Perlu Tahu, Inilah Kelemahan Sistem Ekonomi Kapitalisme

Perlu Tahu, Inilah Kelemahan Sistem Ekonomi Kapitalisme

Perlu Tahu, Inilah Kelemahan Sistem Ekonomi Kapitalisme

Suaramuslim.net – Belakangan ini banyak negara memilih sistem ekonomi kapitalis untuk diterapkan di negaranya, termasuk di Indonesia yang sebagian besar penduduknya muslim. Meski demikian, makin ke sini, kekurangan dan kelemahan sistem ini semakin terkuak. Ia tidak terbukti membawa kesejahteraan, sebaliknya justru membawa permasalahan sosial.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), mengartikan kapitalisme sebagai sistem dan paham ekonomi (perekonomian) yang modalnya (penanaman modalnya, kegiatan industrinya) bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri persaingan dalam pasaran bebas.

Sementara itu, menurut ilmudasar.com adalah ciri-ciri paham atau ideologi kapitalisme adalah mengutamakan kepentingan pribadi berada di atas kepentingan umum atau masyarakat luas. Persaingan akan sangat ketat dalam sistem ini, yang kemudian menyebabkan saling memakan satu dengan lainnya. Yang kuat akan semakin kuat, sementara yang tidak punya akan semakin tidak berdaya.

Salah satu contoh negara yang memakai sistem kapitalisme adalah Amerika. Saat ini terjadinya krisis finansial dimana merupakan buah dari kegagalan sistem ekonomi Kapitalisme. Tidak menutup kemungkinan jika nanti akan berimbas kepada krisis ekonomi global (berdampak kepada ekonomi dunia termasuk di Indonesia). Kenapa hal itu dapat terjadi? Dari detik.com disebutkan beberapa permasalahan dalam Kapitalisme, yaitu:

  1. Dalam Kapitalisme yang menjadi penopang ekonomi adalah sektor non riil, termasuk di dalamnya pasar saham, valas, obligasi, dan lainnya. Di mana pasar saham yang merupakan pasar judi dunia yang memang transaksi yang tidak jelas dan hanya menguntungkan para spekulan
  2. Standar keuangan berdasarkan dolar. Di mana uang kertas yang nilai intrinsik dan nominalnya berbeda dan mudah dipermainkan oleh para spekulan khususnya asing sehingga nilai uangnya fluktuatif.
  3. Pemberlakuan sistem riba khususnya bunga bank sehingga banyak orang yang kredit dibebankan dengan bunga yang besar dan menguntung sebagain orang dengan tidak susah-susah bekerja. Sehingga secara implisit terjadi tindak kezaliman yaitu menzalimi sebagian pihak untuk keuntungan pihak tertentu.
  4. Terjadi penumpukan (penimbunan) uang pada sebagian pihak sehingga pergerakan ekonomi tidak stabil.
  5. Ketidakjelasan hak kepemilikan. Di mana dalam Kapitalisme setiap individu berhak untuk memiliki sumber daya termasuk sumber daya alam yang menguasai hajat hidup orang banyak. Sehingga yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. Karena terjadi kesenjangan sosial yang abadi dan yang berhak menikmati hanya orang-orang yang bermodal (Kapitalis).

Sistem Ekonomi Islam, Jawaban dari Masalah Sosial

Jika sistem sosialisme dan kapitalisme sudah terbukti gagal maka hanya ada alternatif yang bisa diterapkan yaitu sistem Islam. Mengapa harus sistem Islam, karena fakta sejarah telah membuktikan selama 13  abad dan menguasai 2/3 duniamenebarkan cahaya kemakmuran di muka bumi. Selain dari pada itu di dalam Islam.

  1. Islam tidak mengenal sektor non riil tetapi pergerakan ekonomi ada pada sektor rill sehingga jelas transaksi dan perputaran uang.
  2. Standar nilai uang berdasarkan emas dan perak yang memang memiliki nilai
    intrinsik dan nominalnya sama sehingga sangat jauh dari inflasi.
  3. Tidak boleh terjadi penimbunan uang, tetapi harus berputar, sehingga ekonomi senantiasa bergerak dan kekayaan tidak hanya pada segelintir orang.
  4. Tidak mengenal (mengharamkan) riba dan tidak ada saling menzalimi.
  5. Kepemilikan yang jelas. Ada kepemilikan individu, kepemilikan negara, dan
    kepemilikan umum (rakyat) yaitu segala sumber daya alam yang menguasai hajat hidup orang banyak tidak boleh dimiliki oleh individu, kelompok, atau negara. Tetapi, dikelola oleh negara dan hasilnya untuk kemakmuran rakyat, seperti barang tambang, hutan, laut, dan lain-lain.

Maka sudah saatnya, umat Islam berjuang untuk menerapkan sistem Islam dan meninggalkan sistem yang sudah terbukti tidak berhasil demi kebaikan dan keberlangsungan alam semesta dan peradaban manusia. Wallahualam.

Kontributor: Yetty
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment