Neraka: antara memasuki dan melewati

Neraka: antara memasuki dan melewati

Kondisi Neraka Menurut Quran dan Sabda Rasulullah

Suaramuslim.net – Selama ini banyak pandangan yang percaya bahwa setiap manusia akan dimasukkan ke dalam neraka terlebih dahulu sebelum masuk surga. Memasuki neraka guna mencuci dosa-dosanya, dan hal itu sebagai pra-syarat masuk surga. Dengan kata lain, sebelum masuk surga, manusia harus merasakan siksaan neraka untuk membersihkan seluruh dosanya.

Padahal Al-Qur’an mengabarkan bahwa semua manusia akan melewati neraka. Melewati tidak harus memasuki. Nabi dan rasul, para syuhada, orang-orang jujur (shiddiqin) dan orang-orang shalih merupakan sederet manusia yang melewati neraka dan bisa melihatnya. Namun mereka bisa langsung masuk surga tanpa harus masuk neraka terlebih dahulu. Mereka sudah diampuni dosa-dosanya karena telah memperjuangkan agama ini dengan sempurna.

Hal ini berbeda dengan para pelaku dosa. Mereka akan melewati dan banyak yang terseret masuk neraka. Apalagi bagi mereka yang sombong dan sengaja melakukan kedurhakaan. Maka mereka bukan hanya melewati, tetapi dipaksa masuk ke dalamnya dan abadi di dalamnya.

Neraka dan ancamannya

Para nabi-rasul, syuhada, orang-orang jujur (shiddiqin) dan orang-orang shalih merupakan sederet manusia pilihan. Mereka manusia istimewa, sehingga dibebaskan dari memasuki neraka.

Nabi-rasul gigih mengajak manusia untuk taat dan patuh terhadap syariat Allah. Mereka mengeluarkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk mengajak manusia masuk ke dalam surga. Mereka mendapatkan cercaan, hinaan hingga ancaman bunuh. Jerih payah dan pengorbanan mereka yang luar biasa, sehingga pantas apabila mereka masuk surga tanpa harus memasuki neraka.

Sementara para syuhada, orang-orang jujur (shiddiqin) dan orang-orang shalih berjuang dengan gigih untuk menaati perintah para utusan Allah. Mereka rela mengeluarkan harta dan mengerahkan pikirannya untuk tegaknya agama ini. Banyak tekanan, ancaman hingga mengalami kesulitan hidup ketika membela tegaknya syariat ini. Sepantasnya bila mereka tidak memasuki neraka dan langsung terbang ke surga.

Hal ini berbeda dengan apa yang dialami oleh mereka yang enggan melakukan ketaatan. Apalagi bagi mereka yang melakukan pembangkangan terhadap tegaknya syariat ini. Bahkan harta, tenaga, dan pikirannya difokuskan untuk menghadang dakwah para nabi dan rasul. Maka pantas apabila mereka singgah dan masuk ke dalam neraka.

Al-Qur’an mengabarkan bahwa semua manusia akan melewati neraka. Melewati neraka merupakan siksaan yang diterima sebelum mendapatkan siksaan yang lebih menyakitkan di dalamnya.

وَاِ نْ مِّنْکُمْ اِلَّا وَا رِدُهَا ۗ كَا نَ عَلٰى رَبِّكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّا

“Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan.” (Maryam: 71).

Al-Qur’an menunjukkan bahwa perbuatan dosa akan membuat manusia memasuki neraka. Mereka bukan hanya melewati neraka. Dosa-dosanya mengantarkannya untuk memasukinya. Neraka akan mencuci segala dosanya sebelum dimasukkan ke dalam surga.

Allah menjelaskan siksaan akan diperoleh karena enggan dalam melakukan ketaatan pada agama ini. Hal ini termaktub sevagaimana firman-Nya:

وَلَقَدْ اَخَذْنٰهُمْ بِا لْعَذَا بِ فَمَا اسْتَكَا نُوْا لِرَبِّهِمْ وَمَا يَتَضَرَّعُوْنَ

“Dan sungguh Kami telah menimpakan siksaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mau tunduk kepada Tuhannya, dan (juga) tidak merendahkan diri.” (Al-Mu’minun: 76).

Adanya neraka ini merupakan peringatan sekaligus ancaman agar manusia mau kembali ke jalan yang benar. Ancaman terhadap neraka terkadang membuat manusia takut berbuat dosa, dan tidak sedikit yang meragukannya, sehingga mendorongnya untuk melakukan kemaksiatan.

Penolakan terhadap keberadaan neraka ini yang menjadi akar munculnya segala perilaku dosa dan tumbuhnya pembangkangan terhadap aturan yang dianjurkan oleh para nabi dan rasul.

Orang beriman akan selamat

Ancaman akan dimasukkan ke dalam neraka, mendorong orang-orang beriman untuk melakukan amalan kebaikan dan tercegah melakukan pelanggaran dan penyimpangan. Oleh karena itu, Allah memberi keistimewaan kepada orang-orang beriman dengan menyelamatkannya dari siksaan neraka.

Para nabi dan rasul dan para pejuang agama, mendapatkan hak prerogatif untuk memberi syafaat kepada orang-orang beriman. Pemberian syafaat itu akan mengangkat mereka dari siksa neraka dan langsung terangkat untuk memasuki surga.

Orang masuk surga dengan berbagai cara. Ada yang melewati sirath dengan melesat seperti cahaya, atau berlari secepat kuda. Namun ada yang berlari dan berjalan, hingga merangkak, dan terseok-seok dengan susah payah. Tidak sedikit yang melewati neraka dengan merangkak hingga terpeleset dan masuk ke neraka. Dengan kata lain, semua manusia akan melewati neraka, tanpa kecuali.

Namun Allah menyelamatkan orang-orang beriman sehingga bisa terbebas dari api neraka yang melelehkan dan meluluhlantakkan kulit dan tulang belulang manusia. Allah turun tangan untuk membebaskan manusia bertakwa dari jeratan api neraka yang sangat dahsyat, serta membiarkan pelaku kezaliman.

ثُمَّ نُـنَجِّى الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَّنَذَرُ الظّٰلِمِيْنَ فِيْهَا جِثِيًّا

“Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut.” (Maryam: 72).

Perbuatan orang-orang bertakwa yang berjuang begitu gigih dan tangguh untuk patuh dan tunduk syariat, membuat Allah menyelamatkan mereka dari jilatan api neraka yang berkobar-kobar.

Inilah kabar gembira bagi orang yang beriman yang telah bersungguh-sungguh dalam menjalankan perintah agama ini. Hal ini juga sebagai kabar penghinaan bagi orang-orang yang menolak adanya hari kebangkitan sehingga mendorongnya berbuat kemaksiatan dan pembangkangan terhadap agama ini.

Surabaya, 27 April 2022
Dr. Slamet Muliono R.
Wakil Dekan III Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
UIN Sunan Ampel Surabaya (2018-2022)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment