Inilah Cara Menghadapi Fitnah Akhir Zaman

Inilah Cara Menghadapi Fitnah Akhir Zaman

Inilah Cara Menghadapi Fitnah Akhir Zaman

Suaramuslim.net – Hidup di akhir zaman akan menjumpai banyak fitnah dan kekacauan. Halal-haram sudah tidak lagi dihiraukan. Manusia akan berlomba, berjuang bahkan saling serang untuk menggapai mimpinya di dunia. Lalu, bagaimana menghadapi fitnah akhir zaman?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan datang pada manusia suatu zaman di mana orang yang bersabar dalam agamanya bagaikan orang yang menggenggam bara api.” [HR. At-Tirmidzi, Al-Fitan, hadits no. 2361]

Kemudian, Imam Ath-Thayyibi mengatakan, “Maksudnya, sebagaimana orang yang tidak kuasa memegang bara api untuk bersabar dalam menahan panas bara tersebut, demikianlah kondisi yang dialami oleh orang-orang yang tetap teguh terhadap agamanya di zaman itu. Mereka tidak kuasa berpegang teguh kepada agamanya karena begitu banyaknya pelaku kemaksiatan dan sarana kemaksiatan, tersebarluasnya kefasikan, serta belum lagi lemahnya keimanan.” [Tuhfah Al-Ahwadzi, jil. 8, hal. 436].

Beberapa tanda kekacauan di akhir zaman adalah merebaknya perzinaan. Kita tahu, saat ini, zina sudah bukan lagi dianggap menjadi aib untuk pelakunya, negara barat. Media membantu menyiarkan konten yang tidak pantas dan disiarkan secara luas dan terus menerus, bisa ditonton oleh semua kalangan tanpa kecuali. Berbagai hal yang dulu dianggap terlarang di masyarakat bisa berubah. Nilai benar-salah ditentukan oleh kebiasaan masyarakat. Jika biasa dan dilakukan orang banyak, yang salah bisa menjadi benar, begitupula sebaliknya, yang benar akan menjadi sesuatu yang aneh.

Selain maraknya perbuatan zina, akhir zaman juga dengan merajalelanya praktik riba. Riba adalah perbuatan mengambil keuntungan dari harta yang dipinjamkan dan hal ini sangat dilarang dalam Islam. Merajalelanya praktik riba yang dilakukan oleh bank konvensional saat ini adalah salah satu tanda akhir zaman.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh akan datang suatu zaman pada manusia, seseorang tidak peduli (lagi) dengan (status) kehalalan atau keharaman harta yang ia peroleh.” (HR Bukhari).

Jika halal-haram sudah tidak lagi dihiraukan oleh manusia, kekacauan akan menyertainya. Manusia akan menjadi pemangsa untuk manusia lainnya untuk mewujudkan keinginan dan kepentingan.

Menyipakan Diri Menjadi Pemuda Akhir Zaman

Melihat berbagai kerusakan yang dilakukan manusia, menjadi tentangan tersendiri untuk menjadi pemuda bertaqwa yang hidup di masa itu. Di bawah ini merupakan tips menjadi pemuda di akhir zaman.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Ilmu (agama) ini akan dibawa oleh orang-orang terpercaya dari setiap generasi. Mereka akan meluruskan penyimpangan orang-orang yang melampaui batas, ta’wil orang-orang jahil, dan pemalsuan orang-orang bathil. Ilmu ini hanya layak disandang oleh orang-orang yang memiliki karakter dan sifat seperti itu.” [lihat Al-Jaami’ li-Akhlaqir-Raawi wa Adabis-Saami’oleh Al-Khathib Al-Ba’dadi dan dinyatakan shahih oleh syaikh Albani].

Dilansir dari laman wahdah.or.id, dari hadits tersebut, berisi beberapa tips bagi pemuda di akhir zaman.

Pertama, pemuda Islam harus menyadari bahwa pemuda merupakan pilar tegaknya agama Islam.

Kedua, tanamankan rasa tanggung jawab. Generasi-generasi sebelumnya, telah menorehkan nama mereka dengan tinta emas dalam mengemban tanggung jawab menjaga agama Islam. Seperti lari maraton, generasi selanjutnya yang kemudian menerima tongkat estafet. Generasi saat ini harus siap dan menyiapkan diri untuk meraih tongkat estafet yang diberikan generasi sebelumnya. Generasi penerima limpahan amanah dari sebelumnya sebaiknya bersikap istisy’ar bil mas’uliyah (menanamkan rasa tanggung jawab di dalam dada) untuk memperjuangkan agama Islam, satu-satunya agama yang diridhoi Allah subhanahu wa ta’ala.

Ketiga, tapaki  jalan ilmu. Seorang pemuda Islam harus membekali diri dengan ilmu syar’i. Ilmu yang paling berberkah adalah ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah. Beliau bersabda dalam Hadits Irbadh bin Sariyah, “Sesungguhnya yang hidup setelahku sebagian di antara kalian, pasti akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib bagi kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur Rosyidin setelahku.”

Keempat, berpegang teguh pada Ilmu dan ketaqwaan. Ilmu dan takwa adalah dua hal yang tidak bisa dipisah. Takwa butuh ilmu. Sementara ilmu tanpa takwa akan menyesatkan.

Kelima, terus berkumpul dengan orang saleh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa agama seseorang ditentukan oleh agama temannya. Artinya, lingkungan sangat menentukan baik-buruknya seseorang. Lingkungan yang baik akan menjaga kebaikan terus ada dan meminimalisir keburukan. Jama’ah orang saleh akan menguatkan satu sama lainnya. (muf/smn)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment