Membangun Peradaban Indonesia Dari Pulau Sebira

Membangun Peradaban Indonesia Dari Pulau Sebira

Anak-anak Pulau Sebira. Foto: Hairilsaleh.

Suaramuslim.net – Pulau Sebira mulai populer sejak dikunjungi Anies Baswedan, Gubernur Jakarta. Dua kali Sang Gubernur berkunjung ke pulau terjauh ini. Di tahun 2019 dan tahun 2021. Terakhir, Anies menginap di pulau yang jaraknya sekitar 160 KM dari Jakarta.

Sejak tahun 1989, baru kali ini ada seorang gubernur DKI berkunjung ke pulau yang berpenduduk 700 keluarga ini. Karena letaknya yang jauh dari Jakarta, dan jarak tempuhnya 8 jam dengan menggunakan kapal nelayan.

Bukan soal kunjungan yang terpenting. Kalau cuma blusukan, semua pemimpin bisa. Hampir semua pemimpin dan kepala daerah melakukannya. Sekadar salaman, haha hehe dan pamer senyum. Lalu pasang kamera, ambil gambar sana sini dan diupload. Viral! Untuk blusukan semacam ini, gak perlu kecerdasan, dan gak butuh pendidikan tinggi.

Yang sering dilupakan adalah bagaimana kunjungan itu membawa dampak, terutama pembangunan dan kesejahteraan bagi warga yang dikunjungi. Sekali lagi, dampak bagi warga, bukan bagi anggaran pejabat yang berkunjung. Faktanya, anggaran pejabat ini yang malah seringkali jadi prioritas.

Kini, warga Pulau Sebira sudah bisa bergembira. Karena, sejak tahun 2019, untuk sampai ke pulau yang dihuni oleh warga Bugis ini tak lagi butuh waktu 8 jam, tapi cukup 2,5 jam. Sejak Pemprov DKI menyediakan kapal Chabing Nusantara, warga Pulau Sebira sudah bisa bolak balik ke ibu kota yang hanya 2,5 jam perjalanan. Sama jarak tempuh Lebak Bulus ke Soedirman ketika jalanan agak padat merayap.

Sekarang, warga pulau yang luasnya 8,8 hektar ini tidak lagi menjadi warga terpencil. Dengan transportasi baru, mereka bisa bolak balik ke Jakarta. Sejak Anies jadi Gubernur, listrik sudah mulai masuk ke pulau ini. Air bersih pun telah diproduksi secara mandiri melalui pengolahan limbah. Pemprov DKI telah memfasilitasi kebutuhan teknologinya.

Jarak tempuh ke ibu kota yang pendek, kebutuhan air dan energi yang terpenuhi, telah membuat ekonomi warga Pulau Sebira tumbuh dengan pesat. Ini otomatis berdampak bagi kesejahteraan warga Pulau Sebira.

Semakin dekat jarak Pulau Sebira ke ibu kota membuat belanja makin mudah. Dengan begitu, harga-harga barang pun semakin murah. Sebaliknya, warga Pulau bisa menjual hasil daerah tanpa dibeban mahalnya transportasi, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi warga Sebira merepresentasikan fakta keberpihakan seorang pemimpin kepada rakyat yang selama ini terkucil dan terpencil, serta jauh dari kesejahteraan dan sentuhan peradaban.

Di Indonesia, daerah dan pulau terpencil ada ribuan jumlahnya. Mereka tak tersentuh pembangunan karena akses transportasi yang terbatas. Akibatnya, mereka tertinggal, jauh dari kesejahteraan dan bahkan tak terjamah peradaban.

Di sinilah tantangan bagi setiap pemimpin. Bagaimana seorang pemimpin mampu memetakan problem dan kebutuhan rakyatnya, dan secara terencana bisa menjawab problem dan kebutuhan itu. Terutama problem kesejahteraan dan keadilan ekonomi.

Anies telah menjawab problem itu di pulau Sebira. Atas jawaban ini, salah seorang tokoh Pulau Sebira bicara lantang di depan warganya: “Kami ingin bapak Anies datang lagi ke sini sebagai presiden.”

Begitulah ekspresi kegembiraan warga Sebira. Ekspresi keluguan, kepolosan dan kejujuran rakyat yang puas terhadap “pelayanan” dari pemimpinnya.

 

Jakarta, 21 Mei 2021
Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment