Film SIN, Proyek Liberalisasi Lifestyle Penghancur Generasi

Film SIN, Proyek Liberalisasi Lifestyle Penghancur Generasi

Film SIN, Proyek Liberalisasi Lifestyle Penghancur Generasi
Tipografi SIN. (Sumber: Okezone.com)

Suaramuslim.net – Sungguh tidak habis pikir pada insan perfilman di negeri ini, telah habiskah kreativitas mereka atau sudah tidak punya idealisme dalam memproduksi sebuah film?

Bagaimana tidak, di tengah kerusakan generasi muda di negeri ini yang belum terselesaikan oleh berbagai persoalan seperti serangan narkoba, racun pornografi, pergaulan bebas dan kenakalan remaja lainnya. Mereka masih tega menyuguhkan film yang tidak bermoral, seolah mereka mengajarkan bahwa atas nama cinta mereka bebas melakukan apa saja sesuai dengan kehendak nafsu syahwat, meskipun itu dengan kakak atau pun adik sendiri, tanpa melihat norma-norma apalagi agama.

Adalah SIN sebuah film yang judulnya bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya adalah dosa. Film garapan sutradara Herwin Novianto yang diproduksi oleh Falcon Pictures ini menceritakan tentang kakak beradik yang saling jatuh cinta. Sungguh tontonan yang sangat aneh, hubungan kasih sayang antara kakak dan adik kandung dalam film SIN ini disuguhkan menjadi rasa sayang antara laki-laki dan perempuan sebatas hubungan seksual belaka. Naudzubillah.

Memang SIN bukanlah satu satunya film yang merusak generasi Indonesia, masih banyak tayangan lainnya yang tidak kalah merusak generasi muda, sebut saja sinetron-sinetron dan acara televisi yang bertengger di layar kaca kita, juga masih banyak film yang lainnya.

Maraknya tayangan seperti ini dikhawatirkan akan membuat pandangan masyarakat berubah bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang biasa, bukan perbuatan dosa. Dari sini kita patut waspada akan adanya ide-ide liberal yang merasuk pada generasi kita.

Lalu pertanyaannya bagaimana bisa film macam tesebut lolos seleksi untuk bisa ditayangkan? Bukankah ada komisi penyiaran atau lembaga sensor yang berfungsi untuk menyeleksi tayangan tersebut layak atau tidak untuk ditampilkan ataukah ini memang sengaja dibiarkan demi meraup pundi-pundi rupiah semata?

Ah, sungguh malangnya negeri ini, di tengah pesta pora penguasanya, generasi mudanya dibiarkan kian terpuruk, terperosok semakin dalam. Mulai hilang akhlak dan budi pekertinya, berkurang daya kritis dan kecemerlangan berpikirnya yang tersisa kebebasan berperilaku dan amoralnya.

Padahal generasi muda adalah penopang masa depan bangsa. Mau jadi apa negeri ini bila generasi mudanya terus dibiarkan seperti ini tanpa ada penanganan yang serius dari pemerintah, masih kurangkah kerusakan-kerusakan yang menimpa generasi muda ini?

Memang sungguh kejam sistem sekuler liberalis yang diadopsi negeri ini, atas nama kebebasan ia biarkan generasi muda tersesat dalam kemaksiatan dan kehancuran. Dipromosikannya kemaksiatan atas nama modern lifestyle dan kebebasan tanpa menimbang apakah kebaikan atau keburukan yang akan menimpa generasi, yang terpenting hanya keuntungan materi bagi para kapitalis.

Di sisi lain adanya pembinaan dan kajian keislaman yang dilakukan untuk memperbaiki akhlak dan kualitas generasi muda malah dicurigai dan dituduhnya sebagai radikal teroris yang mengancam kesatuan negara. Entah apa sebenarnya maunya?

Bila saja diterapkannya Islam secara kaffah di negeri ini, pastilah generasi mudanya akan menjadi berkualitas sebagimana Muhammad Al Fatih sang penakluk Konstatinopel, sebagaimana Ibnu Sina sang bapak kedokteran, sebagaimana Ibnu Haytam sang penemu alat optik, sebagaimana Mariyam Al Astrolabiya yang membuat cikal alat transportasi dan komunikasi dunia modern.

Dalam sistem Islam dengan aturannya yang sempurna, negara benar-benar menjaga kualitas dan kuantitas generasinya. Dijauhkannya dari segala bentuk kemaksiatan, difasilitasinya dengan pendidikan yang terbaik, dipenuhinya segala kebutuhan, ditinggikannya adab dan ilmu dan diapresiasinya dengan luar biasa segala penemuan yang bermaslahat untuk umat.

Sehingga tidak heran bila kita menilik sejarah, sangat banyak sumbangsih yang diberikan oleh Islam terhadap peradaban dunia, semua ini tidak lain dan bukan adalah karena sistem Islam yang dengannya mampu membentuk pribadi-pribadi generasi muda yang beradab dan berilmu sehingga mendedikasikan seluruh hidupnya untuk kemaslahatan umat demi meraih rida Allah.*

*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment