Erdogan: Tentara Turki Secara Bertahap Dikerahkan ke Libya

Erdogan: Tentara Turki Secara Bertahap Dikerahkan ke Libya

Erdogan Pasukan Turki Secara Bertahap Dikerahkan ke Libya
Recep Tayyip Erdogan (Foto: Aljazeera)

ANKARA (Suaramuslim.net) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Ankara mulai memindahkan unit militer ke Libya untuk mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (Government of National Accord/GNA) yang diakui secara internasional di Tripoli, salah satu dari dua administrasi saingan di negara Afrika Utara.

Pengumuman ini disampaikan hari Ahad, beberapa hari setelah parlemen Turki menyetujui pengerahan pasukan di Libya setelah menerima permintaan dukungan militer dari GNA, yang dipimpin oleh Fayez al-Sarraj.

Permintaan GNA datang karena menangkis serangan berbulan-bulan oleh pasukan komandan militer Khalifa Haftar yang berbasis di timur, yang telah menerima dukungan dari Mesir dan Uni Emirat Arab.

“Akan ada pusat operasi di Libya, akan ada Letnan Jenderal Turki yang memimpin dan mereka akan mengelola situasi di sana. Tentara Turki secara bertahap pindah ke sana sekarang,” kata Erdogan kepada CNN Turki, seperti dilansir Aljazeera, Senin (6/1).

Dia mengatakan Turki tidak akan mengerahkan pasukan tempurnya sendiri.

“Saat ini, kita akan memiliki unit yang berbeda yang bertugas sebagai pasukan tempur,” katanya, tanpa memberikan perincian tentang siapa dan berapa banyak pejuang itu, serta dari mana mereka akan datang.

Erdogan mengatakan tujuan Turki adalah “bukan untuk berperang,” tetapi “untuk mendukung pemerintah yang sah dan menghindari tragedi kemanusiaan.”

“Tugas tentara kita di sana adalah koordinasi. Mereka akan mengembangkan pusat operasi di sana. Tentara kita secara bertahap pergi sekarang,” jelasnya.

Menghindari Tragedi Kemanusiaan

Libya terjerumus ke dalam kekacauan setelah penggulingan dan pembunuhan Presiden Muammar Gaddafi dalam pemberontakan yang didukung NATO 2011. Sejak 2014, negara ini dipecah menjadi saingan administrasi timur dan barat.

GNA saat ini mengendalikan Tripoli di Libya barat laut, dan pemerintahan paralel memegang bagian timur negara kaya minyak itu, didukung oleh Tentara Nasional Libya (Libyan National Army/LNA) yang dikendalikan oleh Haftar.

Pekan lalu, Haftar telah meminta Libya untuk mengangkat senjata sebagai tanggapan atas langkah militer Turki.

“Kami menerima tantangan dan mendeklarasikan jihad dan seruan untuk mempersenjatai,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi, Jumat.

Dia mendesak “semua orang Libya” untuk membawa senjata, pria dan wanita, tentara dan warga sipil, untuk mempertahankan tanah dan kehormatan Libya.

GNA dan Turki menandatangani perjanjian keamanan dan maritim pada akhir November tahun lalu, membuka jalan bagi penempatan pasukan Turki, dan membuat marah negara-negara Mediterania termasuk Yunani dan Siprus yang juga berupaya untuk mengeksploitasi sumber daya energi di wilayah tersebut.

Pada hari Sabtu, parlemen yang berbasis di timur Libya memberikan suara bulat terhadap kesepakatan yang ditandatangani pemerintah berbasis Tripoli dengan Ankara.

Pada hari yang sama, setidaknya 30 orang meninggal dunia dan 33 lainnya cedera dalam serangan terhadap akademi militer di ibukota Libya, menurut pihak berwenang di Tripoli.

Turki mengutuk serangan itu dan menyerukan langkah-langkah internasional untuk mencapai gencatan senjata.

Sumber: Aljazeera

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment