4 Amal Kebaikan Ringan di Mata Manusia, Berat di Sisi Allah

4 Amal Kebaikan Ringan di Mata Manusia, Berat di Sisi Allah

4 Amal yang berat di sisi Allah
Tunas tumbuhan

Suaramuslim.net – Sesungguhnya Allah SWT Maha Penyayang. Banyak perbuatan baik manusia diganjar pahala besar padahal kebaikan itu di mata manusia dianggap kecil atau sepele. Rasulullah Muhammad SAW mengabarkan sejumlah kebaikan amalan yang dianggap sepele sebagian manusia, namun berat di hadapan Allah. Inilah 4 amal kebaikan ringan di mata manusia, namun menjadi amal yang berat di sisi Allah.

Pasti Allah punya menyediakan banyak hikmah di balik kebaikan-kebaikan itu. Berikut ini 4 amal yang berat di sisi Allah. Inilah ulasan singkatnya:

1. Menyingkirkan duri/halangan di jalan

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sungguh, aku melihat seorang lelaki menikmati (berbagai kenikmatan) di surga karena suatu pohon yang ia tebang di tengah jalan, yang mengganggu orang-orang” (HR Muslim dari Abu Hurairah). Di zaman modern ini, transportasi sangatlah padat dan beragam jenis kendaraan berseliweran di jalan.

Tentu akan sangat mengganggu jika ada halangan di jalan yang ramai dilalui seperti jalan yang rusak, paku, mobil mogok di tengah jalan, atau halangan lainnya. Bagi kita yang tinggal di kota besar sangat sering mengalami hal ini. Akibatnya macet panjang pun tak terhindarkan.

Jika menyingkirkan dahan atau duri saja bisa mengantarkan seseorang ke surga atas izin Allah, maka tentu Allah akan merahmati orang yang membantu kelancaran di jalan yang ramai. Yang menyingkirkan halangan yang lebih besar daripada duri. Tentu jika ia ikhlas melakukannya. Inilah salah satu dari 4 amal yang berat di sisi Allah.

2. Senyum di wajah saat bertemu dengan saudara

“Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah(HR. Tirmidzi). Di riwayat lain, Nabi SAW bersabda, ‎“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, walaupun itu berupa cerahnya wajahmu ‎terhadap saudaramu” (HR. Muslim).

Senyum merupakan sedekah yang paling mudah dan murah. Dia tak membutuhkan harta maupun tenaga. Dalam banyak teori psikologi dan bisnis, senyum yang tulus mampu menyingkirkan prasangka (suudzan) dan mempererat pergaulan.

Bukankah untuk membangun hubungan yang hangat diperlukan wajah yang ceria, jabat tangan yang erat dan ucapan yang baik?

3. Menanam pohon

“Tanamlah bibit pohon yang ada di tanganmu sekarang juga, meski besok kiamat. Allah akan tetap memperhitungkan pahalanya.” Demikian pesan Nabi SAW kepada kita. Tanaman atau pepohonan merupakan salah sumber kehidupan yang disediakan Allah bagi manusia dan makhluk lainnya. Ia adalah sumber produksi oksigen untuk pernafasan makhluk hidup.

Tidaklah seorang muslim menanam tanaman kecuali yang dimakan darinya merupakan sedekah, apa yang dicuri darinya merupakan sedekah, apa yang dimakan oleh binatang merupakan sedekah, apa yang dimakan oleh burung merupakan sedekah, dan apa yang diambil oleh orang lain juga merupakan sedekah.” Dalam lafal lain, “…Merupakan sedekah sampai kiamat” (HR Muslim).

Menurut banyak riset, rata-rata sebuah pohon dewasa menyerap karbondioksida sebanyak 24 kg setiap tahunnya. Pohon yang sama akan melepaskan oksigen yang cukup untuk 2 orang dewasa pada tahun yang sama. Rata-rata produksi oksigen per pohon adalah 130 kg per tahun. Dua buah pohon dewasa mengeluarkan oksigen yang cukup untuk sebuah keluarga dengan 4 orang anggota.

Angkanya berbeda-beda. Besar kemungkinan disebabkan oleh jenis pohon yang diteliti berbeda jenis, ukuran, dan usianya. Tetapi, ada hal yang jelas sama, yakni ‘pohon menghasilkan oksigen’ setidaknya cukup untuk 2 orang per tahun.

Kita bisa memilih bibit pohon yang mudah dijumpai di sekitar kita seperti pohon mangga, jambu merah, asem, dll. Atau jika tidak mudah menemukan bibitnya, kamu bisa menabur biji buahnya setelah mengonsumsinya. Mungkin bisa dikeringkan dulu sehingga mudah untuk tumbuh. Menanam benih pohon seperti ini merupakan salah satu dari 4 amal kebaikan ringan di mata manusia, berat di sisi Allah.

4. Memberi pinjaman yang baik

“Siapa saja memberi pinjaman berupa unta (untuk diambil air susunya) atau uang atau memberikan tanahnya untuk dijadikan jalan umum, baginya sama dengan pahala memerdekakan budak” (HR Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

Di hadis lain, ”Ada empat puluh macam perbuatan utama, sedangkan yang paling utama, adalah mendermakan seekor kambing untuk diperah susunya. Siapa saja yang mengerjakan salah satunya dengan tujuan mengharapkan pahala dari Allah dan melaksanakan apa yang pernah di janjikan-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga.” (HR Bukhari)

Terkadang ada rekan atau kerabat kita memilih jalan meminjam daripada meminta. Bisa jadi karena ia merasa malu untuk meminta atau dia sedang kesulitan walaupun biasanya dia punya kemampuan. Di sisi lain, kita juga sedang memiliki beberapa barang/harta yang sangat mungkin untuk dipinjamkan dalam jangka waktu tertentu.

Dalam hadis di atas, Nabi SAW mencontohkan ternak untuk dipinjamkan untuk diambil manfaatnya, yaitu susunya. Namun ada hikmah lain bahwa hewan itu bisa dipinjamkan untuk keperluan lain sebagai kendaraan misalnya. Apalagi saat ini kebutuhan transportasi sudah jadi kebutuhan utama.

Maka memberi pinjaman seperti ini sangat berarti bagi masyarakat luas. Apalagi kendaraan itu untuk kepentingan sosial dan dakwah. Di satu sisi banyak orang memiliki kendaraan berlebih sedangkan banyak kegiatan sosial dan dakwah membutuhkannya. Tentu saja ini pinjaman yang bersifat sosial, bukan pinjaman yang bersifat keuntungan materi apalagi ada unsur ribanya.

Penulis pernah menemukan rekan yang kebetulan punya beberapa ponsel bekas yang masih layak pakai. Beberapa rekannya kemudian meminjam ponsel-ponsel itu selama ponsel miliknya rusak atau sedang perbaikan. Tak ayal, ponsel-ponsel bekas itu sering ‘keliling’ ke sejumlah temannya. Apalagi si rekan tadi sudah memiliki ponsel sendiri. Pikirnya, mending ia meminjamkan ponsel ini daripada menganggur. Toh, pinjaman ini lebih bermanfaat bagi kawan-kawannya. (dari berbagai sumber).

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment