Suaramuslim.net – Setiap manusia pasti punya perasaan senang-sedih, cinta-benci, gembira-kecewa, dsb. Ketika sedih dan kecewa, manusia dalam kondisi lemah tak berdaya. Kadang kala merasa lesu dan enggan beraktivitas. Kemudian dia merasakan tak ada semangat dan enggan untuk move on (bangkit lagi). Lalu bagaimana agama Islam memandang hal ini? Inilah beberapa tips move on dalam Islam.
- Putus asa itu sifatnya orang kafir yang tak percaya kekuasaan Allah SWT
Pada saat manusia terpuruk karena kegagalan, maka ketahuilah sesungguhnya Tuhan tidak sedang menzalimi kita. Allah mengharamkan diriNya untuk berbuat kezaliman atau merugikan hambaNya. “Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepada kamu dengan benar, dan Allah tidaklah berkehendak menzalimi (siapa pun) di seluruh alam” (QS. Ali Imran 108).
Dalam hadis qudsi, Allah berfirman, “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi” (H.R. Muslim). Sehingga pasti banyak hikmah di balik kegagalan yang kita alami.
Hendaknya kita mengevaluasi diri. Bisa jadi banyak kekurangan dan banyak khilaf yang kita lakukan. Atau Allah akan mengganti kegagalan itu dengan kesuksesan yang lain yang lebih baik. Karena itu sudah sepantasnya kita bangkit. Inilah tips move on dalam Islam.
Bagi orang mukmin, tak ada istilah putus asa dalam kamusnya. Orang beriman pasti move on. Karena sikap putus asa itu hanya sifatnya orang yang tidak mengimani Allah yang Maha Penyayang. Jika kita benar-benar beriman kepada Allah yang Mahamulia, pasti bangkit dari keterpurukan. “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf 87).
- Sebesar apapun dosa dan kesalahanmu, Allah punya ampunan sebesar itu pula jika kamu bertobat.
Allah berfirman, “Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)’” (QS. Az Zumar 53-54).
Sesungguhnya melihat kesungguhan tobat kita. Langkah tobat itu ada tiga: memohon ampunan kepada Allah (istigfar), berjanji tidak mengulangi kesalahan dan beramal baik. Jika ada keselahan kepada sesama manusia, maka harus mengembalikan hak mereka.
Karena itu, tak ada alasan untuk terpuruk dan enggan move on dari dosa dan maksiat. Karena sesungguhnya tiap detik dan tiap saat ampunan Allah selalu siap kapan pun kamu bertobat.
“Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi kemudian engkau tidak berbuat syirik pada-Ku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi itu pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540).
- Sedih dan kecewa itu manusiawi, tapi jangan sampai melalaikan ibadah dan aktivitas harian
Sedih itu boleh saja, tapi jangan berlarut larut hingga tidak bisa kerja, tidak bisa sekolah, tidak bisa belajar lagi. Hal ini juga dipesankan Allah kepada Rasulullah Muhammad saw ketika dua orang yang sangat dicintainya baru saja meninggal dunia dalam waktu yang berdekatan. Bunda Khadijah dan Abu Thalib wafat di tahun ke-10 kenabian. Para sejarawan menyebutnya Am huzni (Tahun Kesedihan).
Pada tahun kesedihan ini, Allah menurunkan dua surat Ad Duha dan Al Insyirah. Berikut ini terjemahan lengkap surat Ad Dhuha:
“Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah), dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu, dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan. Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu), dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk, dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya). Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).”
Di surat Ad Dhuha, Allah memulai surat ini dengan waktu Dhuha. Di waktu pagi hari atau Dhuha inilah momen yang digunakan manusia untuk bekerja dan beraktivitas. Biasanya orang yang sedih itu lupa waktu. Dan enggan bekerja atau beraktivitas normal. Karena itu Allah bersumpah dengan waktu Dhuha agar Nabi saw dan orang beriman memikirkan hikmahnya dan mampu move on. Tak lagi bersedih.
Di ayat-ayat selanjutnya Allah menjanjikan kabar gembira sehingga Nabi dan orang beriman nantikan akan merasa puas atas ketetapan Allah. Jika kamu galau dan kecewa, sangat baik jika membaca dan merenungi surat Ad Dhuha ini.
Sedangkan di surat Al Insyirah, Allah mengingatkan Nabi bahwa Allah telah melapangkan dada beliau dan menghilangkan beban. Berikut ini terjemahan lengkapnya:
Artinya:
1). Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?
2). Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu
3). Yang memberatkan punggungmu ?
4). Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu ,
5). Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
6). Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
7). Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain ,
8). Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
Bukankah kesedihan dan kegagalan merupakan beban bagi manusia? Karena itu di surat ini Allah mengingatkan Nabi dan orang beriman agar bersyukur atas nikmat-nikmat tak terhingga jumlahnya. Dan mengabarkan bahwa selalu ada kemudahan tak terbatas jumlahnya setelah datangnya kesulitan.
Menurut firman Allah ini, kemudahan itu lebih banyak (hingga diulang dalam dua ayat) maka kita diperintah untuk segera move on. Di ayat ke-8 inilah merupakan ayat move on. Sehingga tak patut bagi muslim berlama-lama dalam kegagalan. Karena setelah satu urusan selesai, bersegeralah move on.
- Semua nabi dan rasul mengalami penderitaan dan kesusahan, maka mereka mengambil jalan kesabaran
Tips move on dalam Islam keempat yakni sabar. Sabar itu termasuk bagian dari usaha, jika diam maka namanya putus asa. Dr. Yusuf Al Qaradhawi, (ulama kelahiran Mesir 1926) mengatakan, “Sabarnya orang yang sakit itu berobat, sabarnya si bodoh itu belajar dan sabarnya si miskin itu bekerja dan berusaha.” Maka, jika kamu mengalami kegagalan dan kemudian diam saja tidak mau bangkit, itu sama dengan putus asa.
Padahal semua nabi dan rasul mengalami kesulitan dan penderitaan. Namun, hal itu tidak membuat mereka berhenti berjuang atau malah mundur. “Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar” (QS. Ali Imran 146).
Jika para nabi dan rasul yang manusia kesayangan Allah masih harus menempuh bencana dan penderitaan dalam berjuang, apalagi kita. Karena itu, tak pantas bagi kita duduk-duduk saja meratapi kesedihan sedangkan di luar sana masih banyak orang yang membutuhkan tenaga, harta dan pikiran kita.
Jangan meniru sikap Bani Israel yang memilih duduk saja dan malah menyuruh Nabi Musa berjuang sendirian. “Mereka berkata, ‘Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap duduk (menanti) di sini saja” (QS. Al Maidah 24). Inilah karekter orang-orang pengecut dan enggan move on. Jika kamu tak mau move on, mungkin sifat pengecut Bani Israel menulari kita. Naudzubillah.
- Bumi Allah luas, masih banyak kebaikan di luar sana.
Masih banyak orang baik yang belum kita kenal di dunia ini. Bisa jadi ada di antara mereka nantinya yang bisa membantu kesulitan kita. Allah menunjukkan kita kepada orang-orang yang terbaik untuk kita. Jangan habiskan waktumu untuk menangisi seseorang yang telah pergi meninggalkanmu. Sangat mungkin kita akan bertemu orang yang lebih baik lagi. Masih banyak karunia Allah yang belum kita temukan di luar sana. Maka, segeralah bangkit. Inilah salah satu tips move on dalam Islam.
“Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung” (QS. Al Jumuah 10). Ayat ini turun berkenan dengan shalat Jumat. Namun, kita bisa memaknai bahwa setelah kita berdoa dan beribadah hendaknya segera bertebaran di muka bumi untuk mencari karunia Allah sambil tetap mengingat (zikir) Allah secara lisan, secara hati dan juga secara gerak.
- Jika banyak orang menyerah di saat sulit, maka tak akan ada orang sukses
Patutkah kegagalan membuat kita putus asa dan enggan move on? Mari kita berkenalan dengan sosok yang satu ini. Dia pernah:
- Gagal bisnis usia 22 tahun.
- Kalah dalam pencalonan untuk negara bagian di usia 22 tahun.
- Gagal lagi dalam bisnis usia 25 tahun.
- Ditinggal mati istri usia 26 tahun.
- Menderita penyakit syaraf usia 27 tahun.
- Kalah pidato usia 29 tahun.
- Kalah dalam pencalonan anggota kongres usia 34 tahun.
- Terpilih menjadi anggota kongres usia 37 tahun.
- Kalah lagi dalam pencalonan anggota senat usia 46 tahun.
- Kalah dalam pencalonan wakil presiden.
- Kalah lagi dalam pencalonan anggota senat usia 49 tahun.
- Terpilih sebagai presiden di usia 51 tahun.
Siapakah dia? Dia adalah Abraham Lincoln (1809-1865), Presiden AS ke-16.