Di Balik Seruan Marhaban Ya Ramadhan

Di Balik Seruan Marhaban Ya Ramadhan

Suaramuslim.net – Marhaban yaa Ramadhan. Kalimat ini hampir selalu terucap dari seorang muslim saat datangnya Ramadhan. Kalimat ini ternyata punya makna yang lebih dalam dari sekadar selamat datang Ramadhan.

Kalimat “Marhaban Ya Ramadhan” sangat familiar dan selalu menghiasi ranah media sosial maupun berbagai macam media guna menunjukkan rasa antusiasme dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan kata “marhaban” sebagai kata seru untuk menyambut atau menghormati tamu (yang berarti selamat datang).  Marhaban, memiliki kesamaan makna dengan ahlan wa sahlan. Dalam KBBI juga diartikan “selamat datang”.

Sekalipun memiliki arti yang sama yaitu “selamat datang”, penggunaannya berbeda. Sebagian ulama tidak menggunakan ahlan wa sahlan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, melainkan “Marhaban ya Ramadhan”.

Antara “Ahlan wa Sahlan” dan “Marhaban”

Dilansir melalui laman mirajnews.com, ahlan diambil dari kata ahl yang artinya “keluarga”, sedangkan sahlan berasal dari kata sahl yang berarti mudah. Atau bisa diartikan “dataran rendah” karena mudah dilalui, tidak seperti “jalan mendaki”.

Jika kita terbiasa memahami  ahlan wa sahlan berarti selamat datang, sebaiknya kita harus membaca ulasan ini dulu, karena ada arti yang lebih dalam. Ahlan wa sahlan punya arti tersirat yaitu, “(Anda berada di tengah) keluarga dan (melangkahkan kaki di) dataran rendah yang mudah.”

Sementara Marhaban berasal dari kata rahb yang bisa dimaknai “luas” atau “lapang”. Jika demikian, marhaban bisa diartikan dengan menerima tamu dengan lapang dada. Tamu diterima dengan sangat bahagia, dengan riang gembira.

Dari sumber kata yang sama dengan “marhaban”, terbentuk kata rahbat yang antara lain berarti “ruangan luas untuk kendaraan”, untuk memperoleh perbaikan atau kebutuhan pengendara guna melanjutkan perjalanan.

Tak Sekadar Ucapan Selamat Datang

Kalimat “Marhaban yaa Ramadhan” jika ditelisik dari uraian bahasa di atas, diketahui bahwa kalimat itu tidak hanya menyerukan ucapan selamat datang dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Jauh lebih dalam dari sekadar ucapan selamat datang yang diperbolehkan menurut para Ulama, Marhaban yaa Ramadhan membawa arti bahwa kita menyambutnya dengan lapang dada, penuh kegembiraan; tidak dengan menggerutu dan menganggap kehadirannya “mengganggu ketenangan” atau suasana nyaman kita.

Dengan kata lain, menjalankan peribadatan selama bulan suci Ramadhan tanpa ada keluh kesah dengan alasan apapun, melainkan dengan segala keikhlasan hati dan kegembiraan menyambutnya. Dengan tekad membaja untuk memerangi nafsu, mengharap fadhilah Ramadhan, bersemangat menghidupkan malam dan siang Ramadhan dengan berbagai ibadah yang sudah dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Mengucapkan Marhaban ya Ramadhan untuk bulan suci itu tak sekadar ucapan dari lisan, namun diwujudkan dengan perasaan senang, gembira yang datang dari hati, diwujudkan dengan berbagai persiapan yang dilakukan untuk menyambut kedatangannya. (muf/smn)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment