Jakarta (Suaramuslim.net) – Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia atau DDII melakukan pelepasan puluhan da’i dan da’iyah Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir untuk diterjunkan ke pelosok negeri selama bulan Ramadhan 1439 H.
Sekretaris Umum Dewan Dakwah Ustadz Avid Sholihin menuturkan bahwa tantangan teritorial dakwah ke depan sangat kompleks. Terlebih, Indonesia terdiri dari 17.000 pulau dari 34 provinsi yang memiliki daerah terluar, tertinggal dan termiskin. Sehingga memerlukan pembinaan intensif dari para da’i.
“Kerawanan pendangkalan aqidah (pemurtadan) tidak hanya terjadi di perkotaan, tetapi juga daerah pedalaman yang terasing. Karena itu, sejak awal didirikan, Dewan Dakwah mengambil porsi perjuangan untuk dakwah di wilayah terpencil,” ujar Avid di Gedung Menara Dakwah, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (3/5).
Menurutnya hal itu selaras dengan fungsi Dewan Dakwah yaitu mengawal aqidah, menegakkan syariah, menguatkan ukhuwah, mendukung solidaritas, dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kami berharap para da’i dapat melakukan fungsi Dewan Dakwah. Nah, menegakkan syariat bukan hanya potong tangan dan hukum cambuk. Tetapi syariah adalah tata cara kehidupan yang diatur Allah subhanahu wa ta’ala dan dicontohkan Rasulullah dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi,” jelasnya.
Da’i, lanjut Avid, harus mampu merekatkan NKRI yang sudah menjadi konsensus para founding fathers, dimana salah satu pencetus NKRI adalah Mohammad Natsir melalui mosi integral pada 3 April 1950.
Guna mengimbangi gerakan mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi (STT) Apostolos yang mewajibkan mahasiswa semester 6 untuk memiliki 10 masyarakat binaan sebagai syarat naik ke tingkat selanjutnya, Avid mengimbau setiap da’i dan da’iyah memiliki 100 jamaah binaan.
“Permintaan umat (terhadap da’i) ini sangat luar biasa. Sehingga, jika ditangani oleh STID, tentu belum dapat mencukupi kebutuhan. Maka, kami membutuhkan dukungan dari berbagai elemen,” katanya.
Ia berharap, dukungan dari para muzakki terutama lembaga zakat terus digulirkan guna mensukseskan kerja-kerja dakwah.
“Dewan Dakwah sangat berterima kasih atas dukungan BAZNAS. Salah satu program kerjasama Dewan Dakwah (dengan BAZNAS) adalah program Kaderisasi Seribu Ulama (KSU). Kami berharap program ini tetap berkelanjutan untuk mencetak generasi-generasi da’i ilaAllah,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua STID Mohammad Natsir Dwi Budiman mengatakan kafilah dakwah adalah salah satu program STID Jakarta sejak tahun 2004 dalam rangka berdakwah dan membina masyarakat pedalaman, selama 2 bulan atau lebih pada bulan Ramadhan.
Sebelum diberangkatkan, para peserta diberikan materi pelatihan meliputi orientasi dan pemetaan dakwah, komunikasi massa, penyusunan perkembangan dan laporan, serta pelatihan life skill praktis.
“Keseriusan dan komitmen dalam dakwah merupakan kunci keberhasilan. Mudah-mudahan adik-adik dapat melanjutkan ke jenjang S2 dan S3 setelah lulus nanti,” harapnya.
Para peserta kafilah dakwah tahun ini dikirim ke 5 provinsi. Diantaranya NTT, Sulawesi Tengah, Riau, Sumatera Utara, dan Jawa Tengah.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir