpulnya para wali dan ulama dari berbagai daerah di Jawa untuk membicarakan ajaran Islam sekaligus membicarakan metode dakwah Islam di pulau Jawa.

Kini, masjid ini tak pernah sepi dari keramaian umat Islam. Selain menjadi tempat ibadah, masjid ini juga menjadi wisata religi ziarah, karena letaknya yang berdekatan dengan makam sunan ampel. Tak hanya itu, di kawasan masjid ini juga terdapat pasar tradisional yang menjajakan makanan arab, kurma, baju muslimah sebagai pusat perbelanjaan oleh oleh. Sehingga masjid ini tak pernah luput dari para peziarah untuk dikunjungi.

Masjid Jami’ Peneleh

Bertolak dari masjid Ampel ke Masjid Jami’ Peneleh yang juga masih menjadi jejak peninggalan Dakwah sunan Ampel di tanah Jawa. Berdiri di tengah pemukiman padat penduduk, masjid besar berasitektur kuno itu tampak kokoh.

Kesan tempo dulu yang disajikan makin terlihat jelas bila menilik interior bagian dalam masjid.  Langit-langit masjid dihiasi dengan huruf arab yang bertuliskan nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Khulafaur Rasyidin.

Menurut catatan sejarah oleh Prof. Dr. KAH. Hadding, masjid ini memiliki usia yang lebih tua dari masjid Ampel. Konon, masjid ini didirikan oleh Raden Rachmat setelah ia mendirikan masjid di Kembang Kuning.

Tak seramai masjid-masjid yang lebih terkenal pada umumnya, Masjid Jami’ Peneleh seolah tenggelam digerus peradaban baru. Tempat ini hanya menjadi tempat peribadatan saja, dan hanya dipenuhi dengan warga sekitar yang tinggal di kawasan peneleh. Padahal, masjid ini menyimpan sejarah besar perkembangan dakwah Islam khususnya di Kota Surabaya. Yang mana sejarah juga merupakan warisan dan harus di kisahkan turun temurun pada generasi berikutnya, agar tak terkikis peradaban.

Ketiga masjid di atas adalah bukti-bukti perjuangan dakwah sang sunan di kota Surabaya. Ketiga masjid di atas biasa disebut sebagai segitiga bermuda dakwah sang wali. Nah, bagi Anda yang ingin menelusuri kisah sejarahnya, dapat berkunjung berwisata religi ke masjid yang tersebutkan di atas. (muf/smn)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment