BWI: Potensi Wakaf Produktif di Indonesia Luar Biasa

BWI: Potensi Wakaf Produktif di Indonesia Luar Biasa

BWI: Potensi Wakaf Produktif di Indonesia Luar Biasa
Suasana acara media gathering Badan Wakaf Indonesia, 14 Mei 2019. (Foto: Suaramuslim.net)

JAKARTA (Suaramuslim.net) – Potensi wakaf produktif Indonesia sangat luar biasa. Menurut Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Muhammad Nuh, tahun 2018 lalu saja, jumlah wakaf tanah sebesar 5 miliar meter persegi.

“Potensi yang ada di tangan ini mau kita transform sehingga menjadi produktif,” ujar M Nuh di Hotel Mercure, Gatot Subroto Jakarta, Selasa (14/5).

Ia mengatakan saat ini pihaknya sedang mentransformasikan atau mengubah wakaf tanah menjadi wakaf produktif dengan memperbaiki status tanah wakaf.

“Karena ada kalanya belum ada sertifikat, kita kerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Pak Sofyan Djalil, untuk mempercepat sertifikasi wakaf tanah sehingga status jelas,” ucapnya.

Selain itu, menurutnya, masih banyak tanah wakaf dari sisi lokasi peruntukannya bukan komersial tapi untuk sosial.

Ia mencontohkan wakaf Said Naum yang berada di Tanah Abang, tanah wakaf tersebut diperuntukkan kepentingan sosial.

“3,5 hektar tadinya 7 hektar tetapi untuk sosial masjid sekolahan. Kalau untuk sosial sekolah, berat untuk membiayai dirinya sendiri,” ujarnya.

Untuk itu, BWI mengajukan izin ke Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengubah Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), selain untuk sosial juga untuk komersial. Sehingga bisa dibangun bisnis, yang hasil bisnisnya bisa dipakai untuk menggerakkan kegiatan sosial

Selain potensi wakaf tanah, sekarang wakaf uang juga mempunyai potensi. M Nuh mengatakan tidak ada batasan jumlahnya juga waktunya fleksibel.

“Dulu pengertian wakaf itu untuk selamanya, DPS (Dewan Pengawas Syariah) itu membolehkan wakaf temporer, kalau wakaf seratus juta untuk 3 tahun 5 tahun, habis itu balik lagi, itu boleh,” ungkapnya.

Atas dasar itu BWI dan Bank Indonesia meluncurkan Wakaf Linked Sukuk. Dengan begitu mengelola harta wakaf tanpa repot.

“Itu sukuk panjenengan (saudara) terima duit belikan sukuk enggak atek (sampai) mikir sudah dapat 8 sampai 9 persen,” ujarnya.

Menurutnya dengan program itu pemerintah juga senang, karena ada cash yang dipakai untuk mendanai pembangunan. Ini sudah jalan karena sedang menggalakkan cash wakaf yang dipakai untuk linked sukuk.

Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment