Inilah Empat Wanita Penghuni Surga

Inilah Empat Wanita Penghuni Surga

Inilah Empat Wanita Penghuni Surga
Padang bunga.

Suaramuslim.net – Wanita memang punya daya tarik. Para wanitalah yang menghiasi kehidupan ini. Dalam Islam, wanita punya kedudukan yang istimewa. Berdasar etika Islam, wanita dihormati dan dijaga layaknya seorang ratu. Tak boleh sembarang orang diizinkan menyentuhnya. Hanya dengan mahram dan para suaminya saja wanita bisa bersentuhan. Nah, di sinilah kita ulas siapa saja empat wanita penghuni surga, berdasar Al Quran dan hadis Rasulullah Muhammad saw.

  1. Maryam binti Imran

Maryam adalah wanita istimewa. Maryam adalah salah satu dari empat wanita penghuni surga, berdasar Al Quran. Banyak inspirasi bagi wanita masa kini dalam menjalani kehidupan agar bisa termasuk menjadi wanita penghuni surga dari Maryam ini:

  • Mengabdikan diri kepada Tuhan di masa mudanya

Sejak usia belia, Maryam menghibahkan dirinya untuk mengabdi kepada Tuhan. Sebagai wanita single, ia mengabdikan dirinya untuk beribadah kepada Allah. Ini harus jadi motivasi para wanita saat ini. Di masa muda dan masa sendirian, harus banyak mengabdikan diri kapada Allah. Harus banyak beramal salih, baik kepada Allah langsung maupun kepada orang-orang di sekitarnya.

  • Berhati-hati dan menjaga kesucian diri meskipun yang menemuinya seorang malaikat

Ketika dihampiri malaikat Jibril yang menjelma sebagai pria, Maryam mengucapkan taawudz. Ia memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk. Dia tak mengetahui yang mendatangi mihrabnya itu ternyata seorang malaikat. Ini menjadi pelajaran sangat berharga bagi kaum wanita. Mereka harus menjaga dirinya dari godaan syetan dan godaan pria yang bukan mahramnya. Jika yang mendatangi Maryam itu malaikat yang mulia yang tak mungkin berbuat mesum, maka harusnya para wanita itu memohon perlindungan Allah dari hadirnya para pria yang mendekatinya. Agar tidak terjerumus pada dosa dan maksiat. Harus berani dan sadar bahwa para pria itu belum sah baginya sebelum ada akad nikah.

  • Tegar dalam kesendirian dan sabar dalam menjalani penderitaan

Dia mengandung bayi tanpa disentuh seorang laki-laki pun. Dialah wanita yang tegar menghadapi cercaan dan tuduhan kaumnya.

Inilah motivasi bagi kaum Hawa yang sedang dirundung cobaan berat tanpa ada pasangan yang mendampingi. Dia terus berusaha sekuat tenaga dan memohon pertolongan Allah saat tibanya cobaan yang dahsyat. “Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu” (QS Maryam 25).

Maryam, seorang wanita yang lemah, yang sedang kepayahan dengan kehamilannya, Allah takdirkan ia mampu untuk menjatuhkan ruthob (kurma basah) dari pohonnya. Kita semua tentu mengetahui betapa kokohnya pohon kurma. Jangankan untuk menjatuhkan buahnya, untuk menggerakkan batangnya saja mungkin tidak mampu meskipun dilakukan beberapa laki-laki yang kuat. Apalagi seorang wanita yang hamil?

Mencari rezeki adalah sunnatullah atas hambaNya. Allah memerintahkan hambaNya untuk berusaha dan melakukan sebab. Melakukan usaha dan mencari rizki tidak bertentangan dengan tawakal kepada Allah. Pada kisah ini Allah memerintahkan Maryam untuk melakukan sebab/usaha yaitu menggoyangkan pangkal pohon kurma. Allah pun memberinya rizki dengan bergugurannya ruthob (buah kurma basah) yang masak.

  1. Khadijah Binti Khuwailid

Khadijah merupakan wanita mulia dan teladan bagi wanita pendamping suami. Apa saja pelajaran dari ummul mukminin pertama ini:

  • Sangat memahami kebutuhan suami

Beberapa bulan sebelum turunnya wahyu pertama, Nabi Muhammad sering menyendiri di Gua Hira sambil merenungi kerusakan moral masyarakat Arab. Gua ini yang terletak di sebuah gunung yang disebut Jabal Nur, tingginya sekitar 631 meter dari permukaan laut dan 280 meter dari permukaan tanah. Untuk mendaki sampai ke gua itu diperlukan waktu kurang lebih satu jam.

Gua itu sendiri tidak terlalu besar dan pintunya menghadap ke arah utara. Panjang gua tersebut hanya tiga meter, sedangkan lebarnya sekitar 1.30 meter, dengan ketinggian sekitar dua meter. Dengan kata lain, luas gua yang satu ini hanya cukup untuk salat dua orang, sedangkan di bagian kanan Gua terdapat teras dari batu yang hanya cukup untuk digunakan shalat untuk shalat dalam keadaan duduk.

Nabi tentu telah membincangkan tempat itu dengan istri teladan beliau, Khadijah binti Khuwailid. Malah istri teladan beliau tersebut, di malam yang pekat, pernah beberapa kali mengunjungi Rasul saw. ketika beliau sedang berada di gua yang tak semua orang kuasa melakukannya itu, dengan menyusuri batu cadas dan kerikil, dengan tujuan agar dapat melayani sang suami tercinta dengan baik. Luar biasa. Khadijah membawakan makanan dan kebutuhan suaminya tercinta itu dengan segala kesulitan menuju gua itu.

Karena itu, Rasulullah saw sulit melupakan jasa istrinya itu meski telah lama tiada. Rasulullah saw. selalu menyebut namanya dan memujinya di banyak kesempatan jauh setelah wafatnya. Aisyah bahkan pernah bertanya kepada Radulullah dengan nada cemburu, “Apakah tidak ada orang lain selain perempuan tua itu, dan bukankah Allah telah menggantinya dengan yang lebih baik?”

Pertanyaan itu sontak membuat amarah Rasul memuncak. “Tidak, demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik darinya. Dia percaya padaku ketika semua orang ingkar, dia membenarkanku kala semua orang mendustakanku, dan dia menghiburku dengan hartanya saat semua orang mengharamkan harta mereka untukku.”

  • Memuji kebaikan-kebaikan suami dan menghibur di kala sulit

Tatkala Nabi saw. pertama kali mendapat wahyu, beliau ketakutan dan pulang. Nabi saw. berkata kepada Khadijah, “Selimutilah aku, selimutilah aku.” Ia pun menyelimutinya hingga hilang rasa takutnya, beliau bersabda, “Wahai Khadijah, apa yang terjadi kepadaku?” Lalu Nabi menceritakan kisahnya kepada Khadijah. Nabi berkata, “Saya khawatir keburukan akan menimpa diriku.” Khadijah berkata kepadanya, “Sekali-kali tidak, bergembiralah, demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu selamanya! Karena engkau senantiasa menyambung tali silaturahmi, berkata jujur, membantu orang yang tidak mampu, memuliakan tamu, dan membantu orang yang terkena musibah.”

  1. Asiyah binti Muzahim

Asiyah mendapat ujian berat. Ia diperistri seorang diktator kejam dan puncak pembangkangan kepada Tuhan. Ada beberapa pelajaran berharga dari Asiyah.

  • Tetap mengimani Allah meski di lingkungan yang menyimpang

Menjaga keimanan merupakan perjuangan yang luar biasa. Dan inilah yang perjuangan yang berhadiah rumah surga di kelak. Asiyah mampu menyembunyikan keimanannya dan mempertahankannya hingga akhir hayatnya. Menurut riwayat, akhirnya Firaun mengetahui keimanan Asiyah menyiksanya hingga wafat.

  • Tidak tergiur dengan kemewahan dan kekayaan dengan begitu ia bisa melihat cahaya iman

Wanita yang tidak tergiur dengan harta, kemewahan, tahta dan kekuasaan. Padahal suaminya seorang raja yang sangat kaya, sangat besar kekuasaannya.

  • Menggunakan sisi kewanitaannya untuk membantu dakwah dan masyarakat lemah

Asiyah menggunakan kekuatan wanita yaitu membujuk suaminya agar tidak membunuh bayi Musa. Al Quran menceritakannya, “(Dia) penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahhan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak, sedang mereka tidak menyadari” (QS Al Qashash 9).

Dan memang daya pikat wanita sangat jitu untuk menaklukkan beringasnya kaum pria. Di balik kelemahlembutannya, wanita mampu mengalahkan kerasnya dunia.

Padahal, banyak wanita yang menggunakan keelokan paras dan tubuhnya untuk memikat pria dalam kemaksiatan dan demi kenikmatan duniawi.

  1. Fathimah binti Rasululllah Muhammad saw

Rasulullah sangat menyayangi Fatimah. Beliau mengungkapkan rasa cintanya kepada putrinya takala di atas mimbar, ”Sungguh Fatimah bagian dariku. Siapa yang membuatnya marah berarti membuat aku marah.” Dan dalam riwayat lain disebutkan, ”Fatimah bagian dariku, aku merasa terganggu bila ia diganggu dan aku merasa sakit jika ia disakiti.”

Setelah Rasulullah Saw. menjalankan Haji Wada’ dan ketika ia melihat Fatimah, Nabi menemuinya dengan ramah sambil berkata,” Selamat datang wahai Putriku”.

Menjelang wafat, Nabi menyuruh duduk di samping kanannya dan membisikkan sesuatu. Sehingga Fatimah menangis dengan tangisan yang keras, tatkala Fatimah sedih lalu Nabi membisikkan sesuatu kepadanya yang menyebabkan Fatimah tersenyum.

Tatkala Aisyah bertanya tentang apa yang dibisikan Nabi lalu Fatimah menjawab,” Saya tak ingin membuka rahasia”. Setelah Rasulullah wafat, Aisyah bertanya lagi kepada Fatimah tentang apa yang dibisikan Rasulullah kepadanya sehingga membuat Fatimah menangis dan tersenyum.

Fatimah menjawab, ”Adapun yang Nabi katakan kepada saya pertama kali adalah dia memberitahu bahwa sesungguhnya Jibril telah membacakan Al-Quran dengan hafalan kepada dia setiap tahun sekali, sekarang dia membacakannya setahun dua kali.”

Lalu Nabi berkata, “Sungguh saya melihat ajalku telah dekat, maka bertakwalah dan bersabarlah, sebaik-baiknya Salaf (pendahulu) untukmu adalah aku.” Maka Fathimah pun menangis.

Kemudian saat Nabi membisikan yang kedua kali, beliau berkata, ”Wahai Fatimah apakah engkau tidak suka menjadi penghulu wanita-wanita penghuni surga dan engkau adalah orang pertama dari keluargaku yang akan menyusulku.” Kemudian saya tertawa.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment