Waspada! Solusio Plasenta di Kehamilan Trimester Ketiga

Waspada! Solusio Plasenta di Kehamilan Trimester Ketiga

Ilustrasi janin dalam kandungan. Foto: dictio.id

Suaramuslim.net – Baru-baru ini kita mendapat kabar duka dari pasangan artis Irish Bella dan Ammar Zoni. Kabar duka tersebut karena calon bayi kembar Irish Bella meninggal dunia saat masih di dalam kandungan. Calon anak kembar pasangan Irish Bella dan Ammar Zoni tersebut meninggal dunia saat berusia sekitar 26 pekan di dalam kandungan pada Minggu (6/10/2019).

Janin anak kembar Irish Bella meninggal di dalam kandungan akibat Solusio Plasenta atau plasenta yang terlepas akibat hipertensi yang dialami sang ibu. Plasenta ini mempunyi fungsi krusial karena menghubungkan nutrisi dan darah dari ibu ke janin di dalam kandungan. Lalu apa sebenarnya Solusio Plasenta ini? Dan apa saja penyebab, gejala, dan cara mengobatinya? Yuk, simak ulasan suaramuslim.net yang dirangkum dari berbagai sumber.

Penyebab tejadinya Solusio Plasenta

Solusio Plasenta (solutio placentae) atau yang juga disebut sebagai Abrupsio Plasenta (abruption placentae), terjadi karena lepasnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam sebelum proses persalinan, baik seluruhnya maupun sebagian. Kondisi ini merupakan komplikasi kehamilan yang serius, tapi jarang terjadi.

Dikutip dari halodoc.com, Solusio Plasenta dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti trauma pada perut dan tekanan darah ibu yang tinggi. Di samping itu, ketuban pecah dini, riwayat Solusio Plasenta sebelumnya, kelainan pembekuan darah pada ibu, kehamilah multiple (lebih dari satu janin), dan usia ibu yang lebih dari 40 tahun ketika hamil juga dapat meningkatkan risiko solusio plasenta. Namun, ada beberapa hal yang dapat diduga dapat meningkatkan faktor risiko kondisi ini, yaitu:

  1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  2. Faktor trauma (jatuh, kena tendangan, dan lain-lain)
  3. Faktor usia
  4. Leiomyoma uteri (uterine leiomyoma)
  5. Penggunaan narkoba
  6. Kebiasaan merokok
  7. Memiliki riwayat solusio plasenta sebelumnya
  8. Air ketuban pecah sebelum waktunya
  9. Dan kondisi lainnya seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi

Gejala Solusio Plasenta

Trimester tiga kehamilan merupakan waktu yang rawan untuk terjadinya Abruptio Plasenta. Gejala utama yang menandai terjadinya Solusio Plasenta adalah perdarahan saat hamil. Meski demikian, bukan berarti semua pendarahan dari vagina saat hamil menandakan Solusio Plasenta.

Banyak sedikitnya perdarahan bervariasi dan tidak serta-merta menunjukkan tingkat keparahan pelepasan plasenta yang terjadi. Terkadang darah terperangkap di dalam rahim, sehingga tidak keluar atau tidak terjadi perdarahan. Akibatnya, penderita tidak sadar bahwa dirinya mengalami Solusio Plasenta.

Selain pendarahan, beberapa gejala lain yang menandai solusio plasenta adalah:

  • Nyeri perut atau punggung
  • Kontraksi rahim yang terjadi terus menerus
  • Rahim atau perut terasa kencang

Gejala Solusio Plasenta juga dapat muncul secara perlahan (kronis). Pada kondisi ini, tanda yang muncul adalah:

  • Perdarahan ringan yang sesekali terjadi
  • Cairan ketuban sangat sedikit
  • Pertumbuhan bayi lebih lambat dari kondisi normal

Apa saja perawatan yang harus dilakukan?

Di lansir dari laman hellosehat.com, perawatan yang dilakukan bergantung pada seriusnya kondisi pasien. Bila mengalami nyeri di daerah perut, perdarahan pada vagina, gejala syok seperti pingsan, lemah, mual, dan muntah, atau napas memburu, segera lakukan pemeriksaan.

Keparahan kondisi tidak bisa di diagnosis hanya dengan gejala yang muncul, sebab perdarahan kadang tidak terjadi atau hanya sedikit keluar. Namun, bisa jadi masalah serius karena darah terjebak di antara plasenta dan dinding rahim.

Jenis perawatan yang dilakukan tergantung pada seberapa parah pelepasan plasenta yang terjadi, usia kandungan, dan seberapa besar pengaruhnya bagi bayi. Bila Anda mengalami kondisi ringan dan bayi tidak mengalami tekanan, Anda bisa menjalani perawatan di rumah dengan rutin sepanjang kehamilan.

Namun, untuk kondisi yang cenderung parah, Anda harus menjalani rawat inap sehingga kesehatan Anda dan bayi dalam kandungan dapat diawasi dengan ketat. Perdarahan berat mengharuskan Anda mendapatkan transfusi darah untuk mencegah anemia atau gagal organ akibat kekurangan darah.

Bila bayi lahir prematur atau diharuskan untuk dilahirkan segera, akan dilakukan persalinan caesar dan bayi harus mendapat perawatan yang dibutuhkan di rumah sakit.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment