Apa yang Dilakukan Setelah Akad Nikah

Apa yang Dilakukan Setelah Akad Nikah

Teladan Cinta Sejati dari Ummu Habibah

Suaramuslim.net – Menurut yang saya pahami dari tradisi sunnah yang dihidupkan oleh guru kami, setelah akad nikah adalah sebagai berikut:

1. Sujud syukur

عَنْ أَبِى بَكْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم – أَنَّهُ كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرُ سُرُورٍ أَوْ بُشِّرَ بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شَاكِرًا لِلَّهِ.

Dari Abu Bakroh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu ketika beliau mendapati hal yang menggembirakan atau dikabarkan berita gembira, beliau tersungkur untuk sujud pada Allah Ta’ala. (HR. Abu Daud)

2. Memegang ubun-ubun istri seraya berdoa

اللهم اني اسالك خيرها و خير ما جبلتها عليه وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ.

“Allohumma inni as aluka khoirohaa wa khoiro maa jabaltahaa alaihi wa a’udzu bika min syarriha wa syarri maa jabaltaha alaihi”.

Artinya : Ya Allah! sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan apa yang telah Engkau ciptakan dalam wataknya, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan apa yang telah Engkau ciptakan dalam wataknya (HR. Abu Dawud).

3. Sholat sunnah dua rakaat berjamaah dengan istri.

Dari Syaqiq, beliau mengatakan: Ada seseorang yang bernama Abu Hariz mengatakan, “Saya menikahi seorang perawan yang masih muda, dan saya khawatir dia akan membenciku. Kemudian Ibnu Mas’ud memberi nasihat, “Sesungguhnya kasih sayang itu dari Allah dan kebencian itu dari setan untuk membenci sesuatu yang dihalalkan Allah kepadamu. Jika isterimu datang kepadamu, perintahkanlah istrimu untuk melaksanakan salat dua rakaat di belakangmu. Lalu ucapkanlah,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لِي فِي أَهْلِي وَبَارِكْ لَهُمْ فِيَّ اَللَّهُمَّ اجْمَعْ بَيْنَنَا مَا جَمَعْتَ بِخَيْرٍ وَفَرِّقْ بَيْنَنَا إِذَا فَرَّقْتَ إِلَى خَيْرٍ

“Allohumma baarik li fi ahli wa baarik lahum fiyya. Allohumma ijma’ bainana maa jama’ta bi khoirin wa farriq bainana idza farraqta ila khoirin”.

Artinya : “Ya Allah, berikanlah keberkahan kepadaku dan isteriku, serta berkahilah mereka dengan sebab aku. Ya Allah, berikanlah rezeki kepadaku lantaran mereka, dan berikanlah rezeki kepada mereka lantaran aku. Ya Allah, satukanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan dan pisahkanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan.” (Diriwayatkan oleh Ibn Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf no. 17156).

Ada lagi dari Ibn Mas’ud berkata;

دخل عليك أهلك فصل ركعتين ثم سل الله من خير ما دخل عليك وتعوذ به من شره ثم شأنك وشأن أهلك

“Jika isterimu nanti datang menemuimu, hendaklah kalian berdua salat dua rakaat. Lalu mintalah kepada Allah kebaikan isterimu itu dan mintalah perlindungan kepada-Nya dari keburukannya. Selanjutnya terserah kalian berdua.” (HR. Ibnu Abi Syaibah Al-Mushannaf no. 29733)

4. Setelah itu baru ‘berkumpul’ dengan istri seraya berdoa :

بِسْمِ اللهِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا.

“Bismillahi Allohumma jannibnas syaithona wa jannibis syaithona maa rozaqtana”.

Artinya : Dengan nama Allah, Ya Allah! Jauhkan kami dari syaitan, dan jauhkan syaitan dari mengganggu apa yang Engkau rezekikan kepada kami (HR. Bukhari dan Muslim).

Indah sekali ya, terus bagaimana dengan yang belum sempat melakukan itu semua terutama poin 1,2,3 ? Lakukan sekarang. Sebagai Qodho-an. Bukankah Nabi juga melakukan Qodho terhadap sholat sunnah (hal yang sunnah).

Jadi, kalau saudaraku melakukan hal di atas, Masya Allah, itu kebahagian yg dapat melahirkan generasi sholihin. Rabbi hab li minas sholihin..

Oleh: Ustadz M. Junaidi Sahal

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment