Suaramuslim.net – Safar, tentu saja kita semua sudah pernah menjalaninya. Namun, tahukah Anda bahwa ada adab-adab yang harus diperhatikan ketika safar? Adab-adab ini jika dilakukan, akan bernilai ibadah.
Safar adalah hal yang tak terlepas dari kehidupan setiap manusia. Berbagai kepentingan seperti silaturahim dengan keluarga, bekerja, tugas dakwah dan kewajiban lainnya bisa menjadi alasan yang mengharuskan adanya safar. Melakukan perjalanan panjang tentu membutuhkan persiapan yang matang. Di dalam Al Quran Allah telah berfirman, “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.”(QS. Al-Baqarah: 197).
Bekal yang paling utama yang harus dimiliki oleh seseorang ketika hendak melakukan perjalanan adalah ilmu. Supaya perjalanannya bisa mendapatkan ridho Allah dan tetap di atas tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tak hanya memperingatkan mengenai pentingnya perbekalan ketika safar, Allah ta’ala memberi dispensasi bagi orang yang bersafar. Berikut ini adab ketika bersafar sehingga safar kita bisa bernilai ibadah.
Shalat Istikharah Sebelum Bepergian
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kami shalat Istikharah untuk memutuskan segala sesuatu, sebagaimana beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan Al-Qur-an.” Rasulullah bersabda, ‘Apabila seseorang di antara kalian mempunyai rencana untuk mengerjakan sesuatu, hendaklah melakukan shalat sunnat (istikharah) dua raka’at kemudian membaca do’a, “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan aku memohon kekuatan kepada-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan ke-Mahakuasaan-Mu. Aku memohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Mahaagung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahui dan Engkau-lah Yang Mahamengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendak-nya menyebutkan persoalannya) lebih baik dalam agamaku, penghidupanku, dan akibatnya ter-hadap diriku. (HR. Al-Bukhari no. 1162, 6382 dan 7390).
Berpamitan Kepada yang Ditinggal
Ketika sseseorang hendak bepergian, dianjurkan untuk berpamitan kepada keluarga, kerabat dan kawan-kawan. Sebab Allah menjadikan berkah di dalam doa mereka. Inilah sunnah yang banyak dilupakan oleh kaum muslimin pada hari ini, yaitu melepas kepergian dengan doa yang telah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Qoza’ah berkata, “Ibnu umar pernah berkata kepadaku,’ Marilah kulepas kepergianmu sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melepas kepergianku, “Aku titipkan kepada Allah agamamu, amanahmu dan penuntup amalmu.”(HR. Abu Dawud).
Senada dengan hadits Rasulullah, Al-Imam Ath-Thibiy rahimahullah berkata, “Nabi – shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan agama dan amanah seseorang sebagai titipan, karena di dalam safar seseorang akan tertimpa rasa berat, dan takut sehingga hal itu menjadi sebab tersepelekannya sebagian perkara-perkara agama. Lantaran itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan kebaikan bagi orang yang safar berupa bantuan dan taufiq.
Larangan Bepergian Tanpa Mahram bagi Wanita
Di dalam syariat Islam, seorang wanita tidak boleh bersafar tanpa disertai oleh mahramnya. Sebab hal itu akan menimbulkan fitnah (malapetaka) bagi dirinya dan para lelaki yang ada disekelilingnya.
Dengan adanya mahram bagi wanita ketika bersafar, maka ia akan terlindungi dan terawasi serta ada yang mengontrolnya. Karena wanita selalu jadi perhatian sekitar. Larangan ini sebenarnya dalam rangka menjaga wanita dari hal-hal yang tidak diinginkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian sepanjang sehari semalam tanpa ditemani mahram.“ [HR. Al-Bukhari(1088)].
Perbanyak Bertakbir Ketika Safar
Bertakbir, mengucapkan “Allahu akbar” ketika sedang jalan mendaki dan bertasbih dengan mengucapakan “subhanallaah” ketika jalan menurun.
Sebagaimana hadits Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu anhu, ia berkata, “Kami apabila berjalan menanjak mengucapkan takbir “Allahu Akbar” dan apabila jalan menurun membaca tasbih “subhanallaah”.” (HR. Al-Bukhari no. 2993-2994, Ahmad III/333, ad-Da-rimi no. 2677, an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 541 dan Ibnu Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 516). Demikian beberapa adab yang harus dilakukan ketika safar.
Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir