Suaramuslim.net – Ada seorang alim, bukan Nabi bukan Rasul, konon ia berkulit legam dengan telapak kaki pecah-pecah. Hebatnya, namanya diabadikan dalam Al Quran sebagai salah satu nama surat. Ya, Luqman Al Hakim, seorang ayah yang sangat mencintai anaknya dunia akhirat, hingga nasihatnya diabadikan dalam Al Quran. Sebagai orangtua muslim tentu Anda ingin menyayangi anak dengan cara Islami? Mari lihat tuntunan singkatnya berikut ini.
Islam Menyayangi Anak
Islam sangat menyayangi anak. Al Quran mencatat kisah-kisah tentang teladan bagaimana seharusnya orangtua memperlakukan anaknya. Pertama, kisah Luqman Al Hakim yang memberi nasihat kepada anaknya tentang ketauhidan dan berislam dengan benar. Anda bisa melihatnya dalam Al Quran Surat Luqman Ayat 13 hingga 19.
Selain itu, Al Quran juga mencatat tentang kisah Nabi Ibrahim as., sosok bapak bijak dalam mendidik anaknya. Hingga usia lanjut Nabi Ibrahim belum dikaruniai putra. Ketika akhirnya memiliki keturunan, ia harus meninggalkan putranya yang masih bayi di padang pasir dan baru bisa kembali berkumpul ketika putranya remaja. Tidak berhenti di situ, Allah kembali menguji sang Abul Anbiya (bapak para nabi red) dengan perintah mengorbankan anaknya. Bukan berarti tidak sayang anak, tapi kecintaan Nabi Ibrahim pada putranya tetap dalam koridor cintanya pada Allah. Betapapun cintanya pada anak, Nabi Ibrahim tetap melaksanakan perintah Allah. Ia memiliki cara yang sangat santun dan mendidik ketika menyampaikan perintah tersebut pada sang anak. Nabi Ibrahim memulai dengan menceritakan mimpinya dan meminta pendapat putranya.
Selanjutnya adalah teladan Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau memberikan teladan luar biasa dalam kasih sayang pada anak-anak. Beliau suka menciumi anak-anak dan cucu-cucunya sebagai wujud kasih sayang. Hingga heranlah sahabat Aqro’ bin Al-Habis, lantaran memiliki 10 orang anak namun tidak pernah mencium mereka sekalipun. Kisah Rasul lainnya adalah ketika beliau mempercepat sholat karena mendengar seorang anak menangis di barisan belakang. Di sisi lain, beliau juga pernah memanjangkan sujud karena menunggu cucunya puas bermain dipunggung beliau. Nabi yang mulia sangat menyayangi dan merawat jiwa anak-anak.
Lalu apa yang seharusnya dilakukan orangtua untuk anaknya?
Sayangi Akhirat Anak
Adakah orangtua yang tega membiarkan anaknya tersulut api atau teriris pisau? Setiap orangtua yang menyayangi anak pasti ingin anaknya selamat dari marabahaya. Namun terkadang lupa bahwa bahaya tidak hanya di dunia namun terlebih akhiratnya. Di surga atau nerakakah? Bersama atau terpisahkah kelak? Kadang orangtua lupa memikirkannya, atau bahkan belum pernah.
Dekatkanlah anak pada Nabi dengan banyak bercerita tentang kehidupan beliau sejak dini agar anak mencintai dan mengidolakan nabinya. Demikian pula dengan Al Quran. Jadikan anak fasih membaca huruf-huruf dalam Al Quran sebelum fasih membaca yang lain. Karena Nabi dan Al Quranlah yang dapat menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat ketika Anda tidak dapat lagi menolongnya. Ingatlah, sayangi akhirat anak!
Membangun Rumah Sayang
Tanyakan kepada anak, apa pendapatnya tentang keluarga dan rumahnya? Bisa jadi ada anak yang menganggap rumahnya ‘menyeramkan’. Atau rumahnya penuh tata tertib. Mungkin juga sebuah rumah ‘kebebasan’ dimana ia boleh melakukan apa saja. Tanpa dilarang atau tanpa ada yang berani melarang.
Apa jawaban anak Anda? Sungguh mengagumkan jika ia menganggap baiti janati (rumahku surgaku red). Rumahnya sebagai rumah cinta dan sayang. Rumah yang memancarkan kasih sayang dan kehangatan antar penghuninya serta ramah untuk lingkungannya. Jika belum, jangan berkecil hati dan mulailah sekarang juga. Tidak ada kata terlambat selama masih bernapas.
Libatkan anak membangun rumah sayang. Izinkan mereka membuat aturan main, perabot, jadwal dan lainnya. Berikan ruang ekspresi, sarana eksplorasi yang positif dan ruang psikologis agar mereka mampu mengembangkan kepribadian dan ketrampilan sosialnya. Berikan aktivitas dan suasana ruhiyah agar mereka tumbuh menjadi makhluk spiritual. Orangtua yang menyayangi anak tidak akan hanya memenuhi kebutuhan lahiriyah berupa materi. Namun juga mewariskan nilai-nilai kehidupan yang berlandaskan Islam. Be the best muslim parent!*
Kontributor: Siti Aisyiah
Editor: Oki Aryono
*Sumber: Dirangkum dari Buku Menyayangi Anak Sepenuh Hati by Ida Nur Laila